jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengungkapkan momen bakal capres 2024 Anies Baswedan menghubungi Ketua Umum PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terkait posisi cawapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Momen itu diungkap Riefky melalui siaran pers mengenai situasi terkini koalisi parpol yang berisikan Partai NasDem, Demokrat, dan PKS, setelah Anies disebut menyetujui keputusan Surya Paloh menjadikan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) jadi cawapres pendamping eks gubernur DKI Jakarta itu di Pilpres 2024.
BACA JUGA: Cak Imin Cawapres, Demokrat Tuding Paloh & Anies Berkhianat
Menurut Riefky, Anies menghubungi AHY ketika ada sejumlah parpol sahabat mendekati dan membuka komunikasi politik dengan Partai Demokrat.
Nah, khusus seusai pertemuan AHY dengan salah satu elite parpol yang mengundang perhatian publik, Anies menghubungi putra sulung Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
BACA JUGA: Ternyata Banyak P1 Tidak Masuk Pendataan BKN, Ketum Guru Lulus PG Gusar
"Capres Anies menghubungi pada 12 Juni 2023 dan mengatakan kepada Ketum AHY 'Saya ditelepon beberapa kali oleh Ibu saya dan guru spiritual saya, agar segera berpasangan Capres-Cawapres Anies-AHY'," ungkap Riefky dikutip dari siaran pers, Kamis malam (31/8).
Maka sesuai dengan mandat yang telah diberikan oleh ketiga ketua umum partai politik koalisi, Anies memutuskan untuk memilih AHY sebagai cawapresnya dan telah disampaikan kepada para petinggi partai.
BACA JUGA: Survei LSI: Ganjar Rebound Berlanjut, Kalahkan Prabowo dan Anies
Konon pada saat menyampaikan keputusan itu kepada pimpinan partai koalisi, Anies disebut mengungkap alasannya memilih AHY, yakni karena suami Annisa Pohan dianggap memenuhi seluruh syarat dan kriteria yang ditentukan dalam Piagam Koalisi.
Selain itu, disebutkan bahwa Anies menilai AHY memiliki keberanian dan bersedia menempuh risiko untuk menjadi pendampingnya, meskipun partainya terancam diambil alih oleh KSP Moeldoko melalui PK di Mahkamah Agung.
Menurut Riefky, keputusan Anies memilih AHY bahkan sudah dituangkan eks Mendikbud RI itu dalam bentuk surat tulisan tangan yang ditandatangani, kepada Ketum Demokrat AHY pada 25 Agustus 2023.
"Inti surat tersebut adalah untuk meminta secara resmi agar Ketum AHY bersedia untuk menjadi Cawapresnya (Anies,red)," ucap Riefky.
Singkat cerita, kesepakatan itu tidak kunjung diumumkan meski sudah beberapa kali rencana deklarasi terbentuknya Koalisi Perubahan untuk Persatuan, termasuk penetapan Capres dan Cawapres yang hendak diusung.
Yang terjadi setelah itu, pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, Ketum Partai NasDem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai Cawapres pendamping Anies.
"Malam itu juga Capres Anies dipanggil oleh Surya Paloh untuk menerima keputusan itu," ujar Riefky.
Bukannya menyampaikan langsung keputusan tersebut, keesokan harinya, 30 Agustus 2023, Anies hanya mengutus Sudirman Said untuk mengabarkan keputusan Surya Paloh yang menjadikan Cak Imin Cawapres.
Rentetan peristiwa itulah yang membuat Partai Demokrat menuding Surya Paloh dan Anies Baswedan telah melakukan pengkhianatan terhadap semangat perubahan, berkhianat pada Piagam Koalisi yang disepakati oleh ketiga parpol.
"Juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan," tutur Riefky.(fat/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam