jpnn.com - WARGA Riau kian frustasi akibat asap yang tak hilang-hilang. Sejak dijajah asap, sudah lama rasanya tak melihat langit biru.
Udara pun sudah masuk level berbahaya dan dihirup berhari-hari tanpa ada solusi pasti. Ribuan korban berjatuhan, mulai dari orang tua, dewasa, remaja, anak-anak, balita hingga janin dalam kandungan.
BACA JUGA: Asap Makin Parah, Ini Komentar Plt Gubri: Berdoalah....
Pemerintah yang dinilai bereaksi lamban, telah membuat gelombang kekecewaan di tengah masyarakat. Pelampiasan mereka tuangkan dalam aksi-aksi demonstrasi, patung selamat datang yang menjadi ikon kota Pekanbaru juga ditutup menggunakan masker.
Sementara dunia maya seperti Facebook dan twitter, diramaikan dengan tulisan-tulisan menyayat hati yang lebih mengarah pada kata pasrah.
BACA JUGA: SBY Turun Asap Hilang, Jokowi Blusukan Asap Tambah Parah
Seperti tulisan yang diposting Sekretaris PWI Riau, Eka Putra Nazir. Salah satu jurnalis yang baru selesai mengikuti kelas Lemhanas ini menulis tentang 'sakit hatinya' pada bencana asap yang seolah sengaja dibiarkan.
Ia bahkan menilai, lambannya penanganan asap dan kukuhnya Pemda Riau mempertahankan status siaga dan bukan tanggap darurat, karena sarat kepentingan. Asing bahkan dituding terlibat di dalamnya. Berikut, tulisan kemarahan yang mendapat respon dari para netizen. (afz/jpnn)
BACA JUGA: Mengenaskan, ABG Kakak Beradik Ini Mati Muda Diseruduk Barang Keras
Mafia Kabut Asap
Ketika kabut asap sudah memenuhi kamar. Masih ampuhkah kata-kata sabar?
Kusampaikan saja,
Ini permainan para mafia anggaran Karhutla
Mereka butuh asap yang banyak
Mereka butuh asap yang lama
Mereka butuh asap yang dramatis
Agar dana yang sudah dianggarkan tahun lalu bisa dicairkan sampai akhir tahun ini oleh mereka.
Agar semua cadangan dana unlimited negara mampu tersedot semua atas nama bencana.
Para asing bertepuk tangan.
Penyewaan peralatan canggih dan pilot-pilot bule itu ambil bagian.
Perusahaan sawit tertawa cekikikan.
Kesempatan land clearing dapat pembenaran.
Kalaupun tertangkap dijamin bebas di pengadilan.
Itu sudah tugas sang komisaris yang diisi oleh jenderal-jenderal angkatan.
Oleh sebab itu,
Tutup rapat hidung saja bayi kecilmu
Dekap erat anak-anakmu
Ibu-ibu hamil kuatkan dirimu
Bilang saja ini ujian dari Tuhan
Yang hendak menguji kesabaran
Dan ingat,
Tahun depan masih ada lagi
Sebab anggaran karhutlanya sudah dialokasi lebih tinggi!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yanti: Tolonglah Kami, Pemerintah Harus Usir Asap Ini
Redaktur : Tim Redaksi