PROBOLINGGO - Tujuh hari setelah penetapan status awas, aktivitas Gunung Bromo masih belum menunjukan kondisi membaikBahkan, sepanjang pagi kemarin (30/11), semburan abu vulkanis malah mengarah ke kawasan Cemoro Lawang, Ngadisari
BACA JUGA: 11 Ribu Pelamar CPNS Gugur
Akibatnya, hujan abu pun dirasakan masyarakat dan wisatawan yang tinggal di hotel-hotel terdekat dari Bromo.Semburan abu itu akibat angin yang bergerak ke timur laut dan utara
BACA JUGA: Belum Stabil, Bromo Terbuka untuk Wisatawan
Dari pantauan Jawa Pos, semburan mulai mengarah ke Cemoro Lawang sekitar pukul 04.45Cemoro Lawang sendiri merupakan daerah yang banyak terdapat hotel dan pemukiman warga yang terdekat dari kawah Bromo
BACA JUGA: Korban Serpihan Qantas di Batam Kebingungan
Jarak Cemoro Lawang ke kawah sekitar 3,5 kmAbu yang mengguyur kawasan tersebut berwarna abu-abu pekat dan lengket saat dipegangAbu juga tampak terlihat menutupi sejumlah mobil yang terparkir di daerah yang memiliki radius lebih dari 8 km dari kawah bromoEmbasan abu yang mengarah ke Cemoro Lawang, Ngadisari membuat petugas dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Probolinggo kelabakanSekitar pukul 06.00, sejumlah tenaga medis dari Puskesmas Sukapura mendadak dikerahkan untuk membagi-bagikan masker ke rumah, sekolah dan warga yang sedang diladang"Segera dipakai ya biar tidak sakit," ujar Khusen, tenaga medis dari Puskesemas Pembantu (Pustu) WonotoroWonotoro merupakan desa yang berada di kecamatan Sukapura.
Menurut Khusen, setelah mengetahui abu vulkanis mengarah ke pemukiman warga kawasan Cemoro Lawang dan Ngadisari, tim dari puskesmas Sukapura langsung diminta turun menyebar maskerPemberian masker itu dilakukan di warga yang masih dirumah, siswa sekolah, pengguna jalan hingga sejumlah tamu hotel yang berada di Cemoro Lawang
"Ada 1500 masker yang kami bawa, kalau kurang nanti siang datang lagi dari Dinkes," terang Johan Mukti petugas siaga bencana Pemkab ProbolinggoSelain masker, Dinkes Pemkab Probolinggo juga mulai menyiapkan salep mataSalep itu diberikan ke warga sekitar Bromo yang mulai merasakan hujan abuDengan salep itu diharapkan iritasi mata bisa dicegah.
Salah satu sekolah yang kemarin telah menerima masker ialah SDN Ngadisari 1, 2, SMP PGRI Ngadisari, dan SMK PariwisataKepala SDN Ngadisari 1 Theresia Supirah mengaku sejauh ini belum ada instruksi dari Dinas Pendidikan Pemkab Probolinggo untuk meliburkan siswu memang hari ini mengarah kemari, namun istruksi untuk meliburkan siswa belum ada," ujarnyaMenurut dia, selama ini sebenarnya warga maupun siswa sudah terbiasa dengan turunnya abu vulkanik dari BromoSebab tidak sekali ini abu semburan Gunung Bromo menghujani kawasan Ngadisari
Theresia mengatakan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, sejak dinyatakan awas pihak sekolah telah menginstruksikan agar siswa membawa maskerTidak hanya kegiatan belajar dan mengajar yang masih berlangsung, namun warga juga banyak yang merasa tidak terganggu dengan hujan abu
Dampak abu vulkanik sendiri selama ini tidak begitu terasa bagi warga sekitar BromoSebab selama dinyatakan awas, abu Bromo bergerak ke arah barat daya atau sekitar MalangArah barat daya kawah Bromo selama ini jauh dari pemukiman pendudukSebab itu jika abu terbawa ke barat daya, daerah Malang tidak terlalu terasa hujan abu.
Sementara itu Kepala Bidang Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi PVMBG Gede Suantika membenarkan jika abu vulkanik selama sehari kemarin berubah arahPVMBG mencatat abu mulai mengarah ke timur laut dan utara"Paginya lebih ke timur laut dan beranjak siang bergeser ke utara," paparnya
Dijelaskan Gede, jika mengarah ke utara sangat dimungkinkan abu juga sedikit berdampak ke kota Probolinggo. Dan jika terbawa angin ke utara, maka abu bakal sedikit mengganggu daerah di sekitar PasuruanPVMBG sendiri menyebut kondisi Bromo lebih stabil dari hari-hari sebelumnya"Jika diukur dari letusan yang terjadi, maka hari ini kondisi Bromo cenderung menurun," jelas Gede.
Menurutnya, abu vulkanis yang menyembur dan menghujani kawasan Cemoro Lawang dan Ngadisari merupakan sisa-sisa kepulan asap"Asap yang menyembur itu berupa abu yang didominasi uap," terangnyaPVMBG juga menyebutkan kuat letusan yang terjadi kemarin tidak seperti sebelumnya. Tinggi rendahnya letusan itu sendiri diukur dari aktivitas kegempaan Gunung Bromo
Dari pengamatan PVMBG, tercatat gempa vulkanik dangkal terjadi selama enam kali dengan aplitudi 12-36 mmLama gempa mencapai 10-18 detikSedangkan gempa terjadi secara terus-menerus dengan aplitudo 2-55 mm.
Hanya kepulan asap dari Bromo yang mengalami penurunanDari data PVMBG Kepulan asap kemarin ketinggiannya mencapai 200-300 meter mengarah ke timur laut (Cemoro Lawang hingga kota Probolinggo)Namun kondisi tersebut berubah saat sore hari, kepulan asal terlihat kembali meninggi seperti hari-hari sebelumnyaBiasanya kepulan asal dari kawah Bromo ketinggiannya lebih dari 400 meter.
Sekitar pukul 12.00 - 14.00 kemarin, kawah Gunung Bromo juga kembali diguyur hujanSaat seperti itu abu yang keluar dari kawah Bromo tertutupi kabutNamun setelah beberapa jam hujan redah, abu vulkanik yang keluar dari kawah makin terlihat hitam pekat.
Meskipun menyatakan aktivitas menurun, PVMBG masih belum menurunkan status Gunung BromoSebab kemungkinan erupsi Bromo terjadi lagi masih tinggi"Kemungkinan masih ada letusan lagi tergantung penambahan tekanan dari bawah aktivitas magma," ujarnya.
Sekitar pukul 17.00 sorenya, Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin meninjau Gunung BromoDari hotel Cemara Indah, ia mengamati aktivitas abu vulkanik"Saya datang kesini setelah menerima laporan bahwa abu sampai jarak 10 km," tuturnyaUntuk menindaklanjuti tersebut Hasan yang juga ketua tim tanggap darurat menginstruksikan pada jajarannya agar menggelar pemeriksaan kesehatan untuk warga di sekitar Bromo"Pemeriksaan massal dan gratis itu akan dilakukan Kamis," ujarnya(gun/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantu Pengungsi, Muhammadiyah Libatkan 20 RS
Redaktur : Tim Redaksi