PADANG - Warga Muhammadiyah sudah memutuskan Idul Fitri 1430 H jatuh pada 20 September 2009Begitu pun, Menteri Agama Maftuh Basyuni memperkirakan, hari Lebaran versi pemerintah akan jatuh pada 20 September juga
BACA JUGA: Gubernur Duga Asap Kiriman Tetangga
Namun, lain dengan penganut aliran Tarikat Naqsabandiyah"Lebaran kami laksanakan Sabtu, lebih awal satu hari dari orang umum," ungkap Safri, seorang khalifah di Mushalla Baitul Makmur Pasar Baru Pauh V
BACA JUGA: Menteri Larang WNI Wisata ke Malaysia
Dia menyebutkan, perhitungan mereka menggunakan hilal dalam penentuan awal Syawal 1430 HBACA JUGA: Pemda Diminta Tandai Objek Wisata Bahaya
Menurutnya, Ramadhan selalu 30 hari, sementara Syawal selalu 29 hariPerhitungan bulan kalender hijriah antara 29 dan 30, tidak ada yang lainSaat ini, mushalla Baitul Makmur Pasar Baru memiliki sekitar 300 jamaah tetapPenganut aliran ini juga tersebar di sepanjang bukit Lubuksariak dan sungai Lubuksariak, Surau Baru, Surau Piriang Karangputih, Surau Tapianaia Indarung, Tarantang, Baringin, dan Surau UnggaubiDan juga ada di Solok, Pesisir Selatan, dan Pariaman
Dalam Islam, penentuan awal bulan pada kalender hijriah dilakukan dengan tiga cara yakni hilal, rukyat, dan hisabHilal merupakan salah satu kriteria menentukan awal bulan yang didasarkan pada penampakan bulanSebuah hari diawali sejak terbenamnya matahari waktu setempat, dan penentuan awal bulan tergantung pada penampakan bulanKarena itu, satu bulan kalender Hijriyah dapat berumur 29 hari atau 30 hari.
Senada Yasin, imam dan khalifah Masjid Jamik di RT 3/RW 2 Lubuksariak Kelurahan Padang Besi, menyebutkan tradisi turun temurun sekitar 80 KK ini diperoleh dari ajaran Tariqat Naqsabandiyah yang mereka yakiniMenurutnya, tarikat ini menghitung bulan ganjil dan genap secara bergantian, Ramadhan selalu 30 hari dan Syawal 29 hariIa menambahkan lebaran akan mereka laksanakan SabtuSementara Zubir, khalifah di Mushalla Muallimin Simpang Baringin, Lubukkilangan menuturkan hal samaIdul Fitri akan dilaksanakan hari Sabtu
Berbeda lagi kalangan Tarikat SyattariahTuanku Qhadi Ulakan, Tuanku Ali Imran, mengatakan kalangan Tarikat Syattariah dalam menentukan awal Syawal akan diawali dengan tradisi maniliak bulan yang dijadwalkan hari MingguHal itu ditetapkan berdasarkan bilangan takwim khamsiah, di mana waktu melihat bulan untuk menentukan Hari Raya Idul Fitri jatuh pada hari MingguHal itu bahkan telah berlangsung secara turun temurun sejak zaman Syekh BurhanuddinDan hingga saat ini bagi kaum Syattariah tradisi tersebut masih tetap bertahan
"Bila ternyata pada hari Minggu tersebut bulan bisa terlihat, maka secara otomatis keesokan harinya berarti telah masuk tanggal satu Syawal, atau berarti masuknya Hari Raya Idul Fitri," terang Tuanku Ali ImranLain halnya bila bulan tidak bisa kelihatan mungkin karena sesuatu dan lain hal, maka pada malam harinya langsung diadakan sidang atau musyawarah di kalangan ulama Syattariyah di kompleks Masjid Syekh Burhanuddin di Ulakan"Tapi kalau bulan bisa kelihatan pada hari tersebut, maka bisa jadi Hari Raya Idul Fitri akan jatuh pada hari Senin atau keesokan harinya," ungkapnya(cr15/ris/sam/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aborsi Boleh Bila Ada Rekomendasi
Redaktur : Tim Redaksi