820 Orang Belajar Marketing dan Finance lewat Daring PPM

Jumat, 03 September 2021 – 22:33 WIB
Kegiatan Public Class Saturday with the Professors. Foto: dok PPM

jpnn.com, JAKARTA - PPM School of Management kembali menggelar kegiatan serupa bertajuk Saturday with the Professors baru-baru ini setelah sukses pada gelaran EPIC FEST untuk program S1 di Juli lalu.

Kegiatan yang menyasar publik rentang usia 21-50 tahun ini mendapat sambutan yang sangat luar biasa.

BACA JUGA: PPM Manajemen Tetap Beri Inovasi Pelayanan, Dancing with The Pandemic

Terbukti, jumlah partisipan tercatat mencapai 820 orang. Public class merupakan kegiatan yang menjadi ‘produk pandemi’ PPM SoM.

Meski pandemi Covid-19 belum berakhir, komitmen PPM SoM untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia yang berpengetahuan dan memiliki praktik bisnis beretika tidak berkurang.

BACA JUGA: Gelar PPM, Fikom UMB Berharap Para Pelajar Bijak Menggunakan Media Sosial

Untuk itulah, public class digelar dengan mengusung konsep belajar bebas biaya untuk publik, sehingga masyarakat umum bisa merasakan pengalaman belajar di PPM SoM.

Acara ini sendiri terselenggara berkat kolaborasi antara PPM SoM dan HRDbacot.

BACA JUGA: Tingkatkan PPM, CFCD dan Kementerian ESDM Gelar Studi Komparatif di Jepang

Dalam kegiatan ini, para partisipan dibagi ke dalam lima breakout room sesuai dengan kelas yang dipilih peserta saat registrasi.

Setiap kelas mengusung konsentrasi yang berbeda-beda, yakni finance, operations, HR, marketing, dan entrepreneurship. 

Pada kelas finance, Nora Sri Hendriyeni, S.E., Ak., M.M., Ph.D. didapuk sebagai pembicara.

Membawakan tema Sustainable Finance Practice for a Better World, Nora berbicara mengenai Sustainable Financial Practice Environmental, Social, and Governance (ESG).

Menurutnya, ESG penting bagi perusahaan untuk membentuk competitive advantage perusahaan dalam menarik ESG atau Socially Responsible Investment dan bisnis lain yang potensial.

"Prinsip dari sustainable finance adalah investasi bertanggung jawab, pengelolaan risiko sosial dan lingkungan hidup, komunikasi yang informatif, pengembangan sektor unggulan, strategi praktik bisnis berkelanjutan, tata kelola, inklusif, serta koordinasi yang kolaboratif," ujar Nora.

Pada kelas operations, Dr. Alain Widjanarka, S.T., M.T., mengusung isu Early Warning System to Cope with Crisis.

Poin penting yang diangkat oleh Dr. Alain adalah bahwa pada saat ini dunia sedang mengalami perubahan yang sangat cepat (disrupsi) pada era VUCA.

Mempersiapkan masa depan dari sisi organisasi dapat dilakukan dengan pembenahan exploit management, leverage capacity, dan terus berhati-hati terhadap apa yang akan terjadi di masa depan dengan membangun early warning system.

"Early warning systems bisa dikembangkan secara optimal melalui ketaatan penggunaan teknologi, kebijakan, dan prosedur," tutur Alain.

Di kelas marketing, Dr. Dimas Maulana membahas tema Understanding Branding for Successful Marketing Strategy.

Dalam paparannya, Dimas memberikan tips menjalankan strategi bisnis bagi para pemilik bisnis, salah satunya branding.

Beberapa langkah dalam branding yang pertama adalah mengidentifikasi dan membangun rencana branding.

Selain itu, merancang implementasi dan melakukan evaluasi. Langkah terakhir adalah menumbuhkan serta menjaga brand equity.

Dimas menambahkan, strategi branding dapat dikatakan berhasil ketika yang dijanjikan oleh sebuah produk/jasa dirasakan pula oleh konsumen dan konsumen menyampaikan hal yang sama sesuai dengan apa yang produk/jasa janjikan.

PPM SoM juga mengambil porsi khusus terkait pemberdayaan perempuan pada public class kali ini.

Secara khusus pada kelas entrepreneurship, Dr. Aprihatiningrum, S.Psi., M.M., berbicara tentang Women Entrepreneurship in the Next Normal.

Sesi ini menjadi tema dengan isu paling menarik karena Dr. Aprihatiningrum membahas tentang women empowerment pada beberapa dekade terakhir, yang mana sudah banyak wanita yang memiliki peran dalam dunia bisnis.

Motivasi seorang wanita menjadi womenpreneur adalah untuk menjadi bos bagi diri sendiri, keuntungan dari segi finansial, serta sebagai pencetus ide.

Selama covid-19 ini, aktivitas telah banyak berubah. Tak heran aktivitas bisnis juga dituntut untuk menjadi lebih agile dan siap bertransformasi menghadapi perubahan yang drastis.

Kelas human resource menjadi pelengkap yang manis pada public class pekan lalu. Membawa tema Leadership in Uncertain Times, Dr. Wendra, SE.AK., M.HRM., ACP., CPC., mengatakan kondisi lingkungan bisnis merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh para leader.

Menurutnya, terdapat tiga kunci implikasi untuk leader, yaitu lebih memerhatikan kesejahteraan karyawan, adaptasi secara terus-menerus, dan mempunyai tujuan dan budaya berkomitmen.

Selain itu, seorang pemimpin juga membutuhkan kemampuan untuk menghadapi kondisi ketidakpastian, antara lain, lead through uncertainty, cultivate trust, dan reskill for opportunity. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler