Adi Putra Mengamuk, Pecahkan Kaca, Lalu Memakannya

Selasa, 07 April 2020 – 10:54 WIB
Wabup Ferizal Ridwan (baju merah) menjenguk Adi Putra. Foto: posmetro

jpnn.com, LIMA PULUH KOTA - Jasni (80), warga Jorong Kampuang Tongah, Nagari Talang Mauh, Kecamatan Mungka, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat terpaksa memasung putranya sendiri, Adi Putra (33), karena khawatir anaknya tersebut membahayakan orang lain.

Adi kini menjalani hari-hari dalam jeratan rantai di dalam kamar. Kebiasaan buruk Adi membuat keluarganya bingung.

BACA JUGA: Setelah Dirawat, Majid Akhirnya Dilepas dari Pasung

Mengamuk, lalu memecahkan kaca dan memakannya, menjadi kebiasaan Adi setelah diduga mengalami gangguan jiwa. Terkadang dia mau memukul orang tuanya sendiri.

Sejak beberapa hari terakhir, pihak keluarga memutuskan untuk mengikatnya dengan rantai dalam kamar rumahnya.

BACA JUGA: Mensos Yakin Indonesia Bebas Pasung 2019 Bisa Tercapai

Jasni menyebut, dia bingung kenapa sekarang putra bungsunya itu bisa mengalami gangguan jiwa. Padahal sebelumnya dia baik-baik saja. Bahkan dia pernah bekeluarga dan memiliki seorang anak.

Di waktu sehat, Adi Putra tinggal di tempat istrinya. Entah kenapa dia mengalami stres, sehingga istrinya mengantarkan Adi Putra ke rumah orang tuanya.

BACA JUGA: Selamat, Iran Berhasil Tangani Pandemi Corona

Pihak keluarga sudah berupaya mengobati dengan berbagai cara. Adi Putra sempat sehat seperti semula.

Kemudian dia bekerja bersama ayahnya di Gunung Malintang, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima Puluh Kota, mengempa gambir. Tidak lama sedudah itu penyakitnya kembali kambuh.

Di tengah malam gelap, dari Gunung Malintang yang berjarak ratusan kilometer dari tempat tinggalnya, Adi berjalan kaki.

Di kampung, Adi Putra tinggal bersama kakaknya, dan sejak beberapa hari terakhir sering mengamuk dengan memecahkan kaca lemari dan memakannya.

Mengetahui ada salah seorang warganya yang dirantai, Wakil Bupati Lima Puluh Kota, Ferizal Ridwan bersama Ketua DPRD Lima Puluh Kota, Deni Asra, datang ke rumah Adi Putra.

Mereka melihat Adi dirantai dalam kamar berukuran 2×2 meter.

“Setelah mendapati nformasi adanya warga yang hidup dalam pasungan dengan cara dirantai, kami berkeinginan untuk melihat dari dekat. Mudah-mudah setelah ini langkah nyata bisa kami lakukan untuk memanusiakan warga kita ini,” kata Ferizal, Jumat (3/4).

Wakil Bupati yang akrab disapa Buya itu juga menambahkan, dalam waktu dekat langkah yang akan dilakukan adalah untuk memberikan bantuan agar Adi memenuhi kebutuhan hidup.

“Setelah ancaman corona berlalu, kami akan lakukan penanganan," sebutnya.

Sementara itu, Deni Asra menyebutkan persoalan yang dihadapi Adi membutuhkan kepedulian semua pihak, terutama orang-orang terdekatnya. "Harus ada pendekatan yang dilakukan keluarga dan pemerintah," ujarnya. (ramdalius/posmetropadang)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler