jpnn.com, JAKARTA - Aliansi Ilmuwan Indonesia Untuk Penyelesaian Pandemi mengusulkan agar pemerintah membentuk lembaga baru untuk menangani pandemi, di antaranya COVID-19.
Hal tersebut disampaikan pada diskusi publik virtual bertajuk "Skenario Pasca Pandemi" yang digelar Aliansi Ilmuwan Indonesia Untuk Penyelesaian Pandemi, Rabu (1/9).
BACA JUGA: Ini 5 Provinsi Urutan Tertinggi Indeks Kemerdekaan Pers
Lembaga baru diharapkan nantinya lepas dari domain kementerian dan dijalankan oleh sekelompok teknokrat kompeten dan independen serta bertanggung jawab langsung kepada presiden.
Menanggapi hal tersebut Deputi II Bidang Pembangunan Manusia Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Abetnego Tarigan mengatakan pemerintah menyikapinya dengan penuh kehati-hatian.
BACA JUGA: Pers Belum Sepenuhnya Bebas, Masih Ada Kriminalisasi
"Pembentukan kelembagaan baru sangat hati-hati disikapi oleh pemerintah saat ini," ujar Abetnego dalam diskusi tersebut.
Aliansi Ilmuwan Indonesia sebelumnya mengharapkan adanya lembaga baru, di mana dalam jangka panjang, menjadi embrio bagi badan nasional pengendalian wabah penyakit.
BACA JUGA: Jadi ini Alasannya Banyak Orang Indonesia Berobat ke Luar Negeri
Lembaga ini nantinya diharapkan berfungsi seperti Center for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat.
Terkait hal tersebut, Abetnego menyebut bahwa mendirikan lembaga baru juga menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam meletakkannya di antara kelembagaan yang sudah ada.
Dia juga menyinggung peran CDC yang mana pada beberapa penanganan pandemi COVID-19 terjebak dalam birokrasi, terlebih ketika pemerintahan sebelumnya kurang suportif terhadap lembaga tersebut.
"Ini perlu dilihat kelembagaan ini diletakkan secara holistik di dalam pemerintahan," katanya.
Abetnego lebih lanjut mengatakan dalam konteks kelembagaan dan tata kelola dengan menggunakan logika Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), berdirinya sebuah kelembagaan harus berlandaskan kerangka regulasi, pendanaan, pengendalian dan evaluasi yang komprehensif.
Karena itu, Abetnego menyatakan diskusi lebih lanjut dengan seluruh ahli dan pihak terkait dibutuhkan dalam rangka mengantisipasi bencana wabah maupun pandemi di kemudian hari.
Dalam diskusi tersebut, Aliansi Ilmuwan Indonesia Untuk Penyelesaian Pandemi diwakili sosiolog bencana dari Nanyang Technological University Singapura Prof Sulfikar Amir.
Dia turut menyampaikan sejumlah hal mengenai tata kelola penanganan pandemi, hingga skenario dan peta jalan setelah pandemi yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang