8 Ikhtiar Ganjar untuk Bidang Pendidikan di Jateng Menuju Indonesia Emas

Jumat, 04 Agustus 2023 – 14:45 WIB
Ganjar Pranowo selama memimpin Jateng sangat perhatian pada sektor pendidikan. Dok: Tim Media Ganjar.

jpnn.com - JAKARTA -- Pada Selasa lalu (2/8) Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menghadiri Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Pesantren Buntet 2023 Cirebon, Jawa Barat.

Acara itu juga dirangkai dengan seminar yang mengangkat tema Transformasi dan Penguatan Pendidikan Karakter di Pesantren Dalam Mewujudkan Indonesia Emas.

BACA JUGA: Gus Gus Nusantara Dukung Ganjar Gelar Istigasah Bareng Santri di Blitar

Pengasuh Pesantren Buntet KH. Adib Rofiudin Izza sebagai sahibulbait mengatakan dari tema itu menunjukkan saat ini Indonesia belum menjadi emas.

"Judulnya Mewujudkan Indonesia Emas, berarti Indonesia belum jadi emas. Yang akan mengemaskan insyaallah nanti Pak Ganjar," ujar Kiai Adib saat menyampaikan kata sambutan.

BACA JUGA: Ganjar Dianggap Bacapres yang Akan Melanjutkan Program Jokowi

Pimpinan Pondok Pesantren Buntet Cirebon, Jawa Barat, KH Adib Rofiuddin Izza (Antara/HO-Dok pribadi)

BACA JUGA: Baidowi PPP soal Koalisi Pendukung Ganjar: Tanpa PSI Tak Masalah

Memang Ganjar selama memimpin Jateng sangat perhatian pada sektor pendidikan.

Gubernur ke-15 Jateng itu telah menjalankan delapan program di bidang pendidikan untuk memajukan sumber daya manusia (SDM) dan generasi penerus di provinsinya.

Menurut Ganjar, SDM menjadi kunci untuk menyambut bonus demografi menyongsong Indonesia Emas 2045.

Oleh karena itu, cita-cita tentang Indonesia Emas tidak akan terwujud.

"Jadi, inilah pentingnya investasi SDM melalui sektor pendidikan. Pendidikan yang berkualitas harus bisa diakses secara mudah, murah, dan merata untuk seluruh lapisan masyarakat, di mana pun mereka berada," ujar Ganjar belum lama ini.

Ganjar juga mencatat sejumlah persoalan di bidang pendidikan.

Misalnya, kesenjangan antardaerah dalam hal fasilitas dan kualitas pendidikan.

Namun, Ganjar sudah mencanangkan sejumlah program sebagai terobosan untuk mengatasi masalah kesenjangan pendidikan di Jateng.

Peraih gelar S.H. dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) menggulirkan pendidikan gratis di sekolah negeri, mendirikan sekolah virtual, membangun sekolah menegah kejuruan (SMK) bersistem asrama (boarding) yang seluruhnya gratis, menjadikan 15 SMKN menjadi semi-boarding, dan yang tidak kalah penting ialah memberantas pungli di lingkungan pendidikan.

Berikut ini adalah inovasi Ganjar untuk bidang pendidikan di Jateng:

1. Gubernur Mengajar
Sejak menjadi gubernur Jateng pada 2013, Ganjar getol masuk ke berbagai sekolah. Melalui program Gubernur Mengajar, tokoh yang hari ulang tahunnya bersamaan dengan peringatan Sumpah Pemuda itu mendatangi sekolah-sekolah di Jateng guna berdialog langsung dengan para siswa.

Hal yang selalu disuarakan Ganjar dalam Gubernur Mengajar ialah pengetahuan politik, antikorupsi, tanggap bencana, hingga antiradikalisme. Melalui program itu pula Ganjar memberikan wawasan tentang politik dan pemerintahan yang bersih kepada generasi penerus bangsa.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Foto: Ricardo/JPNN.com

2. Pembebasan Biaya Pendidikan

Sejak 2020, Ganjar menggratiskan biaya sekolah di seluruh SMA/SMK/SLB negeri di Jateng.

Oleh karena itu, seluruh sekolah yang berada di bawah kendali Pemprov Jateng dilarang memungut sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) dari para siswanya.

Bersamaan dengan itu, Pemprov Jateng menggelontorkan Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Pendidikan sehingga siswa bisa bersekolah secara gratis dan tidak terbebani SPP.

Pada 2022, Pemprov Jateng mengalokasikan anggaran BOP Pendidikan untuk SMA/SMK/SLB Negeri sebesar Rp 769.714.070.000.

Kebijakan itu tidak hanya untuk SMA, SMK, maupun SLB negeri, tetapi juga sekolah swasta.

Ganjar mengucurkan bantuan untuk sekolah swasta melalui program Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda).

Pada 2022, anggaran Bosda mencapai Rp 159.431.400.000. Anggaran sebesar itu dialokasikan untuk 607.021 siswa dari 1.917 sekolah.

Kebijakan itu berdampak positif dalam mengurangi angka anak putus sekolah. Pada periode 2018 hingga 2021, angka penurunan anak putus sekolah di Jateng mencapai 50 persen.

3. Sekolah Kejuruan Gratis Berasrama

Pada 2014, Ganjar Pranowo mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Jateng. Sekolah vokasi menerapkan pola boarding atau asrama yang dikhususkan bagi warga miskin di Jawa Tengah.

Model sekolah negeri berasrama gratis seperti SMKN Jateng tersebur menjadi satu-satunya di Indonesia. Awalnya SMKN Jateng itu didirikan di Kota Semarang, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Purbalingga.

Pada 2022, SMKN Jateng diperluas dengan pola semi-boarding di 15 daerah. Dengan sistem asrama, pihak sekolah menyediakan tempat tinggal sekaligus kebutuhan sehari-hari para siswanya.

Pemprov Jateng menanggung semua kebutuhan itu. Para siswa juga mendapatkan seragam maupun perlengkapan sekolah.

Sejak dibuka pada 2014, SMKN Jateng telah menghasilkan 1.837 lulusan. Dari jumlah itu, sebagian besar atau 80 persen langsung terserap di dunia kerja.

Sisanya, ada yang membuka usaha atau melanjutkan ke perguruan tinggi. Keberadaan SMKN Jateng itu juga berkontribusi signifikan dalam mengurangi angka kemiskinan di provinsi yang beribu kota di Semarang tersebut.

4. Sekolah Virtual

Ganjar dikenal sebagai kepala daerah yang melek teknologi informasi. Saat pandemi Covid-19 melanda dunia, Ganjar merintis sekolah virtual.

Pada 13 Oktober 2020, Ganjar meluncurkan penerapan sekolah virtual di SMAN 1 Kemusu, Boyolali dan SMAN 3 Brebes.

Sekolah model itu menerapkan proses dan jam belajar mengajar yang fleksibel.

Jadwalnya pun bisa disesuaikan supaya tidak mengganggu aktivitas utama para siswa yang kebanyakan sudah bekerja, bahkan ada yang menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.

Dengan demikian, mereka tetap bisa menimba ilmu di sekolah virtual. Para anak didik di sekolah vrtual itu pun tidak dipungut biaya, dan akan memperoleh ijazah saat lulus.

Para pelajar sekolah virtual juga memperoleh fasilitas penunjang, seperti ponsel pintar, paket internet, dan beasiswa.

5. Merintis Sekolah di Daerah Terpencil (Zona Blank Spot)

Upaya Ganjar memeratakan pendidikan di Jateng juga menjangkau daerah-daerah terpencil dengan fasilitas minim.

Oleh karena itu, Pemprov Jateng membangun tiga sekolah negeri di kawasan remote area atau blank spot di Jateng, yakni SMAN Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar, SMKN Lumbir di Kabupaten Banyumas, dan SMKN Pagentan di Banjarnegara.

6. Pendidikan Inklusif

Pemprov Jateng juga getol menjamin pendidikan yang setara dan merata, termasuk bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

Oleh karena itu, Pemprov Jateng menyediakan guru pendamping bagi siswa berkebutuhan khusus, berserta sarana dan prasarana yang ramah disabilitas.

Kebijakan yang inklusif itu juga diterapkan pada seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Terdapat jalur luar jaringan atau offline pendampingan khusus untuk rekan-rekan difabel.

7. Meningkatkan Kualitas Pendidikan Vokasi

Jateng sudah menerapkan pendidikan vokasi sejak cukup lama. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pun mengapresiasi langkah Pemprov Jateng dalam mempercepat implementasi link and match antara dunia pendidikan dengan dunia industri dan dunia kerja (IDUKA).

Ganjar telah memprakarsai kerja sama antara Pemprov Jateng dengan Kawasan Industri Kendal (KIK).

Melalui kerja sama itu, Pemprov Jateng menawarkan sistem ijon kepada perusahaan atau pelaku industri di KIK untuk menampung siswa SMK.

Dengan demikian, lulusan SMK di Jawa Tengah bisa memenuhi kebutuhan tenaga kerja perusahaan di KIK.

8. Penerapan Kurikulum Pendidikan Antikorupsi

Jawa Tengah menjadi provinsi pertama di Indonesia yang menerapkan kurikulum antikorupsi. Pendidikan antikorupsi itu diatur melalui Peraturan Gubernur (Pergub) No 10 Tahun 2019 tentang Implementasi Pendidikan Antikorupsi di Jawa Tengah.

Kurikulum ini pertama diterapkan di 23 SMA Negeri sederajat. Per Agustus 2019 sudah 367 SMA sederajat negeri dan swasta di Jateng yang menerapkan kurikulum antikorupsi.

Pada September 2019, kurikulum itu diikuti dari jenjang SD hingga SMA negeri dan swasta.

Selain itu, bupati/wali kota se-Jateng juga telah menandatangani kesepakatan penerapan pendidikan antikorupsi. Dalam pelaksanaannya, program ini didampingi oleh KPK.

Dalam berbagai kesempatan Ganjar mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengalokasikan dana besar untuk investasi di bidang infrastruktur.

Menurut Ganjar, pekerjaan selanjutnya setelah bidang infrastruktur ialah investasi besar-besaran di bidang pendidikan.

"Berikutnya harus dialihkan pada pendidikan,” kata Ganjar," tuturnya. (jpnn.com)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler