80 Persen Masalah Seksual Dipicu Diabetes dan Kolestrol

Jumat, 18 November 2011 – 18:37 WIB

TAK sedikit pasangan suami-isteri yang bercerai karena sang suami menderita disfungsi seksualMereka malas berkonsultasi ke dokter.

Hasil penelitian menunjukkan, 10-15  persen penduduk dunia mengalami disfungsi sek­sual, seperti impotensi dan ejakulasi dini

BACA JUGA: Sciencetifikasi Jamu Terbentur Penelitian

Bayangkan 10 persen saja dari total penduduk Indonesia (sekitar 237 juta), lebih dari 20 juta mengalami masalah seksual.

Angka ini masih jauh lebih kecil dibandingkan jumlah pria yang tidak mendapatkan pe­ngo­batan
“Yang kita takutkan adalah pasien-pasien ini berobat di pinggir jalan atau tempat-tempat yang tidak bisa diper­tang­gung­jawabkan secara medis,” kata General Manager On Clinic Indo­nesia, Fithrie Firdaus di sela seminar “Disfungsi Seksual Pria dan Wanita” di Jakarta, Sabtu (12/11).

Secara umum, menurut Fithrie, ada beberapa alasan yang menyebabkan pria malas  berobat

BACA JUGA: Izin Praktik Dokter Boyke Terancam Dicabut

Per­tama, pasien menganggap kon­disi disfungsi seksual ini bu­kan suatu yang prioritas.

“Tanpa berobat pun, dia bisa jalan-jalan di luar seperti orang se­hat
Karena yang tahu cuma dia dan pasangannya,” kata dia

BACA JUGA: Pulang Haji, Mengapa Masih Batuk?

Kedua, si istri tidak pernah berani komplain.

Fithrie menilai, istri orang Indonesia cenderung menerima keadaan (pasrah)Tetapi, untuk generasi sekarang, para perem­puan tidak lagi berpikir seperti ituPasalnya, kenikmatan seksual harus menjadi hak bersama.

“Sebuah penelitian di Inggris dan Amerika menunjukkan, sekitar 25 persen perceraian dan per­selingkuhan umumnya terjadi karena hubungan seks tidak ber­jalan baik dan karena masalah disfungsi ereksi,” tambahnya.

Di beberapa negara maju persoalan disfungsi seksual sudah dianggap sebagai problem sosial, dan bukan lagi permasalahan individu sajaOleh karena itu, segala macam kondisi terkait disfungsi seksual telah di-cover oleh asuransi.               

Sedangkan di Indonesia, pe­me­rintah masih menganggap bahwa persoalan disfungsi seksual seba­gai masalah kosmetik“Paling baru-baru sekarang saja peme­rintah membicarakan disfungsi sek­sualDulu, masalah ini diang­gap tabuPadahal, sebenarnya ini masalah cukup besar,”  paparnya.

Selama 15 tahun buka praktek di Indonesia, On Clinic Indonesia telah menangani sekitar 180.000 pasien dengan problem disfungsi seksual, baik disfungsi ereksi (impotensi) maupun ejakulasi dini.

Sementara itu, ProfJack Vais­man, pendiri On Clinic Inter­nasional mengatakan, penyebab disfungsi seksual secara garis be­sar dibagi dua, yakni masalah psikologis dan fisik (organik).

Penelitian terdahulu me­nun­jukkan, masalah psikologis se­seorang sangat mempengaruhi  disfungsi seksual sebesar 70-80 persenSisanya 20 persen di­sebabkan masalah fisik.

Akan tetapi, lanjut  Jack Vais­man, sebuah penelitian terbaru pad­a awal 1980-an sampai sekarang menyimpulkan bahwa penyebab utama masalah disfungsi seksual akibat faktor fisik (organik)Ini berkisar 80 persenPenyebabnya multifaktorialAntara lain diabetes, kolesterol, hipertensi, gaya hidup (merokok dan alkohol, narkoba)Sedangkan, 20 persen disebabkan faktor psikis.

Dikatakan, masalah psikis itu otomatis akan baik dengan sen­dirinya kalau masalah fisiknya sudah dapat diobati“Masalah psikis biasanya temporer, sementara sifatnya,”  katanyaYang tak kalah pentingnya, katanya, ka­lau kaum pria ingin panjang umur, sering-seringlah melaku­kan aktivitas seksual yang baik.

Fithrie Firdaus menambahkan, masyarakat harus memperoleh informasi yang benar dan tepat mengenai pengobatan gangguan seksual.

Dikatakan, banyaknya obat ilegal yang dijual bebas di pinggir jalan  jadi ancaman berbahaya bagi kesehatan.   “Secara jujur, banyak sekali in­dustri jamu kita yang bilang itu obat kuat dan herbalTapi, isinya ternyata viagra dengan dosis 300 mgPadahal, dosis maksimal viagra hanya 100 miligram,” pungkasnya(RMOL/rakyatmerdeka)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jumlah Perokok di Indonesia Terbesar Ketiga Dunia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler