jpnn.com, JAKARTA - Dosen Komunikasi Indonesia Universitas (UI) Dr. Ade Armando meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tidak menghambat peredaran obat cacing Ivermectin agar penggunaannya dapat melindungi orang yang belum mendapatkan Vaksin Covid-19.
“Dengan menghambat ivermectin BPOM sebenarnya sedang menzalimi rakyat Indonesia,” kata Ade melalui medsos di TitkTok.
BACA JUGA: Riset di Israel Buktikan Ivermectin Ampuh Obati Pasien Covid-19
Menurutnya, sampai saat ini yang sudah divaksinasi lengkap dua kali hanyalah 5 persen rakyat Indonesia, sampai vaksinasi seluruh rakyat tercapai 95 persen rakyat tidak terlindungi.
"Badan POM dan pendukungnya bisa saja bilang karena itu rakyat tidak usah keluar rumah sebelum giliran divaksin, argumen semacam itu hanya relevan kalau mayoritas seluruh rakyat Indonesia bekerja di sektor formal," ujarnya.
BACA JUGA: Tokoh Agama Juga Sebut Ivermectin, Jadi Bukan Hanya Moeldoko
"Masalahnya, mayoritas orang miskin harus keluar rumah mencari nafkah bila mereka dipaksa tinggal di dalam rumah mereka mungkin akan mati," sambungnya.
Begitu juga dengan saran jika terkena Covid-19 harus isolasi mandiri, menurutnya, saran ini pun tidak relevan bagi seluruh rakyat indonesia miskin yang tinggal di rumah sempit berhimpitan.
BACA JUGA: Fraksi PAN Dorong BPOM Selesaikan Uji Klinis Ivermectin
"Oleh karena itu rakyat Indonesia butuh perlindungan ekstra, Ivermectin akan melakukan perlindungan sebelum masyarakat memperoleh vaksinasi," tegasnya.
Dia juga menyoroti imbauan Badan POM yang menyatakan bahwa Ivermectin bisa dibeli selama dengan resep dokter.
"Ini juga menjadi masalah karena banyak dokter yang menolak memberi resep Ivermectim, dan berhubungan dengan dokter untuk sekadar memperoleh resep pun bukan menjadi bagian tradisi rakyat kecil," tuturnya.
Yang menghubungi dokter dengan aplikasi semacam Halodoc, kata Ade, itu hanya untuk masyarakat menengah ke atas kaum elite. Rakyat akan akan kesulitan memperoleh Ivermectim dan mereka akan menjadi korban yang paling rentan.
"Oleh karena itu wahai tuan tuan dan nyonya nyonya Badan POM dukunglah penggunaan Ivermectin, jangan terus menyuarakan Ivermectin adalah sekadar obat cacing. Janganlah menyegel pabrik produsen Ivermectin hanya karena alasan administrative,” kata Ade.
Ade meminta BPOM untuk membantu masyarakat agar obat Ivermectin dapat diperoleh dengan mudah di semua tempat.
“Dukunglah distributor informasi agar rakyat memilih menggunakan Ivermectin bisa memperolehnya dengan mudah dan murah tidak usah dipersulit memperoleh Ivermectin dengan mensyaratkan resep dokter untuk memperolehnya," pinta Ade.
Yang penting, lanjutnya Ade, Badan POM menjelaskan kepada masyarakat bahwa Penggunaan informasi harus dengan dilakukan dengan secara terbatas dan berhati-hati kampanyekan penjelasan itu melalui media.
"Badan POM sekarang punya dua pilihan, bersikap kaku dan membiarkan jutaan rakyat Indonesia menjadi korban atau bersikap bijaksana dan mendukung penggunaan obat ajaib yang mudah-mudahan memang bisa membantu pemenangan perang kita atas Covid-19," pungkas Ade.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich