jpnn.com - JAKARTA- Penegakan hukuman mati masih kontroversi di Indonesia. Sebagian mendukung, namun banyak juga yang menolak. Bertepatan dengan hari Antihukuman Mati Sedunia pada 10 Oktober, sebanyak 87 persen masyarakat justru mendukung pemerintah memberi hukuman untuk bandar narkoba. Hal ini berdasarkan hasil survei Indo Barometer terhadap 1.200 responden di 34 provinsi.
"Sebanyak 87 persen mendukung langkah pemerintah menerapkan hukuman mati untuk pengedar narkoba. Hanya 7,6 persen yang tidak mendukung," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer M.Qodari, Sabtu (10/10).
BACA JUGA: Kian Dipercaya Rakyat Sendiri dan Diperhitungkan di Luar Negeri, Bravo TNI!
Sementara itu, sisanya 5,4 persen responden menyatakan, tidak tahu atau tidak menjawab survei itu. Survei tersebut dilakukan pada rentang 14-22 September lalu.
Survei ini juga menanyakan dukungan responden terkait hukuman mati bagi WNI yang menjadi pengedar narkoba. Sebanyak 85,3 persen responden menyatakan dukungan. Hanya 8 persen yang tidak mendukung dan sisanya 6,7 persen menjawab tidak tahu.
BACA JUGA: Pentolan Golkar Minta Pemerintah Beri Pengobatan Gratis Korban Asap
"Publik yang setuju ada hukuman mati memberi alasan narkoba merusak generasi muda, sehingga hukuman mati bisa membuat efek jera," imbuhnya.
Publik yang menjadi responden, kata dia, beranggapan penyalahgunaan narkoba bisa menyeret pemakai maupun pengedarnya pada tindakan kejahatan lainnya. Karena itu, mereka layak diberi hukuman mati. (flo/jpnn)
BACA JUGA: Ini Omongan Anak Buah Djan Faridz soal Keterkaitan Surya Paloh
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu Khofifah: Matikan Saja Syaraf Libidonya
Redaktur : Tim Redaksi