jpnn.com, JAKARTA - Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ibnu Khajar mengaku belum mengecek rekening mana saja yang telah diblokir oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Dia juga mengaku belum mengetahui total rekening yang diblokir.
BACA JUGA: AC Milan Diam-diam Berusaha Rampungkan Transfer Bintang AS Roma
"Beberapa rekening informasinya diblokir, kami belum cek kepada tim keuangan, rekening mana saja yang diblokir pascapembersihan, rekening mana saja dan berapa banyak yang sudah diblokir," kata Ibnu di kantor ACT, Jakarta Selatan, Rabu (6/7).
Ibnu menjelaskan pihaknya juga masih memiliki sebagian dana tunai yang masih bisa disalurkan dan mengaku tidak ingin menunda amanah yang diberikan oleh masyarakat.
BACA JUGA: 10 Negara Ini Paling Banyak Kirim Duit ke ACT, Nominalnya Wow
"Rekening-rekening yang sudah ada di kami atau dana cash yang sudah kami dan bisa dicairkan, karena ini amanah, harus kami sampaikan. Kami tidak pingin cacat amanah dalam menyalurkan amanah-amanah dari masyarakat," lanjutnya.
Ibnu juga menyebutkan pihaknya akan berkirim surat kepada PPATK dengan tujuan audiensi.
BACA JUGA: Kaget Izin Dicabut, ACT Bakal Surati Kemensos
"Jadi, kami mungkin akan berkirim surat kepada PPATK, kami ingin audiensi, kemarin Kemensos alhamdulillah suasananya enak, semoga nanti dengan PPATK juga kami ingin berkirim surat lah ke sana," pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana mengatakan pemblokiran dilakukan terhitung sejak hari ini, Rabu (6/7).
"PPATK menghentikan sementara transaksi 60 rekening atas nama entitas yayasan tadi (ACT) di 33 penyedia jasa keuangan. Jadi, ada di 33 penyediaan keuangan sudah kami hentikan," kata Ivan saat konferensi pers di Kantor PPATK, Jakarta Pusat.
Ivan mengatakan pihaknya telah melakukan pemantauan terkait transaksi ACT sejak 2018.
Dia mengeklaim pemblokiran dilakukan sesuai dengan kewenangan PPATK dalam Undang-undang nomor 8 tahun 2010 serta Perpres Nomor 50 Tahun 2011.
"Kami menduga ini merupakan transaksi yang dikelola dari bisnis ke bisnis. Sehingga tidak murni menghimpun dana kemudian disalurkan kepada tujuan," ujar Ivan. (mcr8/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Kenny Kurnia Putra