Ada yang Kurang Sreg Bambang Widjojanto jadi Panelis Debat

Senin, 31 Desember 2018 – 10:26 WIB
Bambang Widjojanto. Foto: Dok. JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Bambang Widjojanto alias BW jadi sorotan. Nama mantan komisioner KPK itu masuk dalam delapan panelis debat perdana calon presiden dan calon wakil presiden yang ditetapkan KPU.

Sekjen Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Kaka Suminta mengatakan, debat capres-cawapres merupakan pembelajaran politik kepada seluruh warga negara. Khususnya, para calon pemilih. Karena itu, debat tersebut harus dipimpin sosok-sosok yang independen, baik moderator maupun panelis.

BACA JUGA: BW Jadi Panelis Debat Capres, TKN Jokowi-Maruf Kurang Sreg

Terkait dengan sosok BW, menurut dia, KPU seharusnya melihat track record yang bersangkutan. Tidak boleh hanya melihat kompetensinya sebagai ahli hukum dan mantan komisioner KPK.

Sebab, nama itu pernah terlibat dalam kontestasi politik di pilkada DKI Jakarta. ”Nama itu perlu dipertimbangkan,” terang dia seusai acara diskusi di salah satu kafe di Sarinah, Jakarta, Minggu (30/12).

BACA JUGA: Kiai Maruf Belum Mau Fokus ke Debat Kandidat

Kaka menyatakan, seharusnya KPU tidak menetapkan sendiri para panelis. Komisi itu bisa melibatkan pihak luar dan membentuk tim untuk memilih panelis. Sebab, posisi panelis sangat penting dalam debat. Mereka harus betul-betul netral dan independen.

Partai koalisi pendukung Joko Widodo-Ma’ruf Amin juga mengkritik masuknya nama BW dalam daftar panelis. Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni mengatakan, BW merupakan tokoh yang bagus sebagai aktivis antikorupsi ternama dan mantan komisioner KPK.

BACA JUGA: Demokrat Kecewa dengan Penunjukan Ira Koesno jadi Moderator

Namun, dalam konteks politik, dia tidak lagi mengambil posisi netral. ”Dia pernah menjadi (bagian, Red) tim pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno,” ucap Toni –sapaan Raja Juli Antoni.

Toni menambahkan, saat itu BW aktif membela Anies-Sandi. Bahkan, BW menjustifikasi berbagai program paslon tersebut dan menyerang cagub Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Artinya, menurut dia, ada keberpihakan ideologis BW pada pilgub 2017 itu.

Toni menegaskan, BW bukan sosok yang tepat untuk menjadi panelis debat. Sebab, BW punya posisi politik tertentu, bukan posisi yang netral. ”Kalau kita lihat pemilu sekarang, juga ada pembelaan ideologis,” terang mantan ketua umum PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) itu.

Namun, lanjut dia, pihaknya tidak bisa memaksa KPU untuk mengganti nama BW. KPU punya kewenangan dalam menetapkan panelis. Dengan demikian, komisi yang berwenang menyelenggarakan pesta demokrasi itu berhak memasukkan nama BW dalam daftar panelis debat.

Toni menyatakan, biar masyarakat menilai bagaimana panelis menjalankan peran dan fungsinya dalam penyelenggaraan debat yang akan ditonton masyarakat luas. (lum/c11/fat)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harapan Fadli Zon Untuk Ira Koesno dan Imam Priyono


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler