Ada Sosok Luar Biasa di Balik Konservasi Penyu Lekang di Pantai Marekisi, Siapa Dia?

Selasa, 31 Mei 2022 – 10:51 WIB
BBKSDA Papua bersama kelompok Desa Binaan Konservasi Marekisi Nung dan PLN Unit Induk Pembangunan Maluku Papua di Pantai Marekisi, Kampung Yewena, Distrik Depapre, Jayapura, Sabtu (28/5). Foto: Dokumentasi KLHK

jpnn.com, JAYAPURA - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua melepasliarkan 20 ekor penyu lekang (Lepidochelys olivacea).

Kegiatan tersebut dilaksanakan BBKSDA Papua bersama kelompok Desa Binaan Konservasi Marekisi Nung dan PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Maluku Papua di Pantai Marekisi, Kampung Yewena, Distrik Depapre, Jayapura, pada Sabtu (28/5).

BACA JUGA: KLHK Ungkap Strategi Pencapaian Target Indonesia’s FOLU Net Sink 2030

Diketahui, Pantai Marekisi merupakan tempat indukan penyu lekang meletakkan telur pada setiap musim.

Taufik selalu pendamping Desa Binaan Konservasi Marekisi Nung menyampaikan kegiatan tersebut bertepatan momen Hari Penyu Sedunia yang diperingati tiap 23 Mei.

BACA JUGA: Menteri Siti Ingatkan 3 Hal Penting Kepada Jajaran KLHK

“Ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap kelestarian keanekaragaman hayati, khususnya penyu lekang,” ungkap Taufik.

Keistimewaan penyu lekang dapat dilihat dari status konservasinya, baik di lingkup regional maupun internasional.

BACA JUGA: Kadin Gandeng KLHK Wujudkan Program Multiusaha Kehutanan

Di Indonesia, penyu lekang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Berdasarkan IUCN, status konservasi penyu lekang ialah Vulnerable/VU (rentan). Penyu lekang juga termasuk Appendix I CITES.

Ternyata di balik pelepasliaran tersebut, ada sosok luar biasa yang telah mengawali langkah konservasi penyu lekang sejak lama.

Dia adalah Karel Indey yang memulai melakukan penyelamatan penyu lekang pada 1995 dengan cara sangat sederhana.

Karel Indey berpikir tindakan penyelamatan itu sangat perlu bila tak ingin penyu lekang mengalami kepunahan.

Harapan Karel Indey mulai terang ketika BBKSDA Papua membentuk kelompok Desa Binaan Konservasi Marekisi Nung pada 21 April 2021, dengan fokus kegiatan pelestarian penyu, khususnya spesies penyu lekang.

Itu terjadi setelah bertahun-tahun Karel Indey bekerja sendiri.

Sampai saat ini Kelompok Desa Binaan Konservasi Marekisi Nung telah memiliki bak penampungan dan pembesaran, serta telah melepasliarkan 96 tukik penyu lekang di Pantai Marekisi pada 3 September 2021.

Sementara di bak pembesaran, Kelompok Marekisi Nung saat ini merawat sekitar 200 tukik.

Kepedulian terhadap penyu lekang di Kampung Yewena juga datang dari PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Maluku Papua.

Pada momentum pelepasliaran penyu lekang ini, PLN UIP Maluku Papua menyerahkan Bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sebesar Rp 75 juta kepada Kelompok Desa Binaan Marekisi Nung.

Bantuan tersebut dicanangkan untuk membangun lima bak penetasan penyu dengan kapasitas keseluruhan mencapai 800 tukik.

General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Maluku Papua Sukahar menjelaskan program bantuan konservasi ini merupakan langkah sinergi PLN bersama BBKSDA dalam memastikan pembangunan yang berkelanjutan.

“Upaya pembangunan infrastruktur kelistrikan, khususnya di daerah kabupaten Jayapura, tentunya PLN tidak dapat bekerja sendiri," kata Sukahar.

Melalui program pelestarian lingkungan bersama masyarakat serta bekerja sama dengan BBKSDA Papua, lanjut Sukahar, merupakan salah satu upaya pihaknya memastikan pembangunan kelistrikan sudah memenuhi asas berkelanjutan.

Pelaksana tugas Kepala BBKSDA Papua Abdul Azis Bakry menyampaikan terima kasih kepada PLN UIP Maluku Papua atas besarnya kepedulian terhadap pelestarian penyu lekang di Kampung Yewena.

Dia berharap masyarakat dapat memanfaatkan dana bantuan tersebut secara optimal.

Azis Bakry juga memberikan apresiasi kepada kelompok Desa Binaan Marekisi Nung, khususnya kepada Karel Indey sebagai pelopor pelestarian penyu di Kampung Yewena.

“Luar biasa menyimak sejarah Pak Karel Indey. Melestarikan penyu ini benar-benar dilandasi jiwa konservasi, berdasarkan kesadaran yang muncul dari dalam diri beliau sendiri," kata Azis Bakry.

Selain itu, hal yang membuat Azis Bakry takjub adalah kreativitas Karel Indey menafsirkan alam.

Mulai dar proses menetaskan dan membesarkan tukik sampai siap dilepasliarkan ini dipelajari dari kebiasaan penyu itu sendiri.

Karel Indey juga mengamati indukan-indukan penyu menyimpan telur di dalam pasir, dan seterusnya.

"Beliau lakukan itu di rumah karena kalau telur-telur tetap di pantai, predatornya terlalu banyak, terutama manusia. Saya rasa tindakan Pak Karel sangat luar biasa,” ucap Azis Bakry. (mrk/jpnn)

 

 

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler