8 Fakta KKB Menyerang 35 Marinir dari Segala Arah, Ngeri, Prada Yotam Bugiangge Masih Misteri

Senin, 28 Maret 2022 – 13:24 WIB
Evakuasi personel Yonif Marinir 3 yang terluka dalam kontak tembak dengan KKB Sabtu petang (26/3) di Kwareh Bawah, Kabupaten Nduga, Papua. Foto: ANTARA/HO/Pendam XVII Cenderawasih

jpnn.com, JAKARTA - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya menyerang pos Satgas Muara dan Pesisir (Mupe) yang berada di Quary Bawah, di Kampung Traslala, Distrik Kenyam, Nduga, Papua, pada Sabtu (26/3) petang.

Berikut sejumlah fakta terkait peristiwa penyerangan KKB terhadap Pos Satgas Mupe TNI.

BACA JUGA: Inilah Sosok Lettu Anumerta Marinir M Iqbal yang Gugur dalam Serangan KKB Papua

1. KKB menyerang dari berbagai arah

Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan kepada Antara di Jayapura mengatakan KKB menyerang Pos Satgas Mupe TNI dari berbagai arah.

"Mereka (anggota Satgas Mupe) diserang dari berbagai arah hingga menyebabkan jatuhnya 10 korban, " jelas Pangemanan yang dihubungi melalui telepon selulernya.

BACA JUGA: Sekilas Tentang Pelontar Granat yang Digunakan KKB Menyerang Pos Marinir

2. Jenis senjata yang dipakai KKB

Siaran pers Dinas Penerangan TNI AL menjelaskan KKB pimpinan Egianus Kogoya menyerang dengan melontarkan granat dari dua arah, yaitu dari belakang pasar dan arah Sungai Alguru sekitar pukul 5 sore waktu setempat.

3. Egianus Kogoya memegang pelontar granat jenis GLM

Kapolres Nduga Kompol I Komang Budhiarta kepada Antara pada Sabtu (26/3) malam mengatakan KKB menyerang dari dua arah dan mereka semuanya membawa senjata api.

BACA JUGA: 2 Prajurit Marinir Tewas Ditembak, KSAL Keluarkan Perintah

Komang mengatakan bunyi tembakan dari senjata pelontar granat jenis GLM yang dipegang Egianus Kogoya terdengar hingga ke Polres Nduga yang berjarak sekitar 1,2 KM dari Pos Satgas Mupe.

Saat kejadian, Komang mengaku sedang bersiaga di Kenyam bersama anggotanya.

GLM yang dibawa Egianus Kogoya beserta senjata api yang dibawa anggota KKB saat penyerangan merupakan senjata rampasan dan milik TNI .

4. Prajurit Marinir langsung membalas dan mengejar anggota KBB

Siaran pers Dinas Penerangan TNI AL menjelaskan, saat diserang KKB, 35 prajurit Korps Marinir TNI AL membalas menembak dan mengejar pelaku penyerangan.

Komandan Satuan Tugas kemudian memerintahkan dua Tim Trisula, masing-masing dipimpin oleh Kapten Mar Ari Mahendra dan Letda Mar Pujo Pratikno untuk membantu pasukan di Pos Quary Bawah.

5. Dua personel Marinir gugur

Serangan KKB menyebabkan dua prajurit Marinir gugur dan delapan prajurit Marinir dari Yonif Marinir 3 terluka.

Pengemanan mengatakan dua personel Marinir yang meninggal ialah Letda Marinir Muhammad Iqbal dan Pratu Marinir Wilson Anderson Here. Letda Iqbal menjabat sebagai komandan peleton.

Sementara dua lainnya dalam keadaan kritis, dan enam prajurit lainnya luka ringan.

Prajurit yang dalam keadaan kritis, yaitu Serda Mar Rendi Febriansyah dan Serda Mar Ebit Erisman.

Enam lainnya yang luka-luka, yaitu Serda Mar Bayu Pratama, Pratu Mar Rahmad Sulman, Prada Mar La Harmin, dan Prada Mar Alif Dwi Putra.

Satgas Mupe di Kenyam beranggotakan sekitar 250 prajurit dari Yonif Marinir 3. Namun, yang bertugas di pos tersebut 35 orang.

"Belum dipastikan apa yang menyebabkan mereka diserang KKB yang diduga dipimpin Egianus Kogoya dan itu akan diselidiki," kata Brigjen TNI Izak Pangemanan.

6. Masyarakat sudah mendengar KKB bakal melakukan serangan

Kapolres Nduga Kompol I Komang Budhiarta mengatakan sebelum penyerangan terjadi, masyarakat di sekitar Kenyam sudah mendengar informasi yang menyatakan KKB akan melakukan penyerangan. Namun, tidak diketahui pasti kapan dan kemana.

"Hari ini (Sabtu (26/3) hingga siang situasi kamtibmas di sekitar Kenyam kondusif. Namun, tiba-tiba sekitar pukul 17.45 WIT, terdengar bunyi tembakan dan ada laporan pos Marinir di Quary Bawah diserang, " ungkap Komang.

7. Dua personel Marinir gugur, kibarkan bendera setengah tiang

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono memerintahkan jajarannya mengibarkan bendera setengah tiang selama 3 hari berturut-turut.

Hal ini sebagai wujud belasungkawa dan penghormatan kepada 2 prajurit Korps Marinir yang tewas di Nduga.

Pengibaran bendera setengah tiang itu mulai Senin (28/3) sampai Rabu (30/3) di seluruh markas dan pos TNI Angkatan Laut.

Keterangan Dinas Penerangan TNI AL yang diterima di Jakarta, Minggu, juga menjelaskan bahwa Kasal juga memerintahkan jajarannya di TNI AL menggelar Salat Gaib dan doa bersama.

“TNI Angkatan Laut dan masyarakat Papua berduka akibat gugurnya dua prajurit Marinir TNI AL terbaik yang selalu dekat dan membantu masyarakat sekitarnya,” demikian siaran pers Dinas Penerangan TNI AL.

8. Prada Yotam Bungiangge gabung KKB?

Prada Yotam Bugiangge merupakan putra kelahiran Kenyam. Informasi yang beredar di masyarakat menyebutkan yang bersangkutan sudah tiga minggu bergabung dengan KKB.

Menanggapi kabar tersebut, Komandan Korem 172 PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan menyatakan hingga kini belum ada laporan Prada Yotam Bungiangge telah bergabung dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua.

"Memang benar hingga kini belum ada laporan tentang bergabungnya Prada Yotam yang sebelumnya merupakan anggota Yonif 756/MWS dengan KKB pimpinan Egianus Kogoya," kata Brigjen TNI Izak Pangemanan kepada ANTARA, di Jayapura, Minggu.

Dia menjelaskan, Prada Yotam sebelum melarikan diri dengan membawa senjata api SS1 V1 sebetulnya sudah pindah ke Kodim Sarmi. Namun, yang bersangkutan belum melaporkan diri ke satuan yang baru.

Prada Yotam saat melarikan diri sedang bertugas di Kompi C Senggi, Kabupaten Keerom, tanggal 17 Desember 2021 saat yang bersangkutan piket dan senjata tersebut tanpa amunisi.

Hal senada disampaikan Kapolres Nduga AKBP Komang Budhiarta. Dia mengaku memang ada informasi menyebut Prada Yotam sudah bergabung dengan KKB pimpinan Egianus Kogoya.

"Namun kami belum bisa memastikan sejauhmana kebenaran informasi tersebut, walaupun sudah santer di tengah masyarakat," kata AKBP Komang yang dihubungi melalui telepon selulernya dari Jayapura. (antara/sam/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler