Kolesterol Tinggi Bisa Tingkatkan Risiko Strok

Senin, 20 April 2020 – 04:34 WIB
Strok. Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com - Kolesterol tinggi masih menjadi momok tersembunyi yang mematikan. Walau begitu, banyak orang tidak menganggapnya serius. Mungkin karena kondisi ini sering kali tidak menimbulkan gejala.

Padahal, kolesterol tinggi bisa berujung pada berbagai penyakit berbahaya, salah satunya strok.

BACA JUGA: Benarkah Obat Strok Bisa Bantu Pasien COVID-19 Sembuh?

Menghindari penyebab strok bisa menjadi langkah tepat untuk mengurangi risiko kejadiannya di kemudian hari. Satu di antara langkah tersebut adalah menjaga kadar kolesterol tetap dalam batas normal.

Berbagai penelitian membuktikan bahwa kolesterol tinggi bisa jadi biang kerok serangan strok yang berpotensi mengancam nyawa.

BACA JUGA: 3 Kiat Supaya Berat Badan Tetap Ideal Selama di Rumah Saja

Berkenalan dengan Kolesterol

Pada dasarnya, kolesterol adalah salah satu jenis lemak yang dibentuk oleh tubuh dan memiliki banyak fungsi, seperti memproduksi hormon dan mencerna makanan. Selain dibentuk sendiri, zat lemak ini juga bisa diperoleh dari apa yang kita makan.

BACA JUGA: Banyak yang Salah Paham, Kezia Karamoy Jelaskan Mengenai Kabar Ayahnya Meninggal

Di dalam tubuh, kolesterol diukur dalam tiga kategori, yaitu kolesterol total, HDL, dan LDL.

Jenis kolesterol baik dinamakan high-density lipoprotein (HDL). Makin tinggi kadar HDL, makin baik untuk tubuh. HDL akan membantu seseorang untuk tetap sehat dan terhindar dari penyakit berbahaya, seperti serangan jantung dan strok.

Berkebalikan dengan HDL, jenis kolesterol jahat yang dinamakan low-density lipoprotein (LDL) sangat berbahaya bagi kesehatan. Bila jumlahnya berlebihan, kolesterol jahat ini akan menumpuk di dinding pembuluh darah.

Tidak hanya pembuluh darah kecil yang jadi korbannya, tapi juga pembuluh darah besar yang mengalirkan darah, oksigen, dan makanan ke jantung serta otak. Bila sudah tersumbat, kesejahteraan dan kesehatan sel-selnya lah yang jadi korban utamanya.

Gaya hidup yang tidak sehat dapat mendongkrak kadar kolesterol dalam darah. Misalnya, pola makan tinggi lemak, memiliki berat badan berlebih, kurang olahraga, dan riwayat kolesterol tinggi dalam keluarga.

Bahaya Kolesterol Tinggi

Kolesterol tinggi, atau hiperlipidemia, meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah. Seperti yang sudah dijelaskan, kelebihan kolesterol dalam darah akan menumpuk di dinding pembuluh darah, baik pembuluh darah kecil maupun pembuluh darah besar.

Pembuluh darah kecil ini mengalirkan darah pada mata, ginjal, dan ujung jari tangan serta kaki. Tak hanya pembuluh darah kecil, pembuluh darah yang ukurannya lebih besar juga tidak luput dari intaian tumpukan kolesterol.

Kolesterol ini dapat menumpuk dan menyumbat pembuluh darah besar yang mengalirkan darah ke jantung. Akibatnya, suplai darah dan oksigen berkurang sehingga memicu serangan jantung.

Bila aliran darah ke otak juga terganggu akibat sumbatan, maka bisa menjadi penyebab strok.

Kolesterol Tinggi Bisa Picu Strok

Hampir sama dengan apa yang terjadi pada pembuluh darah jantung tadi, tumpukan kolesterol pada pembuluh darah otak akan menghambat aliran oksigen, makanan, dan berbagai zat penting lainnya.

Tumpukan tersebut membuat pembuluh darah semakin sempit, atau disebut juga dengan aterosklerosis. Hal ini dapat menyebabkan adanya pembekuan darah.

Selain itu, sel-sel yang kekurangan makanan dan oksigen juga perlahan akan menurun kondisinya, terhambat kerjanya dan lama-kelamaan mati. Matinya sel otak ditandai dengan serangan strok.

Cara Menurunkan Kadar Kolesterol

Untuk mencegah terjadinya strok, mengontrol kolesterol adalah salah satu kuncinya. Beberapa hal berikut bisa menjadi cara menurunkan kadar kolesterol tinggi.

Terapkanlah pola makan yang tepat dari sekarang. Biasakan konsumsi makanan yang bergizi seimbang dengan ragam menu yang sehat. Hindari sumber kolesterol jahat seperti gorengan, mentega, daging berlemak, dan jeroan hewan.

Sebaliknya, perbanyak makanan yang mengandung lemak baik seperti salmon, tuna, sarden, dan kacang-kacangan. Lakukan juga olahraga rutin sekitar 2-3 kali seminggu selama 30 menit.

Olahraga seperti bersepeda, berenang, lari, bahkan jalan santai pun bisa dilakukan untuk tetap aktif.

Dengan mengatur pola makan dan olahraga, maka berat badan pun juga akan lebih terkontrol sehingga dapat menurunkan risiko penyebab strok. Selain itu, menghindari merokok dan konsumsi alkohol juga penting untuk mencegah peningkatan kolesterol dalam tubuh.

Kolesterol dalam batas normal memang diperlukan oleh tubuh. Namun kondisi kolesterol tinggi dapat meningkatkan terjadinya risiko strok.

Dengan menjalani pola hidup sehat secara konsisten, kolesterol tetap terjaga stabil, risiko strok pun dapat diminimalkan.(FY/RS/klikdokter)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler