jpnn.com, KUPANG - Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dipercaya Presiden Jokowi menjadi menteri pertahanan di Kabinet Indonesia Maju.
Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Mikhael Bataona menilai, masuknya Prabowo ke dalam lingkaran kekuasaan, akan mempersulit gerakan kaum ultra kanan atau garis keras.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Mengaku Disodori 300 Nama Calon Menteri
"Posisi Prabowo di dalam pemerintahan Jokowi, tentu akan meredam kaum ultra kanan atau garis keras, maupun oligarki orde baru yang sering kali diisukan mengotaki aksi-aksi kekerasan dan gerakan melawan pemerintah," kata Mikhael Bataona di Kupang, Sabtu (26/10).
Bataona menilai, di pemerintahan periode ini, Jokowi justru sedang meminjam tangan Prabowo Subianto untuk menyodok para musuhnya.
BACA JUGA: Jokowi Pengin Pangkas Jabatan Eselon, kok Malah Ada 12 Wakil Menteri?
"Ketika dia (Prabowo, red) sudah menjadi bagian dari Jokowi, maka menyerang Jokowi itu sama dengan menyerang Prabowo," kata pengajar investigatif news dan jurnalisme konflik pada Fisip Unwira Kupang itu.
Terlebih, lanjutnya, di kabinet ada Jenderal (purn) Luhut Panjaitan, yang masih tetap menjadi orang kuat di pusaran kekuasaan Jokowi.
BACA JUGA: Tito Karnavian Ungkap Penugasan Paling Menyenangkan Selama Berkarier di Polri
Menurut Bataona, Luhut bisa memainkan banyak peran untuk melindungi Jokowi termasuk dengan mengendalikan Partai Golkar.
"Nah ketika Golkar dan PDIP juga Gerindra bersatu, didukung PKB dan PPP, maka akan sulit menerobos Jokowi," kata pengajar Ilmu Komunikasi Politik dan Teori Kritis pada Fakultas Ilmu Sosial Politik Unwira itu.
Karena itu, dia menyakini bahwa stabilitas politik nasional akan lebih terjamin karena semua pihak yang berpotensi untuk mengganggu kekuasaan, sudah diredam lewat kehadiran Prabowo dalam kabinet Jokowi jilid dua. (antara/jpnn)
Video pilihan :
Redaktur & Reporter : Soetomo