Abu Vulkanis Sinabung Selimuti Bandara KNIA

Jumat, 10 Oktober 2014 – 07:18 WIB
SEMBURAN ABU: Erupsi Gunung Sinabung dilihat dari Desa Tiga Pancur, Karo, Sumut Rabu lalu (8/10). Foto: YT Haryono/Reuters

jpnn.com - DELI SERDANG – Semburan abu vulkanis dari Gunung Sinabung mulai membahayakan penerbangan. Khususnya penerbangan dari dan menuju Kualanamu International Airport (KNIA). Akibat debu tebal, banyak penerbangan yang ditunda, bahkan dibatalkan.

Bahkan, landasan pacu (runway) dan pesawat dari beberapa maskapai di KNIA juga tertutup abu vulkanis. Selain itu, kendaraan yang parkir di pelataran parkir A dan B di KNIA dipenuhi abu hasil erupsi Gunung Sinabung tersebut.

BACA JUGA: Tiga Polsek Masuk Zona Merah di Poso

Sebanyak 17 penerbangan mengalami pembatalan, baik yang akan mendarat maupun lepas landas di bandara internasional itu. Hal tersebut diungkapkan Airport Duty Manager PT Angkasa Pura (AP) II Jasirin kepada Sumut Pos (JPNN Group) Kamis (9/10).

”Susi Air 8 penerbangan semuanya batal hari ini (kemarin, Red). Wings Air juga batal. Saya dapat konfirmasi langsung dari pihak maskapai. Firefly ada 2 penerbangan, Silk Air 2 penerbangan, Malaysia Airlines (MAS) 2 penerbangan,” terang mantan manajer pengamanan PT AP II itu.

BACA JUGA: Fokus Jalani Sidang, Rachmat Yasin Tunda Operasi Wasir

Selain yang dikatakan Jasirin, menurut informasi yang dihimpun, Value Air (VF 281) rute Singapura–Kualanamu pukul 09.55 gagal mendarat. Begitu juga sebaliknya, VF 282 tujuan Singapura pukul 10.35 batal lepas landas. MAS 861 tujuan Kuala Lumpur mengalami hal serupa.

Sementara itu, ada sedikitnya lima penerbangan yang menunda keberangkatan. Di antaranya, AirAsia (QZ 8062) tujuan Jakarta terjadwal berangkat pukul 07.00 kemarin, namun berangkat 12.50. Garuda Indonesia (GA 183) ke Jakarta seharusnya lepas landas pukul 08.35 menjadi 10.50. Citylink (QG 836) tujuan Batam semestinya terbang pukul 08.50 menjadi 11.30. ”Memang ada yang ditunda,” jelas Manajer Humas PT AP II Dewandono Prasetyo di ruang Airport Duty KNIA.

BACA JUGA: Pengedar Diringkus saat Timbang Sabu-sabu

Pras –sapaan Dewandono Prasetyo– menambahkan, keberangkatan luar negeri juga mengalami penundaan, yakni AirAsia (QZ 106) tujuan Penang pukul 08.10 menjadi pukul 12.00 dan Sriwijaya Air (SJ 102) tujuan Penang tercatat tinggal landas pukul 08.55 menjadi pukul 11.15.

Penyebab pesawat gagal mendarat di bandara yang berkode internasional KNO itu adalah landasan pacu yang dipenuhi debu Sinabung. Debu menutupi runway sejak pukul 01.00. Namun, PT AP II selaku pengelola bandara bekerja sama dengan petugas pemadam kebakaran (PKP-PK) langsung membersihkan debu tersebut.

”Ketebalan debu di landasan memang tidak sampai lebih dari 1 sentimeter. Hanya runway 23 yang agak tebal. Karena itu, kami menyiramnya dengan air hingga pukul 03.00. Pembersihan dibantu 2 unit water cannon dengan 10 personel dari petugas pemadam kebakaran,” jelas Pras.

Bukan hanya landasan pacu, tambah Pras, pesawat milik Garuda Indonesia jenis Bombardier dan Boeing 777 (pesawat haji) terpaksa juga harus disemprot air karena tertutup abu. Pihaknya melakukan hal tersebut karena mengutamakan keselamatan penerbangan. ”Kini landasan sudah dibersihkan hingga ke taxiway dan apron yang diselimuti abu vulkanis sekitar pukul 06.00,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Kualanamu Mega Sirait mengungkapkan, arah angin saat ini lebih condong bergerak dari barat ke timur. Artinya, abu vulkanis yang menyelimuti Bandara Kualanamu sejak pukul 01.00 itu memang mengarah ke Medan dan Deli Serdang.

Mega memerinci, kecepatan angin saat ini mencapai 15 knot atau setara dengan kurang lebih 30 km/jam. Saat disinggung apakah abu masih menyelimuti KNIA hari ini, dia mengatakan, hal tersebut bergantung pada aktivitas Sinabung di Kabupaten Karo. ”Memang bulan-bulan ini agak konsisten. Kategori arah angin memang lumayan kencang, jadi mengarah ke sini (Deli Serdang),” paparnya. (ted/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Peredaran Uang Palsu Masih Tinggi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler