Ada yang Tak Suka TNI-Polri Kompak

Kamis, 16 Juli 2015 – 08:34 WIB
KSAD Jenderal Mulyono saat dilantik presiden di Istana Negara. FOTO: RIcardo/jpnn.com

jpnn.com - LETNAN Jenderal Mulyono telah resmi  menjadi orang nomor satu di jajaran TNI Angkatan Darat. Pria kelahiran Boyolali, Jawa Tengeh 12 Januari 1961 itu dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (15/7). Dia pun langsung mengikuti serah terima jabatan dengan Jenderal Gatot Nurmantyo di Mabes TNI AD pada hari yang sama. 

Penunjukan pria yang sebelumnya menjabat sebagai Pangkostrad ini berjalan hampir tanpa terdengar riuh dan riak di kalangan internal perwira tinggi TNI. Namun, lulusan Akmil 1983 itu dihadapkan pada pekerjaan rumah yang tidak ringan dalam menjalankan tugas barunya. 

BACA JUGA: Teriak-teriak di Jalan Tak Mengubah Bangsa

Yaitu menjaga hubungan antara institusi TNI-Polri yang belakangan sedang bergejolak.

Apa dan bagaimana langkah lulusan terbaik Seskoad 1999 itu menjalankan tugas baru yang menantinya? Berikut wawancara dengan Letjen Mulyono di kompleks Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Rabu (15/7).

BACA JUGA: Malaysia Itu hanya Meniru Jaket dan Helm

Bagaimana mengawali tugas anda untuk memimpin TNI AD?

Ini semua sudah diprediksi. Saya tinggal melanjutkan apa yang sudah diprediksi oleh Bapak KSAD yang lama (Gatot Nurmantyo) dan saya tinggal melanjutkannya.

BACA JUGA: Sudah Tua Mestinya Dicoret

Apa prioritas anda untuk TNI AD?

Semua akan berjalan secara simultan, tetapi program Bapak KSAD yang lama adalah konsolidasi. Dalam hal ini adalah meningkatkan kemampuan dasar keprajuritan.

Bagaimana menjawab tantangan Panglima TNI untuk meningkatkan kemampuan prajurit?

Kebetulan Panglima TNI juga dari Kostrad Angkatan Darat sehingga beliau saat jadi KSAD sudah mencanangkan ini. Sehingga kebijakan yang sekarang akan saya lanjutkan beliau sampaikan.

Pertama, tahun konsolidasi. Kegiatan difokuskan kepada peningkatan profesionalisme prajurit  dalam rangka meningkatkan kemampuan dasar prajurit. 

Yang sudah dikembangkan di AD adalah mengemban kedisiplinan prajurit, melatih prajurit bela diri, melatih taktik satuan kecil militer, dan kegiatan menembak. Semuanya diarahkan kepada apa yang diprediksi beliau yaitu ancaman proxy dan menggejalanya radikal. Salah satunya dengan strategi ke dalam dengan meningkatkan profesional prajurit. 

Diharapkan dengan kegiatan meningkatkan kegiatan manunggalnya TNI dan rakyat melalui itu, kita bersama bisa mengantisipasinya.

Bagaimana dengan tugas menjaga hubungan TNI-Polri. Belakangan prajurit AD juga sering terlibat kericuhan dengan personel Polri?

Hubungan kami (TNI-Polri) bagus, enggak ada masalah. Kejadian yang ada selama ini jangan dikaitkan ke sana. Itu adalah oknum. Atau mungkin itu kejadian kriminalitas murni. 

Bagaimana mencegah supaya kisruh TNI-Polri tidak berulang?

Kami masing-masing ke dalam sudah menyampaikan hal ini kepada satuan bawah, bahwa kami semua jangan mudah terprovokasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Itu kami sampaikan kepada satuan bawah.

Hanya itu? lalu bagaimana cara meminimalkan persoalan TNI-Polri?

Kami TNI-Polri senantiasa mengadakan kegiatan dalam rangka meningkatkan solidaritas. Situasi ini tidak menutup kemungkinan adanya oknum yang tak suka TNI-Polri kompak. Waspadai ini. Ini mungkin terskenario. Mereka tidak ingin kesatuan dan persatuan terwujud. Sehingga prajurit TNI AD  harus waspada terhadap ini dan tidak boleh terprovokasi.

Sebentar lagi pilkada, apa sudah ada persiapan TNI AD untuk pengamanan?

Kami siap. Apapun yang diminta oleh unsur-unsur yang terkait, kami akan siap membantu. Prinsip adalah harus aman.

Pemerintah menginginkan maritim Indonesia menjadi negara maritim yang kuat? Bagaimana TNI AD membantu mewujudkan ketahanan maritim? 

Strategi AD ya yang di darat. Serbuan teritorial tadi juga merupakan mewujudkan itu. Bagaimana membantu pemerintah dalam rangka mewujudkan ketahanan ekonomi. Itulah wujud serbuan teritorial. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Harus Memahami


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler