jpnn.com, BANJAR BARU - Kondisi mes L di belakang Museum Lambung Mangkurat membuat Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani malu.
Meski berada di pusat kota, barak peninggalan pekerja Uni Soviet (sekarang Rusia) itu tersohor sebagai tempat angker.
BACA JUGA: Bangunan Kuno PLN Punya Lorong Rahasia Menyeramkan
Tak mengherankan, Nadjmi mengincar bangunan di pertigaan Jalan Garuda dan Jalan Merpati tersebut.
Nantinya, bangunan itu akan didandani ulang menjadi tempat kongkow seniman dan budayawan sebagai alternatif dari Minggu Raya.
BACA JUGA: Depo Kereta Api Sidotopo, Warisan Belanda Berkhas Jawa
Pemkot pun memulai pendekatan ke Lanud Sjamsudin Noor karena status bangunan itu sebagai aset TNI Angkatan Udara.
Nadjmi sudah bertemu dengan Komandan Lanud Sjamsudin Noor Letkol (Pnb) Bambang Sadewo.
Usai rapat, rombongan turun ke lapangan untuk melihat dari dekat mes L yang kondisinya kini bobrok dimakan cuaca, penuh coretan cat semprot, gelap, dan diselimuti tumbuhan jalar.
"Terkenal angker, kemarin ada stasiun televisi swasta menjadikan mes L sebagai lokasi shooting uji nyali. Keponakan saya juga pernah melihat sosok seram seperti nenek-nenek. Saya malu sekali," ujarnya sebagaimana dilansir Prokal, Senin (13/3).
Bangunan itu disebut mes L karena membentuk huruf L.
Mes L dibangun tak lama setelah kemerdekaan Indonesia.
Bangunan di atas tanah seluas 1,3 hektare itu dulunya penginapan pekerja Uni Soviet.
Kala itu, Presiden Soekarno memang sedang mesra-mesranya dengan negara komunis seperti Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok.
Ketika tragedi 30 September 1965 pecah, kerja sama dengan Soviet pun bubar.
Mes L akhirnya ditinggalkan penghuninya.
"Bangunan itu punya nilai sejarah, bentuk bangunan L akan dipertahankan. Hanya direhab," imbuhnya.
Dia menginginkan di tempat itu ada panggung seni, kedai kopi, tempat diskusi, dan arena festival sastra. (fud/yn/ram)
Redaktur & Reporter : Ragil