jpnn.com, JAKARTA - Nama mantan Ketua Umum Golkar Setya Novanto dan loyalisnya, Kahar Muzakir disebut-sebut dalam persidangan perkara suap pengadaan satelit monitoring Badan Keamanan Laut (Bakamla) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (24/1).
Penyebutan nama Novanto dan Kahar itu ada di dalam percakapan WhatsApp antara anggota Komisi I DPR Fayakhun Andriadi dengan Erwin Arief selaku managing director PT Rohde & Schwarz Indonesia.
BACA JUGA: Sidang Suap Bakamla Ungkap Aliran Uang ke Munaslub Golkar
Dalam persidangan terhadap Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Bakamla Nofel Hasan yang didakwa menerima suap itu, jaksa penuntut umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membeber percakapan WhatsApp antara Fayakhun dengan Erwin. JPU juga menghadirkan Erwin selaku vendor bagi perusahaan rekanan Bakamla sebagai saksi bagi Nofel.
Berdasar percakapan via WhatsApp pada 30 April 2016, Fayakhun mengaku telah bertemu dengan Setya Novanto, Kahar dan seseorang yang diistilahkan dengan sebutan onta. "Bro, tadi saya sdh ketemu onta, SN dan Kahar," tulis Fayakhun.
BACA JUGA: Pimpin Komisi III, Kahar Mau Hubungan dengan KPK Lebih Adem
Selanjutnya, anggota Komisi I DPR itu mengaku telah memaksa Laksamana Madya Ari Soedewo selaku kepala Bakamla untuk menyetujui pengadaan drone dan satelit monitoring dalam satu paket. Nilainya USD 850 ribu.
“Semula dari KaBa yg sdh ok drones, satmon belum. Tapi saya sdh 'paksa' bahwa harus drones+satmon, total 850," tulis Fayakhun.
BACA JUGA: Kahar: Yang Tunjuk Saya Airlangga, Bukan Novanto
JPU KPK lantas bertanya ke Erwin perihal pesan WhatsApp dari Fayakhun. Karena itu, JPU meminta Erwin menjelaskan penyebutan onta, SN dan Kahar dalam pesan dari Fayakhun.
Menurut Erwin, penyebutan onta untuk menggantikan nama Ali Fahmi alias Fahmi Habsy yang juga staf ahli kepala Bakamla. “Waktu itu Fahmi Habsy kami bedakan. Kami menyebutnya onta,” sebut Erwin.
Sedangkan untuk SN, Erwin menduga sebagai inisial Setya Novanto. Sebab, karena konteks percakapan dalam pesan itu terkait dengan Golkar.
"Kalau SN saya sebenarnya nggak kenal. Dugaan saya Setya Novanto karena menyangkut Golkar," sebut dia.
Selanjutnya, JPU bertanya apakah sosok Kahar dalam pesan itu adalah Kahar Muzakir. Namun, Erwin tak mengenalnya secara pasti.Sementara itu, ketika ditanya apakah Kahar yang dimaksud adalah Kahar Muzakir, Erwin mengaku tidak mengetahuinya secara pasti.
"Saya tidak tahu Kahar itu siapa. Cuma di-WA sama Fayakhun itu," tukas Erwin.
Kahar sebelumnya disebut-sebut sebagai orang dekat Setya Novanto. Kini, Kahar adalah ketua Komisi III DPR.
Nama Setya Novanto kembali muncul dalam perkara korupsi. Kali ini, terdakwa korupsi e-KTP itu dikaitkan dengan kasus suap pengadaan proyek satelit monitoring di Badan Keamanan Laut (Bakamla).(dna/JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kahar Pimpin Komisi III, Bamsoet: Semua Loyalis Airlangga
Redaktur & Reporter : Antoni