Ada Napi ala Gayus di Sidoarjo

Dikawal Sipir, Bebas Pulang ke Rumah dan Makan di Restoran

Kamis, 07 Juli 2011 – 06:41 WIB
Hariansyah Limantara, napi kasus pemalsuan dokumen, kabur saat akan diwawancarai Jawa Pos di Rumah makan Suharti, Surabaya, kemarin. Foto: GUSLAN GUMILANG/JAWA POS

SIDOARJO - Publik belum lupa dengan ulah Gayus Tambunan, napi kasus mafia pajak yang pernah bebas keluyuran meski berstatus tahananTernyata, di Lapas Delta Kelas II-A Sidoarjo ada napi yang juga berulah mirip dengan Gayus

BACA JUGA: Licin, Nazaruddin Kecoh Tim Pemburu

Namanya adalah Hariansyah Limantara, napi kasus pemalsuan dokumen
Dengan kawalan sipir, dia bebas keluar masuk lapas serta pergi ke rumah saudaranya dan makan di restoran

BACA JUGA: Mantan Wako Siantar Pasrah ke Demokrat



Seorang sumber kepada Jawa Pos mengatakan, aktivitas keluar masuk lapas secara bebas itu dilakukan Hariansyah bisa tiga kali seminggu
Kemarin Jawa Pos menyaksikan sendiri dan membuntuti bagaimana bebasnya Hariansyah keluar lapas.

Semula informasi yang diterima Jawa Pos menyebutkan, Hariansyah hari itu (kemarin) akan keluar lapas sebelum azan subuh

BACA JUGA: Tambah Usia, Bu Ani Gelar Perayaan Sederhana di Istana Negara

Tujuannya, menghindari perhatian karena lapas tepat menghadap alun-alunBerbekal informasi itu, Jawa Pos menyanggong di depan lapas sejak pukul 02.30. 

Menit ke menit, jam ke jam, ternyata yang disanggong tak muncul jugaSekitar pukul 05.00 seorang sipir terlihat membuka gerbang utamaSejumlah tahanan pendamping mengeluarkan kendaraan roda dua yang diparkir di dalam lapasMeski demikian, pertanda bahwa Hariansyah bakal keluar lapas tak kunjung terlihat

Tanda bahwa napi itu akan meninggalkan lapas baru terasa sekitar pukul 08.50Kala itu, mobil Isuzu Panther bernomor polisi L 1121 DU warna silver masuk ke halaman lapas dan diparkir dengan posisi membelakangi tembokSangat mungkin cara parkir seperti itu untuk mempermudah mobil tersebut membawa Hariansyah keluar lapas.

Kemudian, seorang pria separo baya yang mengemudikan mobil Panther itu menuju loket di depan lapasTidak lama setelah dia mengutak-atik HP di depan gerbang utama, dia masuk ke lapas dikawal seorang sipir berseragamPadahal, saat itu, di bawah tenda tunggu, banyak pembesuk yang antre masuk ke dalam lapas, tapi belum diperbolehkan masuk.

Sekitar 15 menit kemudian sopir Panther tadi keluar dari lapas dan duduk di kursi dekat mobil diparkirDalam hitungan menit, seorang pria yang tak lain Hariansyah berjalan keluar dari pintu lapas dengan dikawal seorang sipir berbadan tambun dan dua tahanan pendamping.

Setelah sipir memberikan kode dan dijawab anggukan oleh sopir Panther, Hariansyah berjalan mengikuti langkah sipir tersebut ke selatanTujuan mereka adalah halaman rumah dinas yang berada tepat di belakang lapasSopir Panther yang awalnya duduk tadi kemudian berdiri dan menyalakan mesin kendaraannya, lalu pergi keluar halaman lapas.

Mobil itu berjalan memutar untuk menuju ke lokasi HariansyahMobil tersebut keluar halaman lapas, lalu belok kiri melewati Masjid Agung Sidoarjo dan gedung DPRD SidoarjoSelanjutnya, mobil belok kiri ke Jalan dr Soetomo dan mengitari gedung dewan hingga berhenti di halaman rumah dinas petugas lapas

Di rumah dinas itu sudah berdiri Hariansyah yang kemarin mengenakan kaus bertulisan Warga Binaan PemasyarakatanDia ditemani seorang sipirHariansyah beberapa kali membuka pintu mobil dan mengambil benda berbentuk kertasSaat Hariansyah sibuk dengan urusan sipir, sopir menyempatkan diri makan mi ayam berlauk ceker dan tiga pentol di warung pedagang kaki lima depan rumah dinas petugas lapas

Sekitar 15 menit kemudian tiga orang masuk ke mobil Panther ituHariansyah duduk di kursi depan bersama sopirSipir yang diketahui bernama Sutopo duduk di kursi belakang dengan mengenakan seragam korps lapas yang dibalut dengan jaket kulit.

Mobil tersebut lantas menuju ke Jalan AYani, Sidoarjo, dan meluncur ke arah SurabayaUntungnya, mereka memilih jalan raya dan bukan tol sehingga Jawa Pos bisa membuntutiSelama perjalanan, mobil tersebut berjalan dengan kecepatan sekitar 40 kilometer per jam lantaran lalu lintas yang mulai padat.

Sekitar pukul 10.50 mobil Panther yang membawa Hariansyah berada di sebuah rumah di kompleks Dharmahusada RegencySetelah dilacak, rumah tersebut adalah tempat tinggal keluarga Hariansyah

Tak sampai satu jam, sekitar pukul 11.45, Hariansyah keluar dari rumah itu dan masuk ke mobil bersama Sutopo dan sang sopirSeorang pria yang usianya diperkirakan 25 tahun dan diduga anak Hariansyah ikut di dalam mobil tersebutMereka ternyata pergi ke rumah makan Ny Suharti di Jalan Sulawesi, SurabayaBisa jadi untuk menghilangkan jejak, setelah penumpang turun, mobil Panther itu berjalan lagi entah ke mana.

Di restoran dengan menu utama masakan ayam itu Hariansyah memilih tempat duduk di pojok, menghadap ke tembok, bersama anaknyaDia tidak lagi mengenakan kaus bertulisan Warga Binaan Pemasyarakatan

Sedangkan Sutopo, sipir pendamping tadi, duduk di meja berbeda dengan jarak yang cukup dekatSelama makan Sutopo tetap mengenakan jaket kulit untuk menyembunyikan identitas bahwa dirinya adalah petugas lapasAsap rokok terus keluar dari mulutnya di ruangan tertutup berpendingin itu.

Selama di restoran Hariansyah terlihat bercengkerama dengan anaknya, seorang perempuan, dan seorang pria yang diketahui berprofesi sebagai pengacara di SurabayaSetelah makanan tersaji, mereka menyantap hidangan itu sambil bercerita yang diselingi dengan tawa.

Sekitar 20 menit kemudian, Jawa Pos menyalami Sutopo sebagai pembuka pembicaraanWajahnya langsung memucat dan bibirnya bergerak tak teratur seperti salah tingkah"Sendirian, Mas," jawabnya tergagap ketika ditanya dengan siapa dia berada di retoran ituBelum sempat Jawa Pos bertanya banyak, dia tiba-tiba berdiri dan berjalan ke arah pintu keluar dengan alasan mencari toilet.

Pria berkumis itu lebih salah tingkah ketika diberi tahu bahwa toilet hanya ada di dalam restoran dan tidak ada di luar gedungHanya sebentar di dalam toilet dan Sutopo duduk lagiTidak lama kemudian dia berjalan keluar restoran seorang diri sembari menenteng HPTak lama kemudian, begitu tahu ada Jawa Pos, Hariansyah pura-pura cuek dan sibuk mengutak-atik HPPria muda yang diduga anaknya lalu  bergegas memberesi kertas yang tadinya tersebar di meja makan.

Setelah mencuci tangan di wastafel, Hariansyah setengah berlari menuju pintu keluar sembari seperti bersembunyi di balik tubuh anaknyaJawa Pos yang mencegat dia langsung meminta konfirmasi, namun dihadiahi pelototan yang menyimpan amarah"Bukan, saya bukan napi," ucapnya saat ditanya statusnya sebagai napi sembari berjalan.

Hariansyah dan anaknya terus berjalan agak cepat sembari menghindari kamera Jawa Pos yang berusaha memotretnyaTerdesak, Hariansyah memegangi kamera Jawa Pos dan menyibakkan tangan kanannya, meminta Jawa Pos tidak memotret dirinyaBukan hanya itu, siku pria yang ditaksir berusia sekitar 65 tahun itu ditodongkan ke leher fotografer Jawa Pos sembari mendorong untuk melawan sambil berusaha merebut kameraTak berselang lama, Hariansyah ngacir masuk ke mobil diikuti anaknya.

Sutopo yang keluar dari restoran itu ternyata bersembunyi di pos satpamBeberapa kali dia mengintip, sekadar untuk mengetahui kejadian di dalam restoranDia kemudian naik ke mobil yang sama dengan HariansyahLalu, mobil itu melaju meninggalkan restoran.

Mereka lantas memacu kendaraan untuk kembali ke Lapas Sidoarjo melewati tolAgar tidak menimbulkan kecurigaan, mobil itu berhenti di jalan belakang lapasHariansyah lantas berjalan menuju ke rumah dinas tempat dia dijemput dan berbaur dengan dua tahanan pendamping yang sedang membuat kolam ikan

Dia berpura-pura sedang aktif membantu teman sesama napi dengan kembali mengenakan kaus penghuni lapasBeberapa saat kemudian Hariansyah, Sutopo, dan dua napi yang lain berjalan ke arah depan dan masuk ke lapas seolah tidak terjadi apa-apa.

Menurut sumber Jawa Pos, sebenarnya hari itu Hariansyah baru masuk ke lapas pada sore hariDan itu, kata sumber tadi, sering dia lakukan sejak mendekam di lapas tersebut. 

Hariansyah ditangkap dan diadili karena memalsukan dokumenMajelis hakim pengadilan negeri di Kalimantan Selatan memvonis dia dengan hukuman 1,5 tahunSetelah buron setahun, dia menjalani hukumanHingga sekarang, dia baru menjalani tujuh bulan dari semua masa hukuman yang sedang dijalaniBeralasan ingin dekat dengan keluarga, dia memilih pindah ke Lapas Sidoarjo(eko/c4/kum)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejaksaan Minta KPK Pelajari Temuan Baru Kasus Century


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler