jpnn.com, JAKARTA - Data dari organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah.
Salah satu penyakit jantung yang menjadi beban ekonomi dan sosial, yakni gagal jantung.
BACA JUGA: Ternyata Miing Bagito Merasakan Ini Sebelum Operasi Jantung
Ketua Pokja Gagal Jantung dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dokter Siti Elkana Nauli mengatakan angka pasien gagal jantung yang menjalani rawat inap berulang masih cukup tinggi.
Menurut Siti, makin sering dirawat inap maka angka kelangsungan hidup pasien menjadi kian rendah.
BACA JUGA: Tips Bagi Penderita Jantung Tetap Sehat Selama Perjalanan Mudik
"Hal ini sesuai dengan data InaHF National Registry 2018 yang menyatakan bahwa 17 persen pasien gagal jantung di Indonesia akan mengalami rawat inap berulang," kata Siti dalam sebuah webinar, Sabtu (28/5).
"Lalu 17,2 persen pasien gagal jantung meninggal pada saat rawat inap dan 11,3 persen pasien gagal jantung akan meninggal dalam satu tahun pengobatan," sambung Siti.
BACA JUGA: Ratusan Warga Mampang Antusias Deteksi Dini Kesehatan Jantung Gratis
Siti menambahkan penyakit komorbid juga menjadi faktor utama yang mempersulit pengobatan gagal jantung.
"Seringkali penderita gagal jantung dengan komorbid membutuhkan tim multidisplin untuk menangani penyakit ini secara holistik. Kondisi ini adalah alasan kenapa penanganan gagal jantung harus cepat dilakukan," ujar Siti.
Saat ini, lanjut Siti, telah ada temuan baru berupa pengobatan untuk penyakit gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi (HFrEF).
Pengobatan terbaru ini menggunakan golongan SGLT2-inhibitor yang merupakan salah satu dari empat pilar utama pengobatan HFrEF.
Salah satu obat SGLT2-inhibitor yang ada di Indonesia, yakni Empagliflozin.
Adapun Empagliflozinpada pada 4 Maret 2022, telah mendapatkan persetujuan dari BPOM untuk pengobatan pasien dewasa dengan gagal jantung kronik yang bergejala akibat penurunan fraksi ejeksi.
Head of Medical Zuellig Pharma Therapeutics Indonesia dokter Constantine Heryawan mengatakan bakal masih banyak penelitian empagliflozin dalam bidang kardiovaskular yang dapat memberikan harapan baru pasie penyakit jantung.
"Kami berkomitmen dan berharap dapat terus berkolaborasi dengan asosiasi medis, seperti PERKI dan Pokja Gagal Jantung, begitu juga dengan dokter-dokter di Indonesia untuk mengembangkan tata laksana gagal jantung melalui edukasi, program untuk pasien, atau bahkan penelitian klinis," ujar Heryawan.
Chief Operating Officer Zuellig Pharma Therapeutics Aylie Widjaja juga mengingatkan pentingnya meningkatkan kesadaran tentang penyakit jantung, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain.
"Kami berharap dengan adanya terapi baru dalam penanganan gagal jantung ini dapat memberikan dampak positif pada kualitas hidup dan kepercayaan diri pasien maupun calon pasien yang akan datang," ujar Aylie. (cr1/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingin Terhindar dari Serangan Penyakit Jantung, Cukup Konsumsi 3 Herbal Alami Ini
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Dean Pahrevi