Ada Apa Ini, Harga Jengkol Kok Meroket

Sabtu, 29 April 2017 – 13:04 WIB
Jengkol. Foto: Pojokjabar/JPG

jpnn.com, BANDUNG - Menjelang puasa tahun ini, ternyata harga jengkol juga turut naik seperti jenis sembako lainnya.

Uniknya, buah berbau menyengat di mulut ini ternyata bisa menyaingi harap daging ayam per ekor.

BACA JUGA: Blaar! Petir Menyambar, Puluhan Karyawan Yamaha Terkapar di Lapangan

Suyatna (40) pedagang komoditas sayuran di Pasar Induk Gedebage Kota Bandung, mengatakan harga jengkol saat ini hanya berbeda Rp 5.000 saja dari satu pasar ke pasar yang lain.

“Di sini harga jengkol per kilogramnya bisa mencapai Rp 60.000, di pasar yang lain mungkin bisa berbeda Rp 5.000 saja, entah itu lebih tinggi atau lebih rendah,” ujar Suyatna.

BACA JUGA: Tiap Dua Minggu, Burung Hantu Berkumpul di Taman Ini

Dia juga menjelaskan bahwa kenaikan harga jengkol sudah dimulai awal April lalu.

Disinyalir, pasokan menjadi sebab utama kenaikan buah yang bisa menyembuhkan penyakit diabetes melitus ini.

BACA JUGA: Waspada! Bantaran Bengawan Solo Rawan Longsor

“Pasokan sangat minim sejak bulan kemarin, jadi para pedagang gak berani jual banyak-banyak apalagi menyediakan stok takut ga laku,” ujarnya.

Sementara, Yanto (55) pedagang jengkol di Pasar Kosambi Kota Bandung menyatakan biasanya harga normal jengkol berkisar antara Rp 28.000 per kilogram, bahkan bisa kurang dari itu.

Namun, ketika menginjak bulan Mei naik menjadi Rp 37.000 atau Rp 40.000.

Hingga saat ini Yanto menjual jengkol dengan harga Rp 55.000 per kilogram.

"Pasokan mengurang, biasanya saya mendapatkan pasokan dari Lampung. Tapi tiba-tiba minim jadinya harus ikut ke pasokan pasar yang lain, kadang dari Banten, Cianjur, kadang Tasikmalaya.” Tutur Yanto.

Sementara, meroketnya harga jengkol hingga mencapai kurang lebih Rp 50.000 ternyata tidak berpengaruh banyak bagi kesejahteraan petaninya.

Menurut Entun (46) salah satu pemasok jengkol di Gedebage para petani tidak merasakan untung dari lonjakan harga di pasar.

Dia mengatakan bahwa di daerahnya, Tasikmalaya, harga jengkol dari petani ke tengkulak itu hanya Rp 1.500 per kilogram.

“Kebetulan saya kan bersentuhan langsung dengan petani, jadi tahu sedikitnya urusan petani di sana, bahkan sejauh ini ya petani tidaknya pernah terpikir atau mungkin tau harga jengkol nisa naik menyaingi harga daging ayam,” ujar Entun kepada Radar Bandung.

Selain itu Entun juga menyampaikan cuaca ekstrim yang terjadi saat ini bisa jadi faktor gagal panen sehingga suplai jengkol berkurang.

Meskipun sebetulnya, pohon jengkol secara alamiah tidak terpatok oleh musim atau cuaca.

“Jengkol kan enggal kenal cuaca, mau kemarau mau hujan dia (jengkol) tetapi berbuah, tapi lihat cuaca akhir-akhir ini pagi-pagi hujan siang bisa panas malem bisa hujan lagi. Kemungkinan cuaca extrim ini mempengaruhi kualitas si jengkol dan menyebabkan gagal panen,” kata dia. (Cr2/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Malas Sumbang Darah, PMI Kebingungan


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler