Ada Penderita GBS di Purwokerto

Sabtu, 13 Agustus 2011 – 14:14 WIB

JAKARTA — Satu per satu penderita penyakit langka berbiaya mahal, Guillain-Barre Syndrome (GBS), bermunculanSetelah Azka dan Shafa, dua balita yang akhirnya dirujuk ke RSCM Jakarta, penyakit serupa juga mendera Tissa (17) yang kini dirawat di RS Dharmais Jakarta

BACA JUGA: Lokasi Penahanan Nazaruddin Belum Ditentukan



Temuan terakhir tentang penderita GBS ada di RS Margono, Purwokerto, Jawa Tengah
Penderitanya adalah Rohyati (39), seorang ibu rumah tangga yang kini harus menjadi penghuni ruang ICU dengan bantuan alat pernafasan atau ventilator

BACA JUGA: Jangan Sampai Nazaruddin Dibungkam Penguasa!



Suami Rohyati, Asrop (40) saat dihubungi JPNN, Sabtu (13/8), mengaku bingung dengan penyakit yang mendera istrinya
"Sebenarnya ini penyakit apa ya? Yang bisa bergerak cuma matanya saja sedangkan lainnya, seluruh tubuh tidak bisa bergerak," kata Asrop yang mengaku sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan itu.

Asrop menceritakan, penyakit yang diidap Rohyati dimulai ketika istrinya merasa sering kelelahan

BACA JUGA: KPK Pastikan Nazaruddin Sampai Sore Ini

Dalam beberapa hari, Rohyati juga mengeluh sering merasakan sakit di tulang punggung bagian belakang, capek-capek dan sering tidak bisa berdiri.

Rabu (9/8) laluRohyati mendadak merasakan kesemutan yang luar biasa di bagian kakinyaDan rasa sakit terus menjalar ke bagian tubuh lainnyaDalam hitungan jam, Rohyati nyaris mengalami kelumpuhan dan dibawa ke RS terdekat

"Kata Dokter istri saya kena penyakit syaraf dan ototTapi kondisinya terus memburuk sampai tidak bisa bernafas," tutur Asrop.

Pihak RS akhirnya merujuk Rohyati untuk segera dibawa ke RSUD Margono, PurwokertoRohyati yang biasanya dikenal gesit, kini harus terbaring koma dan menjadi penghuni ruang ICU setelah diagnosis terserang GBS.

"Waktu di RS pertama saya sudah bayar Rp 1,5 jutaSekarang katanya satu malam di ruang ICU Rp 500 ribuSaya baru mau mengurus SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu), menurut informasi katanya bisa dapat cuma Rp 1,5 juta,’’ kata Asrop saat ditanya mengenai pembiayaan istrinya.

Asrop bukan hanya tidak tahu dengan penyakit istrinyaNamun juga tidak pernah tahu tentang apa yang mungkin akan dihadapi ketika istrinya divonis GBS

Sebagai perbandingan saja, Azka (4) yang saat ini dirawat di RS Azra Bogor, butuh biaya hingga Rp100 juta untuk 10 hari perawatanSedangkan Shafa (4) yang sudah selama 10 bulan dirawat di RS Carolus Jakarta, menghabiskan biaya Rp600 jutaSedangkan Tissa (17) yang dirawat di RS Dharmais selama dua bulan, sudah menghabiskan biaya Rp350 jutaSementara kesembuhan bagi ketiganya masih belum bisa dipastikan.

Karenanya, Asrop pun memilih pasrah"Saya cuma seorang buruh biasaKalau dengar informasi katanya sakit GBS itu besar sekali biayanya, tentu kami sangat tidak mampuSelama ini kami tidak pernah tahu GBS itu apa," kata Asrop mengaku belum ada pihak Dinas Kesehatan Banyumas yang datang menjenguk ke RS meski Menteri Kesehatan sudah mengumumkan bahwa pasien GBS harus mendapatkan perhatian khusus.

Saat dihubungi JPNN, Jumat malam (12/8), Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan bahwa GBS meski jarang tapi sekarang sudah banyak ditemukan di IndonesiaPihaknya akan semaksimal mungkin melakukan penanganan terbaik bagi pasien-pasien GBS yang sekarang banyak bermunculan setelah Azka, Shafa dan Tissa.

"Penduduk kitakan banyakAda sekitar 240 jutaJadi kalau 1:1.000.000 saja, maka ada 240 orang pertahun di Indonesia,’’ kata Endang.

Setelah langsung memindahkan Azka dan Shafa ke RSCM Jakarta, serta memberikan perhatian khusus pada Tissa yang masih dirawat di RS Dharmais, Jakarta, Endang juga berjanji akan segera melakukan penanganan khusus pula pada pasien GBS yang baru ditemukan lagi di Purwokerto"Kami akan cek juga mekanisme pembayarannyaBila tidak mampu bisa dibantu dengan SKTM," katanya.

Endang pun meminta seluruh masyarakat Indonesia ikut aktif peduli GBSSaat ini secara independen, informasi mengenai GBS bisa diakses melalui www.peduligbs.blogspot.com atau menghubungi nomor 081378362636.

Informasi mengenai Rohyati sendiri berawal dari salah satu pembaca blog iniMenkes Endang pun mendukung kelompok independen masyarakat yang saat ini menjadi salah satu wadah informasi penyakit GBS"Terimakasih atas usaha dan informasinya," kata Endang menanggapi munculnya komunitas peduli GBS.(afz/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anas: 100 Persen Ani Layak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler