Ada 109.676 Orang dengan HIV AIDS di Ibu Kota, Warga Jakarta Perlu Bergerak Bersama

Rabu, 12 Februari 2020 – 15:42 WIB
Jakarta Memanggil untuk menanggulangi HIV AIDS di ibu kota. Foto: Ist for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - DKI Jakarta termasuk dalam empat besar provinsi dengan jumlah kasus HIV AIDS terbanyak di Indonesia bersama dengan Papua, Bali dan Jawa Timur.

Kementerian Kesehatan menyatakan saat ini ada 109.676 ODHA (Orang dengan HIV AIDS) di Jakarta.

BACA JUGA: Sudah 1.160 Orang Menderita HIV AIDS, Waspada Gonta-Ganti Pasangan

“Namun yang terdeteksi saat ini baru 65.606. Masih ada 40% yang belum bisa kami deteksi," ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Widyastuti, MKM dalam Peluncuran Jakarta Memanggil.

Dalam mengatasi permasalahan HIV-AIDS di Jakarta, pemerintah DKI Jakarta, kata Widyastuti, telah menginisiasi beberapa komitmen seperti dalam bentuk regulasi dengan menerbitkan Perda No.5/2008 Tentang Penanggulangan AIDS dan pembiayaan program.

BACA JUGA: Mengejutkan! Ada 113 Pasien HIV/Aids Baru yang Muncul

Selain itu, ada juga komitmen menyediakan fasilitas layanan kesehatan berupa tes HIV, pengobatan HIV dan pemantauan keberhasilan pengobatan serta komitmen untuk terus melakukan inovasi program.

Sejak Januari 2019, DKI Jakarta juga telah meluncurkan Jak Track yang telah digunakan oleh lebih dari 70 Puskesmas (kecamatan dan kelurahan), klinik swasta dan
rumah sakit di DKI Jakarta.

BACA JUGA: Waspada! Setiap Bulan Ada 200 Penderita HIV Aids Baru di Bali

Selama Januari-September 2019, dengan reservasi online yang telah diterapkan di 35 Puskesmas dan RSUD di Jakarta.

Terdapat 2.910 booking test HIV yang dibuat dan lebih dari 500 klien telah merasakan mudahnya akses ke layanan HIV melalui fasilitas ini.

Selama tahun 2019, 809 mobile VCT telah dilakukan di Puskesmas dengan total 18.866 klien telah melakukan tes HIV dengan angka temuan kasus 10% dari total tes.

Mobile VCT atau Dokling pelaporannya dilakukan menggunakan Jak-Track dan bisa dengan mudah langsung diakses oleh LSM penjangkau.

"Dengan berbagai kemudahan yang telah Jak-Track hadirkan, semoga ke depan penggunaan Jak-Track bisa lebih optimal dan memudahkan petugas layanan kesehatan dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di DKI Jakarta," tambahnya.

Widyastuti mengatakan sudah menjadi pakem untuk isu public health, bahwa tidak ada program public health yang berhasil tanpa partisipasi masyarakat.

Demikian juga dengan upaya mengatasi masalah HIV AIDS. Oleh karena itu, Widyastuti mengapresiasi dukungan dan bantuan teknis USAID / LINKAGES yang telah menginisiasi “Jakarta Memanggil” yang merupakan sebuah gamifikasi yang bertujuan mengajak seluruh petugas kesehatan.

Terutama petugas Puskesmas dan klinik untuk melakukan aksi-aksi percepatan penanggulangan HIV- AIDS yang terencana dan terpadu dalam rangka mewujudkan Jakarta Bebas AIDS pada 2030.

Untuk mencapainya, “Jakarta Memanggil” mengajak petugas kesehatan menerapkan inovasi-inovasi program, menggunakan data, memanfaatkan ICT, mengoptimalkan sumber daya yang ada dan merespon berbagai tantangan secara cepat.

Jakarta Memanggil percaya langkah-langkah kecil yang strategis dan berkelanjutan akan berdampak besar bagi penanggulangan HIV-AIDS di Jakarta.

Menurut Erlian Rista Aditya, Associate Director for Technical FHI 360, Jakarta Memanggil adalah sarana penyaluran semangat para petugas kesehatan untuk melakukan perubahan dan mencapai tujuan agar semua orang terdampak HIV-AIDS mendapatkan perawatan dan pengobatan.

"Gamifikasi Jakarta Memanggil akan memotivasi seluruh petugas. Puskesmas kecamatan dan klinik mitra di Jakarta terutama kepada unit layanan tes HIV dan PDP (Perawatan, Dukungan dan Pengobatan), untuk menanggulangi HIV secara lebih baik," tutur Erlian.

Untuk itu, kata Erlian, Jakarta Memanggil akan berkontribusi lebih optimal apabila Suku Dinas Kesehatan Kota meningkatkan koordinasi semua upaya penanggulangan HIV-AIDS di wilayahnya melalui penguatan-penguatan kepada petugas kesehatan terdepan yakni Puskesmas dan klinik mitra.

“Petugas kesehatan dari 42 Puskesmas kecamatan dan 4 klinik mitra di Jakarta akan berkompetisi mencapai target-target program sesuai dengan inisiatif global bernama Fast- Track: Cities Ending the AIDS Epidemic by 2030,” tambah Erlian.

Inisiatif Fast-Track mengajak semua kota-kota besar di dunia untuk mencapai tujuan 90-90-90.

Sebanyak 90 persen ODHA mengetahui status HIV-nya, 90 persen mereka yang didiagnosis positif HIV mendapatkan dan tetap dalam pengobatan ARV, dan 90 persen mereka yang berobat mencapai supresi viral load sebagai tanda pengobatannya berhasil.

Inisiatif Fast-Track ini juga sejalan dengan inisiatif akselerasi nasional pengobatan HIV dari Kementerian Kesehatan RI. Puskesmas dan klinik mitra bisa berpartisipasi dalam gamifikasi Jakarta Memanggil dengan cara mendaftar ke website Jakarta Memanggil, membuat akun, memilih aksi-aksi Fast-Track yang akan dimainkan, mengunggah laporan pencapaian aksi-aksi tersebut, mendapatkan verifikasi hasil pencapaian aksi-aksi yang dipilihnya, dan mengklaim insentif yang telah disediakan.

Peserta yang berhasil pada level satu akan naik ke permainan pada level dua dan seterusnya. Secara intensif, gamifikasi Jakarta Memanggil akan dilakukan pada  Februari-April 2020. Seterusnya sampai dengan September 2020 akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler