jpnn.com - JAKARTA - Pilkada 2017 sudah di ambang pintu. Semua pihak telah melakukan sejumlah persiapan agar bisa memenangkan kompetisi dalam memimpin daerahnya.
Tak terkecuali Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan yang untuk angkatan ketiga menyelenggarakan Sekolah Partai untuk calon Kepala Daerah.
BACA JUGA: Politikus Golkar Ini Wakili Indonesia di Konferensi Partai Politik se-Asia
“Sekolah ini sebagai bukti nyata. Program sekolah partai ini juga menjadi penanda kesiapan PDI Perjuangan mengikuti pilkada serentak. Mengikuti sekolah ini berarti para calon kepala daerah yang akan maju ke pilkada serentak telah menyatakan komitmennya dan siap untuk benar-benar bekerja keras untuk menang. Para calon kepala daerah dilarang keras menjadikan PDI Perjuangan hanya sebagai kendaraan politik semata,” terang sang Kepala Sekolah, Komarudin Watubun di Wisma Kinasih – Depok, Jumat, (2/9).
Menurut Komarudin, PDI Perjuangan sebagai partai politik pertama yang berinisiatif dan melaksanakan sekolah ini telah membuka tradisi baru bagi dunia politik di Indonesia.
BACA JUGA: Dicky Candra Dilirik PDIP
Melalui sekolah ini, kata Komar, akan semakin memberikan harapan dan optimalisasi PDI Perjuangan bisa memenangi Pilkada serentak pada tahun 2017 ini dan Pilkada serentak berikutnya.
“Pada Pilkada 2015, mereka yang ikut sekolah ini, 80 persen memenangkan kompetisi,” tambahnya.
BACA JUGA: Koalisi PPP-Golkar-NasDem, Bakal Tambah Dua Partai Lagi
Hal lain yang tak kalah pentingnya, kata Komar, melalui sekolah ini akan semakin memberikan jaminan perwujudan Trisakti Bung Karno dan jalannya koordinasi dan efektivitas visi Nawa Cita pemerintahan nasional saat ini yang dipimpin oleh Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Di sekolah inilah para peserta didik menanggalkan seragam, status dan posisi mereka. Mereka hadir sebagai kader yang tunduk dan patuh d ibawah tuntunan ideologi partai dengan motto berjuang untuk kesejahteraan rakyat.
Di sekolah ini peserta dibekali strategi pemenangan tentang bagaimana merebut pikiran dan hati rakyat, teknis penggalangan, tentang survei, strategi medan perang, manajemen pemenangan, cara merumuskan kebijakan, pelatihan komunikasi, pidato, debat, dan materi lainnya dengan menggunakan berbagai metode yang efektif dan menyenangkan dari sejumlah narasumber yang kompeten di bidangnya (internal dan eksternal partai).
Di samping itu di sekolah ini juga dibekali prinsip kedisiplinan, termasuk etika relasi antara petugas partai dengan partainya. Salah satu contoh bentuk kedisiplinan adalah bagi siswa yang tidak mematuhi tata tertib, sangat mungkin dicabut rekomendasinya dari pencalonan.
Menurut Komar, setidaknya ada tiga hal penting yang akan didapat. Pertama, menguatkan calon kepala daerah untuk merumuskan visi, misi serta tawaran kebijakan yang pro-rakyat dengan mengacu pada ideologi partai.
Kedua, memberikan penguatan kapasitas para personal calon kepala daerah dari sisi kompetensi dan integritas dalam mempersiapkan diri sebagai pengelola pemerintahan. Dan ketiga, membangun konsolidasi partai dan mesin partai dalam menghadapi pilkada. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPU Tolak Napi Ikut Pilkada, Keputusan Akhir di Tangan DPR
Redaktur : Tim Redaksi