Ada Tujuh Cara Penentuan Awal Ramadan

Prediksi Imam Masjid Istiqlal

Senin, 25 Juli 2011 – 07:12 WIB

JAKARTA - Imam Masjid Istiqlal Ali Mustafa Yaqub memprediksi, ada tujuh macam penentuan awal Ramadan dan Idul Fitri tahun iniBanyaknya cara tersebut ditengarai menjadi salah satu pertanda bahwa umat Islam sudah mulai tidak percaya atau ogah mengakui pemerintah sebagai imam

BACA JUGA: Linda Ajak Ribuan Anak Tanam Pohon

Dia berharap, ada undang-undang yang mengatur cara penentuan Ramadan dan Idul Fitri.

Saat dihubungi kemarin (24/7), mantan wakil ketua komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu membeberkan tujuh cara penentuan awal Ramadan dan Idul Fitri 1432 Hijriah/2011 Masehi
Ali menjabarkan, cara-cara itu adalah rukyat, menggenapkan puasa selama 30 hari, atau rukyatulhilal Syawal seperti yang sering dilakukan ormas NU dan wujudulhilal atau sering disebut dengan ijtimak qoblal qurub yang kerap digunakan sebagian masyarakat.

Cara lain yang diprediksi Ali bakal terjadi adalah imkanur rukyat atau dasar perhitungan hilal dengan patokan sudah mungkin dirukyat

BACA JUGA: Ongkos Pegawai Tumbuh Lebih Cepat Dari Jumlah Pegawai

Cara itu kerap diambil MUI untuk mengakomodasi perbedaan ormas NU dan Muhammadiyah
"Dua cara pertama tadi dijamin benar," tutur guru besar hadis Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta tersebut

BACA JUGA: Saudi Ubah Kebijakan Asuransi

Sementara itu, dua yang terakhir, menurut dia, masih abu-abu atau diragukan kebenarannya.

Ali juga menyebutkan tiga pola lain penentuan Ramadan dan Idul Fitri yang pasti salahTiga pola itu adalah perasaan syekhCara tersebut kerap digunakan kelompok-kelompok tarikatSelanjutnya, ada penentuan dengan menggunakan tanda-tanda alam dan cara penentuan yang menghindari dua kali khotbah dalam sehari"Cara-cara ini keliru dan berpotensi meresahkan," ujarnya.

Sayang, aparat tidak bisa berbuat banyak terhadap pola-pola penentuan Ramadan dan Idul Fitri yang salah dan meresahkan tersebutPadahal, menurut Ali, gejalan itu cukup mengkhawatirkan karena berpotensi melemahkan peran negara sebagai poros keberagamaan masyarakatUntuk itu, dia menyarankan, ada undang-undang yang khusus mengatur ketentuan menetapkan Ramadan dan Idul Fitri.

Sebagai ulama yang pernah berkecimpung di MUI, Ali menuturkan bahwa di internal MUI masih bermunculan oknum-oknum yang menyuburkan banyaknya pola penentuan Ramadan dan Idul Fitri itu"Ada teman-teman yang khotbah Ramadan berkali-kali dalam seminggu," ungkap ulama alumnus Pesantren Tebu Ireng, Jombang, ituDia berharap, MUI juga wajib menjembatani munculnya keanekaragaman sistem penentuan Ramadan dan Idul Fitri(wan/c7/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Kisruh, Golkar Tak Merasa Diuntungkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler