jpnn.com, JAKARTA - Istana merespons adanya peristiwa tiga kekerasan yang terjadi di Papua akhir-akhir ini. Istana meminta masyarakat di Papua tenang dan tidak melakukan aksi melakukan perbuatan yang melawan hukum.
"Sangat disayangkan di tengah penanganan wabah Covid-19, terjadi insiden hingga menimbulkan korban rakyat sipil, ” kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam keterangan yang diterima, di Jakarta, Jumat (17/2).
BACA JUGA: Update Corona 17 April: Yurianto Memprediksi Pasien Sembuh Akan Terus Meningkat
Moeldoko meminta semua pihak di Papua menahan diri dengan tidak melakukan hal-hal yang memperkeruh suasana. Semua pihak diharapkan lebih memfokuskan pada kerja-kerja menjaga perdamaian, pembangunan kesejahteraan, dan mengatasi penyebaran Covid-19 di Papua.
Moeldoko menerangkan, pemerintah pusat melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di Papua.
BACA JUGA: Konon yang Pertama di Dunia, Bocah 15 Tahun Meninggal Karena Virus Corona
Pemerintah tidak mengharapkan terjadinya peristiwa kekerasan di Papua. Penugasan TNI dan Polri di Papua dalam rangka mengawal kedaulatan negara, khususnya mencermati aktifnya kembali Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Selain itu aparat bertugas memelihara ketertiban dan keamanan masyarakat dari berbagai gangguan. Oleh karena itu, pemerintah akan melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki situasi ini.
BACA JUGA: Setelah Jakarta, Kini Pemerintah Bekasi Mengusulkan Penghentian Operasional KRL
Seperti diketahui, telah terjadi tiga insiden yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Peristiwa pertama, terjadinya penembakan tiga karyawan PT Freeport Indonesia oleh KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) di Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Senin (30/3).
Korban tewas yaitu Graeme Weal (57), laki-laki, warga negara Selandia Baru. Sementara korban luka yakni Jibril MA Bahar (49) dan Ucok Simanungkalit (52).
Peristiwa kedua, jatuhnya korban tiga anggota Polri meninggal akibat salah paham dengan anggota TNI di Kabupaten Mamberamo Raya, Minggu 12 April. Sebanyak tiga anggota Polri meninggal dunia dan dua mengalami luka tembak.
Korban meninggal yaitu Briptu Marcelino Rumaikewi, Bripda Yosias Dibangga, dan Briptu Alexander Ndun. Ketiganya anggota Polres Mamberamo Raya. Sedangkan, yang mengalami luka-luka yaitu Bripka Alva Titaley anggotaReskrim Polsek Mamteng, dan Brigpol Robert Marien anggota SPKT.
Kemudian insiden terakhir, mengakibatkan tewasnya dua warga sipil di Timika, Senin (13/4). Korban bernama Eden Armando Bebari (20) dan Roni Wandik (23). Peristiwa di Papua ini menjadi sorotan, karena menyebabkan tewasnya dua warga sipil.
Peristiwa-peristiwa tersebut telah meningkatkan ketegangan di Papua. Pemerintah telah melakukan langkah-langkah penindakan.
Pada peristiwa penembakan karyawan Freeport, telah dilakukan penegakan hukum oleh aparat gabungan TNI Polri pada 10 April 2020 dengan menyergap tempat persembunyian KKB di Distrik Iwaka.
Hasil penyergapan tersebut disita 1 pucuk senjata api rakitan, 162 amunisi, 3 bendera bintang kejora, serta menewaskan 2 orang KKB. Dengan pencapaian ini beberapa senjata yang pernah dirampas oleh KKB dalam insiden di waktu lalu telah berhasil disita aparat keamanan.
Kemudian, tindakan terhadap peristiwa tewasnya 3 anggota Polri telah dilakukan penarikan 28 personel TNI terkait untuk menjalani pemeriksaan oleh POM Dam Cenderawasih di Jayapura.
Sementara itu, terhadap peristiwa tewasnya 2 warga sipil di Timika, Pangdam Cenderawasih telah menjelaskan akan melakukan investigasi, dilanjutkan penyidikan dan penegakan hukum.
Kapolda dan Pangdam telah mengunjungi keluarga korban dan membantu korban dalam seluruh proses pemakaman.
Moeldoko menyayangkan opini yang berkembang, menyebut peristiwa itu akibat aparat TNI yang tidak profesional. Padahal, selama ini TNI telah melakukan berbagai peran yang sangat positif dalam mendukung pembangunan kesejahteraan di Papua. Di antaranya gerakan imunisasi di Asmat, imunisasi polio di Yahukimo dan daerah lainnya, mendukung kegiatan pembangunan desa, dan lain-lain. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga