TAK sedikit pasangan suami-isteri yang bercerai karena sang suami menderita disfungsi seksualMereka malas berkonsultasi ke dokter.
Hasil penelitian menunjukkan, 10-15 persen penduduk dunia mengalami disfungsi seksual, seperti impotensi dan ejakulasi dini
BACA JUGA: Sciencetifikasi Jamu Terbentur Penelitian
Bayangkan 10 persen saja dari total penduduk Indonesia (sekitar 237 juta), lebih dari 20 juta mengalami masalah seksual.Angka ini masih jauh lebih kecil dibandingkan jumlah pria yang tidak mendapatkan pengobatan
Secara umum, menurut Fithrie, ada beberapa alasan yang menyebabkan pria malas berobat
BACA JUGA: Izin Praktik Dokter Boyke Terancam Dicabut
Pertama, pasien menganggap kondisi disfungsi seksual ini bukan suatu yang prioritas.“Tanpa berobat pun, dia bisa jalan-jalan di luar seperti orang sehat
BACA JUGA: Pulang Haji, Mengapa Masih Batuk?
Kedua, si istri tidak pernah berani komplain.Fithrie menilai, istri orang Indonesia cenderung menerima keadaan (pasrah)Tetapi, untuk generasi sekarang, para perempuan tidak lagi berpikir seperti ituPasalnya, kenikmatan seksual harus menjadi hak bersama.
“Sebuah penelitian di Inggris dan Amerika menunjukkan, sekitar 25 persen perceraian dan perselingkuhan umumnya terjadi karena hubungan seks tidak berjalan baik dan karena masalah disfungsi ereksi,” tambahnya.
Di beberapa negara maju persoalan disfungsi seksual sudah dianggap sebagai problem sosial, dan bukan lagi permasalahan individu sajaOleh karena itu, segala macam kondisi terkait disfungsi seksual telah di-cover oleh asuransi.
Sedangkan di Indonesia, pemerintah masih menganggap bahwa persoalan disfungsi seksual sebagai masalah kosmetik“Paling baru-baru sekarang saja pemerintah membicarakan disfungsi seksualDulu, masalah ini dianggap tabuPadahal, sebenarnya ini masalah cukup besar,” paparnya.
Selama 15 tahun buka praktek di Indonesia, On Clinic Indonesia telah menangani sekitar 180.000 pasien dengan problem disfungsi seksual, baik disfungsi ereksi (impotensi) maupun ejakulasi dini.
Sementara itu, ProfJack Vaisman, pendiri On Clinic Internasional mengatakan, penyebab disfungsi seksual secara garis besar dibagi dua, yakni masalah psikologis dan fisik (organik).
Penelitian terdahulu menunjukkan, masalah psikologis seseorang sangat mempengaruhi disfungsi seksual sebesar 70-80 persenSisanya 20 persen disebabkan masalah fisik.
Akan tetapi, lanjut Jack Vaisman, sebuah penelitian terbaru pada awal 1980-an sampai sekarang menyimpulkan bahwa penyebab utama masalah disfungsi seksual akibat faktor fisik (organik)Ini berkisar 80 persenPenyebabnya multifaktorialAntara lain diabetes, kolesterol, hipertensi, gaya hidup (merokok dan alkohol, narkoba)Sedangkan, 20 persen disebabkan faktor psikis.
Dikatakan, masalah psikis itu otomatis akan baik dengan sendirinya kalau masalah fisiknya sudah dapat diobati“Masalah psikis biasanya temporer, sementara sifatnya,” katanyaYang tak kalah pentingnya, katanya, kalau kaum pria ingin panjang umur, sering-seringlah melakukan aktivitas seksual yang baik.
Fithrie Firdaus menambahkan, masyarakat harus memperoleh informasi yang benar dan tepat mengenai pengobatan gangguan seksual.
Dikatakan, banyaknya obat ilegal yang dijual bebas di pinggir jalan jadi ancaman berbahaya bagi kesehatan. “Secara jujur, banyak sekali industri jamu kita yang bilang itu obat kuat dan herbalTapi, isinya ternyata viagra dengan dosis 300 mgPadahal, dosis maksimal viagra hanya 100 miligram,” pungkasnya(RMOL/rakyatmerdeka)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jumlah Perokok di Indonesia Terbesar Ketiga Dunia
Redaktur : Tim Redaksi