Ada Apa di Balik Proyek Kartu Prakerja? Kenapa KPK Diminta Turun Tangan?

Rabu, 29 April 2020 – 22:55 WIB
Ilustrasi Kartu Prakerja. Foto: prakerja.go.id

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan meminta KPK turun tangan mengusut tuntas penunjukan langsung platform digital tanpa tender, untuk proyek Kartu Prakerja yang menelan anggaran Rp 5,6 triliun.

Politikus PDI Perjuangan yang karib disapa Teri itu mengatakan, sebenarnya gagasan Presiden Joko Widodo soal Kartu Prakerja itu sangat bagus.

BACA JUGA: Wahai KPK, Jangan Sampai Pak Jokowi Ditipu Anak Kecil soal Kartu Prakerja

"Namun, implementasinya dipangkas sama orang-orang yang tidak benar. Implementasinya dipenggal. Bagaimana bisa delapan vendor digital tanpa tender diberikan kuota raksasa oleh pemerintah," kata Teri saat rapat Komisi III DPR dengan pimpinan Ketua KPK Firli Bahuri Cs, Rabu (29/4).

Dia pun mempertanyakan bagaimana mekanisme sebenarnya sehingga tiba-tiba ada penunjukan langsung kepada vendor.

BACA JUGA: Pendaftar Kartu Prakerja 8,4 Juta Orang Selama Pandemi Corona

"Siapa yang tunjuk, atas dasar apa? Bagaimana mekanisme pengawasannya?" ungkap dia.

Apalagi, lanjut dia, salah satu staf khusus presiden menjadi pemilik sekaligus pengelola bisnis vendor Kartu Prakerja.

BACA JUGA: Para Buruh Menemui Pak Ganjar, Curhat soal Kartu Prakerja yang Bikin Sedih

"Alamat pemilik saham dan beneficial owner-nya ada di luar negeri lagi. Ini tidak cukup dengan mundur saja. Harus diusut siapa terlibat," kata Teri.

Belum lagi, kata dia, bicara soal perilaku salah satu staf khusus yang menerbitkan surat dengan kop Sekretariat Kabinet ke para camat yang berpotensi conflict of interest dan mengandung unsur dugaan korupsi.

"Saya kasih contoh ada anak muda mengirim surat ke camat-camat atas nama (penanggulangan) Covid. Bubarkan saja staf khusus," tegasnya. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler