jpnn.com, PYONGYANG - Korea Utara mencoba memberi makna baru pada peringatan lahirnya negara (dirgahayu) tersebut. Mereka mencoba menitikberatkan perayaan daripada perlawanan. Tradisi pamer kekuatan nuklir kepada dunia tak ada dalam acara ulang tahun ke-70 negara itu.
Perayaan dimulai Sabtu (8/9). Acara dihadiri undangan khusus dan jurnalis asing. Layaknya perayaan khas Korea Utara (Korut) lainnya, mereka dijamu dengan penampilan tari dan lagu. Pesan dari penampilan itu berisi sejarah dan keagungan Korut dan pendirinya.
BACA JUGA: Surat Orang Dekat Kim Jong Un Bikin Korea Panas Lagi
Kemarin, Minggu (9/9) acara diisi dengan parade di Lapangan Kim Il-sung, Pyongyang. Menurut Reuters, parade tersebut diisi barisan tentara dan kendaraan perang mereka.
Di belakang personel militer, barisan warga sipil ikut melambaikan bendera dan bunga untuk tamu kehormatan di teras Istana Kumsusan. Rangkaian acara ditutup dengan mass games. Penampilan 100 ribu orang yang menari sembari membentuk formasi itu kembali dipertontonkan.
BACA JUGA: PBB Longgarkan Sanksi untuk Korut
Perayaan kali ini berbeda dengan biasanya. Sebab, Korut masih dalam pembicaraan perdamaian dengan Korea Selatan dan AS. Pembicaraan denuklirasi itu seperti roller coaster yang berubah arah sejak disepakati di Singapura Juni lalu.
Meski pemerintah AS menunda pembicaraan denuklirisasi, Trump dan Kim Jong-un terus bertukar pujian. Beberapa hari sebelumnya, Trump menerima surat dari Ketua Kim. Isinya? Tentu rahasia. Namun, politikus Partai Republik itu menjamin pesan yang diberikan sangat positif.
BACA JUGA: Ssst..Rusia Diam-Diam Menghidupi Korut
”Saya sangat penasaran dengan isi surat itu. Sebab, parade ini bisa menjadi sesuatu yang provokatif,” ujar Melissa Hanham, peneliti di James Martin Center for Nonproliferation.
Sudah banyak yang memprediksi Jong-un tak akan bertingkah dalam perayaan kali ini. Tak ada hal yang menyinggung. Tema yang diusung lebih fokus ke pembangunan ekonomi. Slogan ”sekuat tenaga membangun ekonomi” ditempel di mobil hias yang meniru kereta modern, pembangkit listrik tenaga angin, dan bendungan.
Penguasa tertinggi Korut itu pun mencetak sejarah dengan melewatkan kesempatan untuk berdiri di podium. Sepanjang waktu dia asyik berbicara dengan utusan Tiongkok Li Zhanshu dan tamu kehormatan lainnya. Ketua Parlemen Kim Yong-nam diberi tugas memberikan sambutan.
Dia meminta rakyat dan tentara siap berperang kapan saja. Namun, dia juga mengatakan bahwa perang ekonomi pun harus dihadapi dengan persiapan penuh. Sama dengan pesan editorial dari Rodong Sinmun yang meminta rakyat fokus pada isu persatuan Semenanjung Korea.
”Unifikasi adalah satu-satunya cara bangsa Korea bisa bertahan.” Begitu pesan dari media pemerintah Korut tersebut.
Sekilas, itu menunjukkan penyelesaian masalah Korut selangkah lebih dekat. Namun, pakar tak sependapat. Direktur Defense Posture Project dari Federation of American Scientist Adam Mount mengatakan bahwa masalah sesungguhnya belum tersentuh.
”Meski ada pembicaraan untuk menghentikan nuklir. Setiap bukti yang didapatkan menunjukkan mereka (Korut) tetap mengembangkan senjata nuklir,” ungkapnya kepada CNN. (bil/c10/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Korea Matangkan Kerja Sama
Redaktur & Reporter : Adil