jpnn.com, JAKARTA - Diplomat muda Silvany Austin Pasaribu mampu mencuri perhatian saat menyampaikan tanggapan Indonesia pada Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sekretaris Kedua Fungsi Ekonomi Perutusan Tetap RI untuk PBB di New York itu mempermalukan Perdana Menteri Republik Vanuatu Bob Laughman yang mengangkat isu hak asasi manusia (HAM) di Papua dalam forum internasional tersebut.
BACA JUGA: Silvany Austin Permalukan PM Vanuatu, Azis Syamsuddin Puji Siasat Kemenlu
Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, jawaban yang disampaikan Silvany telah disusun melalui proses cermat. Penyusunan jawaban itu bawah arahan langsung Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Lestari Priansari Marsudi.
"Jawaban disampaikan Silvany telah melalui proses penyusunan yang cermat di bawah arahan langsung Menlu RI," kata Faizasyah kepada jpnn.com, Senin (28/9).
BACA JUGA: Rekam Jejak Vanuatu Sasar Indonesia di Sidang Umum PBB dengan Isu Papua
Mantan Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh RI untuk Kanada itu pun sangat menghargai apresiasi tinggi dari publik untuk Silvany. Menurut Faizasyah, hal tersebut menjadi penyemangat seluruh jajaran di Kemenlu.
"Kami di Kemenlu menghargai penyampaian apresiasi tersebut sebagai penyemangat bagi seluruh jajaran di Kemlu, termasuk para diplomat muda yang akan terus mengawal kepentingan nasional Indonesia di berbagai forum," tutur Faizasyah.
BACA JUGA: Jawaban Silvany Pasaribu di Sidang Umum PBB Menohok Vanuatu
Lebih lanjut Faizasyah mengatakan, Kemenlu memiliki banyak diplomat muda yang moncer.
"Terdapat banyak diplomat muda Indonesia baik perempuan maupun laki-laki yang berkiprah dengan baik di dunia diplomasi," katanya.
Seperti diketahui, Silvany saat memberikan hak jawab Indonesia dalam forum Sidang Majelis Umum ke-75 PBB menuding Vanuatu memiliki obsesi berlebihan.
"Sangat memalukan bahwa negara ini (Vanuatu) memiliki obsesi berlebihan dan tidak sehat tentang bagaimana Indonesia menjalankan pemerintahan," katanya sebagaimana dikutip dari video yang ditayangkan akun resmi PBB di YouTube.
Alumnus Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) itumenyatakan bahwa Vanuatu tidak semestinya mengajari negara lain.
"Jadi sampai Anda selesai (dengan urusan negara anda sendiri) mohon simpan nasihat itu untuk diri Anda sendiri," lanjut dia.(boy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Boy