Ada 4.500 Perguruan Tinggi, Mayoritas Mutu Rendah

Selasa, 19 Desember 2017 – 15:35 WIB
Dirjen Sumber Daya Iptek Kemenristekdikti, Ali Ghufron Mukti. Foto: Humas Kemenristekdikti for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti Ali Ghufron Mukti menyoroti masih rendahnya kualitas perguruan tinggi (PT) di tanah air.

Dia menyebut, dari sekitar 4.500 perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) yanga ada saat ini, sebagian besar mutunya di bawah standar.

BACA JUGA: PTN Merger Fakultas Bakal Diganjar Dana Rp 30 Miliar

"Indonesia potensinya luar biasa. Jumlah dosennya, mahasiswanya, PT-nya sangat banyak. Masalahnya, Indonesia hanya menang di kuantitasnya. Sedangkan kualitasnya masih jauh," kata Prof Ghufron di Jakarta, Selasa (19/12).

Dia menyebutkan, masih rendahnya mutu PT dilihat dari minimnya PTN yang masuk dalam rangking dunia. Dari 138 PTN, hanya tiga yang masuk dalam daftar 500 perguruan tinggi terbaik dunia.

BACA JUGA: Jokowi Minta PT Fasilitasi Mahasiswa untuk Berinovasi

"Rangking memang bukan segalanya tapi seorang rektor harus tahu PT di rangking berapa. Karena rangking bisa jadi tolok ukur kualitas PT. Di sini peran leadership harus menonjol," terangnya.

Rektor selaku leadership harus mampu membaca peluang serta menciptakan inovasi. PT akan maju atau tidak tergantung leadership nya.

BACA JUGA: Ali Ghufron Mukti jadi Dokter untuk Membantu Banyak Orang

"Pemerintah sudah menopang dana dan kebijakan tapi rektor harus punya inovasi. Jangan hanya bergantung terus ke pemerintah untuk meningkatkan mutu," tegasnya.

Salah satu upaya Kemenristekdikti meningkatkan mutu pendidikan PT adalah dengan mengundang diaspora.

Program diaspora yang dimulai 2016 ini mengundang orang-orang sukses di luar negeri untuk share ilmu pengetahuan teknologi kepada akademisi Indonesia.

Tahun ini menurut Prof Ghufron dari 104 yang mendaftar program diaspora, hanya 42 diterima. Mereka akan menularkan pengalamannya bagaimana hasil temuannya bisa dihilirisasi.

"2018 akan kami evaluasi apakah diaspora memiliki komitmen dan output yang jelas. Sebab, dua tahun ini makin banyak yang ingin program diaspora," tandasnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menristekdikti Dukung PT Buka Program Magister Kesehatan


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler