8 Kiat Merawat Penderita Strok untuk Pasien Lansia Saat Berada di Rumah

Jumat, 21 Agustus 2020 – 12:49 WIB
Ilustrasi lansia. Foto: Radar Semarang/JPNN

jpnn.com - Penyakit strok umumnya sudah dikenal sebagai salah satu kondisi yang berbahaya. Strok merupakan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. 

Perawatan Strok untuk Pasien Lansia

BACA JUGA: Pasien COVID-19 Berusia di Bawah 50 Tahun Rentan Terkena Strok, Waspada!

Nah, berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat merawat pasien strok di rumah:

1. Dampingi Selalu

Perlakukan diri Anda seperti asisten pribadinya. Bila pasien belum mampu bergerak sendiri, bantulah ia saat ingin bergerak dan berikan penyangga bila diperlukan. Pendampingan yang baik akan membuat pasien selalu merasa nyaman.

BACA JUGA: 7 Cara Melunturkan Lemak Setelah Banyak Makan Gorengan

2. Ajak Pasien untuk Bergerak

Latih pasien dengan menggerakkan semua sendi di tubuhnya selama dua hari sekali secara rutin.

Ini dapat mencegah kekakuan pada bagian tubuh pasien yang lemah dan merangsang sel-sel otak agar dapat menjalankan fungsinya kembali dengan baik.

BACA JUGA: Kolesterol Tinggi Bisa Tingkatkan Risiko Strok

3. Bantu Latihan Berjalan dan Menelan

Pasien stroke sering kali mengalami gangguan menelan. Jadi, bantu ia untuk duduk tegak saat makan.

Ketika pasien hendak menelan makanannya, beri arahan untuk memutar kepala ke sisi yang lemah, menekuk leher dan kepalanya. Hal ini bertujuan agar jalan napas pasien mudah menutup saat menelan makanan.

Jika terdapat kelemahan di anggota gerak bawah, maka Anda dapat melatihnya untuk berjalan dan menjaga keseimbangannya saat berdiri.

4. Ajak Bicara

Agar pasien dapat kembali berkomunikasi dengan lancar, sering-seringlah mengajaknya mengobrol. Saat bicara, hadapkan wajah Anda ke pasien agar ia bisa melihat gerak bibir dan ekspresi wajah.

Usahakan bicara dengan tenang dan perlahan, serta dengan intonasi suara yang tidak tinggi.

5. Latih Kesehatan Otaknya

Bantu pasien untuk melatih otaknya dengan memberi informasi hari, waktu, dan mengingat nama orang-orang di sekitarnya.

Dengan demikian, sel-sel di dalam otak akan bekerja aktif. Cara ini dapat membantu mempercepat proses pemulihan pasien.

6. Hindari Memberikan Kasur Empuk

Tempat tidur atau kasur yang empuk dapat membuat otot-otot tubuh mengalami kelemahan kekuatan otot. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai jenis kasur yang sebaiknya digunakan.

7. Ciptakan Lingkungan yang Aman

Untuk menjaga keamanan pasien, jauhkan ia dari barang atau sesuatu yang berbahaya. Pastikan area kamar mandi menggunakan keset anti-licin agar pasien tidak mudah terpeleset.

8. Menggunakan Popok Dewasa yang Tepat

Penderita strok cenderung mengalami keterbatasan dalam bergerak, begitu juga aktivitas ke toilet.

Pasca strok, otot kandung kemih melemah, sehingga proses pelepasan urine menjadi tidak dapat dikontrol atau inkontinensia urine.

Penggunaan popok dewasa merupakan solusi tepat bagi penderita strok. Selain mempermudah caregiver dalam perawatan, dapat memberikan kenyamanan juga bagi pengguna.

Untuk penderita dengan kondisi berbaring, disarankan menggunakan popok dewasa tipe perekat.

Sedangkan, untuk penderita dengan kondisi yang masih bisa berjalan namun membutuhkan bantuan, lebih tepat menggunakan popok dewasa tipe celana dengan daya tampung maksimal.

Ini beberapa tips penggunaan popok dewasa bagi penderita strok:

  • Jaga kebersihan diri pasien dengan rutin mengganti popok, yaitu pertama saat pagi, kedua saat siang, dan satu popok saat malam hari.
  • Karena aktivitas pasien di siang dan malam hari berbeda, begitu juga dengan penggunaan popoknya. Pastikan gunakan dua jenis popok yang berbeda, yaitu popok dewasa khusus penggunaan siang dan malam hari.(FR/AYU/klikdokter)

 


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler