9.000 Siswa SMK Bakal Ikut UNBK Susulan

Sabtu, 15 April 2017 – 08:57 WIB
Siswa SMA mengikuti UNBK. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Sebanyak 9.000 siswa SMK di Jatim akan mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) susulan pada Selasa (18/4), pekan depan.

Mereka akan mengikuti ujian pada mata pelajaran yang belum diselesaikan saat pelaksanaan UNBK utama.

BACA JUGA: Siswa Terpaksa Ikut Ujian di Rutan

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Jatim Saiful Rachman menyampaikan, banyaknya siswa SMK yang harus mengikuti ujian susulan itu disebabkan kegagalan mengikuti UNBK utama.

Mayoritas mengalami masalah tidak munculnya soal ujian secara lengkap pada hari terakhir. "Rata-rata siswa nyantol di satu mapel saja," terangnya.

BACA JUGA: 43 Siswa Tak Bisa Ikut UNBK

Kesalahan tidak sempurnanya soal tersebut terjadi secara nasional. Umumnya, terjadi pada jurusan teknik dengan durasi waktu yang sama.

"Rata-rata soal hanya keluar separo," tuturnya.

BACA JUGA: Dua Hari UNBK SMA Masih Didominasi Kendala Teknis

Untuk siswa SMA yang mengikuti UNBK susulan, Saiful belum mendapatkan data secara terperinci.

Dia hanya memastikan, siswa SMK yang ikut UNBK susulan hanya sedikit.

Untuk pelaksanaan UNBK susulan nanti, dispendik memastikan berjalan lebih lancar.

Kepastian itu didapat setelah pemerintah pusat menyatakan akan menyederhanakan soal.

Terutama, mengurangi soal model audio dan visual. Khususnya untuk soal SMK.

Kepala Perwakilan Ombudsman Jawa Timur Agus Widiyarta turut memantau dan melakukan pengawasan secara mandiri terhadap pelaksanaan UNBK.

Ada beberapa temuan yang disampaikan kepada Dinas Pendidikan Jawa Timur untuk menjadi masukan dan evaluasi.

Pada UNBK SMK misalnya. Ada komputer yang tidak memunculkan serial number (SN).

Akibatnya, sesi ujian mundur 1,5 jam. Selain itu, ada temuan lain yang tidak sesuai dengan prosedur standar operasi (PSO).
Misalnya, foto siswa dan nomor ujian, tapi tidak dilengkapi dengan denah bangku.

Padahal, dalam PSO disebutkan, di setiap ruang ujian disediakan denah tempat duduk peserta yang dilengkapi foto peserta.
Denah itu ditempel di pintu masuk ruang ujian.

Yang tidak kalah penting, ombudsman masih menemui pengawas yang asyik dengan ponselnya saat ujian.

Padahal, seharusnya pengawas ruangan, proktor, dan teknisi tidak diperkenankan membawa ataupun menggunakan perangkat komunikasi elektronik, kamera, dan sejenisnya ke dalam ruang ujian.

"Katanya, biar tidak bosan," terangnya.

Selain itu, ombudsman menemukan siswa yang berdiskusi atau mengobrol ketika ujian berlangsung.

Pengawas membiarkan hal tersebut. Terkait kunci jawaban, Agus mengatakan tidak ada yang beredar.

"Tapi, tawaran tentang kunci ada," jelasnya.

Temuan-temuan itu diharapkan tidak terjadi pada pelaksanaan UNBK SMA/SMK susulan ataupun UNBK SMP pada Mei.

Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan Dispendik Jatim Hudiyono menyebutkan, 100 persen SMK di Jatim melaksanakan UNBK.

Pada tahun sebelumnya, hanya 60 persen SMK yang melaksanakan UNBK.

Lonjakan menjadi 100 persen UNBK itu tidak serta-merta lepas dari permasalahan.

Meski begitu, berbagai upaya dan persiapan telah dilakukan untuk meminimalkan terjadinya hambatan.

Baik dari sisi proktor maupun teknisi. "Tapi, di lapangan bisa terjadi friksi-friksi," katanya. Yang perlu diapresiasi adalah pelaksanaan UNBK SMK yang sudah 100 persen. Dengan demikian, tingkat integritasnya pun lebih tinggi. "

Permasalahan menjadi salah satu risiko yang dihadapi menuju keberhasilan," katanya. (elo/puj/ant/c6/jan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mau Ujian, Komputer Sekolah Malah Hilang


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
UNBK 2017  

Terpopuler