jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI Abdul Rachman Thaha menyoroti independensi, integritas, dan profesionalisme kelembagaan BPK RI setelah pimpinan institusi itu, Achsanu Qosasi jadi tersangka korupsi.
Achsanu ditetapkan Kejaksaan Agung (kejagung) menjadi tersangka ke-16 dalam kasus mega korupsi BTS Bakti Kominfo yang merugikan keuangan negara sebesar Rp 8,32 triliun.
BACA JUGA: Kejagung Telusuri Aliran Dana Rp 40 M yang Diterima Achsanul Qosasi
Kejagung masih mendalami dan mencari alat bukti ke mana aliran uang Rp 40 miliar yang diterima Achsanul Qosasi dari terdakwa kasus korupsi BTS.
BACA JUGA: Kombes Dirmanto Tanggapi Tuduhan Polisi Terlibat Pemasangan Baliho Prabowo-Gibran di Jatim
Abdul Rachman menyebut keterlibatan oknum pimpinan BPK RI dalam pusaran korupsi sangat disayangkan.
"Ini tentunya perlu disikapi dengan cepat untuk mencarikan solusi demi menyelamatkan BPK RI sebagai lembaga tinggi negara," kata anggota Komisi I DPD RI itu di Jakarta, Senin (13/11).
BACA JUGA: Komnas HAM Diminta Selidiki Omongan Budiman Sudjatmiko soal Pengakuan Prabowo
Senator yang beken disapa dengan inisial ART itu meminta BPK RI sebagai lembaga negara yang berfungsi melakukan audit penggunaan keuangan negara, jangan sampai tercederai korupsi.
Ketika BPK sudah terkontaminasi kasus korupsi, kata ART, maka tidak ada pilihan lain selain melakukan penyelamatan terhadap lembaga tersebut.
Oleh karena itu, senator asal Sulawesi Tengah (Sulteng) tersebut mendorong dilakukan evaluasi terhadap UU BPK.
"Kenapa saya meminta untuk dilakukan evaluasi, karena ini berkaitan dengan rekrutmen pimpinan BPK ke depan," ucapnya.
Anggota DPD yang membidangi hukum dan keamanan itu melihat dari sisi kinerja, pimpinan BPK wajib menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung di lembaga sekelas BPK, yakni independensi, integritas, dan profesionalisme.
"Namun, saat ini kita diperlihatkan sesuatu yang bisa merusak citra lembaga. Ini akibat ulah oknum pimpinan BPK yang tidak bertanggung jawab dan pada akhirnya merusak segala-galanya," tutur ART.
Mantan aktivis HMI itu berharap jangan sampai lembaga negara seperti BPK tidak dipercaya lagi oleh masyarakat.
"Kalau sudah demikian, tidak ada solusi lain, BPK harus diselamatkan. Save our BPK RI," ujar ART.(Fat/JPNN.com)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam