jpnn.com, JAKARTA - Publik akan memberikan penilaian kepada peserta debat capres. Biasanya, penilaian tersebut akan diberikan setelah tahapan Pilpres 2019 itu selesai.
Pengamat politik Emrus Sihombing mengatakan, penilaian yang diberikan publik dalam rangka menentukan kemenangan bisa dalam bentuk skor kuantitatif. Emrus menjelaskan, setidaknya ada dua hal yang memengaruhi penilaian publik kepada peserta debat.
BACA JUGA: Pak Jokowi & KH Maruf Tak Berangkat Bareng ke Lokasi Debat
Pertama, yang sudah melekat pada diri peserta debat. Yaitu, popularitas, prestasi, rekam jejak dan reputasi. "Oleh karena sudah melekat, publik telah memberikan penilain kepada peserta debat sebelum debat dilaksanakan," kata Emrus, Kamis (17/1).
Dia menambahkan popularitas bisa dilihat dari dua aspek. Yakni popularitas dari sisi yang menguntungkan dan merugikan peserta debat capres. Yang menguntungkan, apabila publik telah menilai peserta debat sebagai orang yang populer terkait dengan perilaku keseharian yang sesuai dengan rasa nyaman masyarakat.
BACA JUGA: Surya Yakin Jokowi - Maâruf Menang Mudah di Debat Capres
"Yang merugikan, ya sebaliknya. Jadi, ada pertarungan popularitas," ungkapnya.
Dia menambahkan, prestasi ini bisa dilihat selama memegang posisi atau suatu kepercayaan dari masyarakat. Jadi, tidak harus memegang jabatan presiden yang sedang dipertandingkan. Tetapi status sosial di bidang profesi lainnya.
BACA JUGA: Bagi Tugas saat Debat Capres, Ini Bagian Maruf Amin
Penilaian atas prestasi akan lebih baik bila itu merupakan yang luar biasa dan unik, tidak merupakan duplikasi dari tokoh tertentu. "Jadi, prestasi hal penting juga," tegasnya.
Dia melanjutkan, rekam jejak juga menentukan penilaian. Jika rekam jejak pelaku debat tervalidasi sebagai sosok yang baik, atau senantiasa berada pada garis moral, etika dan hukum yang berlaku, maka lebih cenderung akan mendapat penilaian subyektif yang positif dari publik.
"Demikian sebaliknya. Jadi, rekam jejak hal yang harus tetap terjaga," paparnya.
Menurutnya, reputasi merupakan opini umum dari masyarakat tentang nama baik peserta debat. Nama baik peserta debat yang sudah tertanam di peta kognisi publik akan memberikan penilain positif terhadap tokoh tersebut.
"Demikian sebaliknya. Reputasi juga dipertaruhkan," ujarnya.
Kedua, lanjut dia, apa yang terjadi di panggung saat perdebatan berlangsung. Setidaknya ada empat unsur terkait performa debat yang memengaruhi penilaian publik yaitu program, retorika, akting, dan rasionalitas,
Program harus menjawab persoalan publik. Peserta debat mendapat penilain bagus dari publik bila program tersebut konkrit, baik dari aspek capaian, pendanaan, proses dan interval waktu yang operasional. Demikian sebaliknya. "Program ibarat peluru yang dilontarkan ke peta kognisi semua khlayak," ujarnya.
Dalam retorika ini, peserta debat akan mendapat penilaian yang baik dari khalayak bila betul-betul menguasai materi yang disampaikan, menarik perhatian dan menimbulkan simpati, serta dapat diterima akal sehat masyarakat. "Demikian sebaliknya. Jadi, diperlukan strategi retorika yang jitu untuk dapat memenangkan pertarungan debat," katanya.
Selain itu, kata dia, akting juga perlu. Akting yang bagus akan mendapat pujian yang baik dari publik. Misalnya, cara berpakaian, berdiri, pandangan mata, posisi dan gerakan tangan serta kaki, intonasi suara, dan sebagainya. "Demikian sebaliknya. Karena itu, acting harus dikelola dengan baik," lanjut Emrus.
Argumentasi yang berbasis pada rasionalitas sangat penting. Misalnya, mengatakan bahwa hukum tajam ke bawah, tumpul ke atas. Pendapat ini harus disertai dukungan fakta, data, bukti hukum yang sudah teruji viliditasnya dan disertai dengan argumentasi yang rasional.
"Bila tidak, bisa mendapat serangan balik dari lawan debat," tuntas direktur eksekutif EmrusCorner, itu.(Boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi - Maâruf Sudah Sangat Mengusai Materi Debat
Redaktur & Reporter : Boy