jpnn.com, TASIKMALAYA - Sebanyak 47 orang di Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat dinyatakan positif Covid-19 akibat penularan klaster klub senam yang sebelumnya ditemukan di daerah itu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya Atang Sumard mengatakan puluhan warga tersebut saat ini sedang dalam penanganan.
BACA JUGA: 1 Pejabat Meninggal Akibat Covid-19, Disdukcapil Cianjur Hentikan Kegiatan Tatap Muka
"Itu hasil penelusuran anggota klub senam dan keluarganya, yang diusap (swab test, red) sudah banyak," kata Atang Sumardi di Tasikmalaya, Kamis (11/3).
Puluhan kasus positif itu merupakan hasil penelusuran terhadap warga yang melakukan kontak erat dengan pasien positif dari anggota klub senam.
BACA JUGA: Fakta Baru soal MRI, Pembunuh 2 Wanita Muda di Bogor, Ternyata...
Menurut Atang, awalnya hanya beberapa orang yang terinfeksi. Setelah penelusuran jumlahnya menjadi 22 orang.
Terakhir, jumlah klaster klub senam itu tercatat mencapai 47 orang, dan masih ada kemungkinan bertambah karena masih ada warga yang sedang menjalani swab test.
BACA JUGA: Sudah 14 Pemodal Jadi Tersangka, Kombes Sigit Masih Keluarkan Peringatan Keras
"Mungkin saja nantinya bakal ada penambahan," kata Atang Sumardi.
Pihaknya juga menyampaikan seluruh warga yang positif dalam klaster klub senam itu dibawa menggunakan ambulans ke tempat isolasi Wisma Haji di Kecamatan Singaparna.
"Semua dibawa ke Wisma Haji, tetapi setelah dilakukan skrining awal, tiga orang dipulangkan karena sudah melewati masa isolasi. Sekarang yang di Wisma Haji 44 orang," jelasnya.
Kluster itu berawal ketika ada klub senam dari Kabupaten Tasikmalaya berwisata ke Gunung Papandayan di Kabupaten Garut pada 14 Februari 2021.
Mereka juga bertemu dengan klub senam lainnya dari daerah Kabupaten Garut dan Bandung.
Sepulang dari Garut ada seorang anggota klub senam mengalami sakit dengan gejala batuk pilek. Kemudian diperiksa dan dinyatakan positif COVID-19.
"Baru ketahuan setelah pulang dari Garut, sekarang ada yang bergejala ringan, mayoritas OTG (orang tanpa gejala)," tambah Atang.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam