Ada Cara Ilmiah agar Anies Baswedan Mudah Pilih Cawapres Koalisi Perubahan

Senin, 06 Februari 2023 – 20:02 WIB
Bakal capres dari Partai NasDem Anies Baswedan. Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Zainal A Budiyono menilai Anies Baswedan tidak akan leluasa menentukan bakal calon wapres (cawapres) yang kelak mendampingi capres dari Koalisi Perubahan itu di Pilpres 2024.

Meski di atas kertas Koalisi Perubahan memberikan kewenangan kepada Anies untuk memikih bakal cawapres, Zainal meyakini dinamika yang ada tidak memudahkan mantan gubernur DKI Jakarta itu memilih pendampingnya di pilpres mendatang.

BACA JUGA: Anies-Prabowo Memang Buat Perjanjian, Fadli Zon yang Menulis, Isinya?

“Parpol-parpol yang merasa memiliki 'saham politik' sepertinya tidak rela begitu saja. Mereka tentu saja mendorong tokoh-tokohnya sendiri atau memilih yang memiliki kedekatan,” ujar Zainal, Senin (6/2).

Mantan asisten staf khusus kepresidenan itu pun punya saran untuk memudahkan Anies menentukan bakal cawapres.

BACA JUGA: Koalisi Perubahan Bakal Terus Gaduh jika Anies Baswedan Tak Segera Pilih Cawapres

Zainal mendorong Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tergabung dalam Koaisi Perubahan segera bertemu.

Menurut dia, ada jalan ilmiah sebagai solusi atas persoalan sosok cawapres dari Koalisi Perubahan. Caranya ialah dengan survei untuk mengetahui respons publik atas tiga nama bakal cawapres dari Koalisi Perubahan.

BACA JUGA: Siapa Bilang Koalisi Perubahan Suram? Ini Faktanya, 8 Orang Sibuk demi Anies Baswedan

Adapun ketiga nama itu ialah Ketua Umum PD Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, kader PKS yang juga eks Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan alias Aher, serta Gubernur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa yang tercatat sebagai salah satu deklarator ormas NasDem.

Zainal menegaskan ketiga parpol pengusung Anies itu harus sepakat dengan apa pun hasil survei.

Selanjutnya, bakal cawapres dengan elektabilitas tertinggi yang disepakati menjadi figur pendamping Anies di Pilpres 2024.

 “Harus ada gentlemen's agreement oleh ketiga pihak untuk menerima siapa pun nama terkuat di survei. Hanya dengan jalan itu koalisi akan melangkah mulus ke depan dan makin solid,” tuturnya.

Zainal menganggap solusi itu merupakan cara realistis. Menurut dia, jika partai yang dominan di Koalisi Perubahan memaksakan figur tertentu menjadi bakal cawapres, akan ada dua kerugian sekaligus.

“Pertama, Anies dianggap tidak independen. Kedua, soliditas koalisi akan terganggu, bahkan sebelum deklarasi resmi,” kata Zainal.(ast/jpnn.com)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebelum Ke Golkar, Surya Paloh Bertemu AHY, Ada Apa?


Redaktur : Antoni
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler