Adian dan Andi Gani Tolak Jabatan di Kabinet, Pengamat: Sikap Seperti ini Sangat Langka

Sabtu, 26 Oktober 2019 – 22:04 WIB
Presiden KSPSI Andi Gani usai pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (30/9). Foto M Fathra N.I/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Politisi PDIP Adian Napitupulu dan pimpinan serikat buruh terbesar di Indonesia Andi Gani Nena Wea menolak saat ditawari jabatan strategis sebagai wakil menteri.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah Putra menilai, keduanya memberikan contoh sikap keteladanan. Mereka dinilai tidak berambisi dengan menolak masuk kabinet Presiden Joko Widodo.

BACA JUGA: Hmm..Andi Gani dan Said Iqbal Pengin Menaker dari Serikat Buruh, Bagaimana Pak Jokowi?

Pasalnya, banyak yang mengincar posisi menteri dan wakil menteri. Namun, mereka malah menolak saat ditawari jabatan strategis itu. 

"Konsistensi keduanya menolak masuk dalam kabinet perlu diapresiasi, tentu menjadi tauladan bahwa berkontribusi pada negara tidak selalu berposisi dalam jabatan," kata Dedi di Jakarta, Sabtu (26/10).

BACA JUGA: Relawan Jokowi Kecewa, Menteri Baru Dinilai Timbulkan Konflik

Seperti diketahui, Adian Napitupulu merupakan politisi PDIP yang sangat vokal membela Presiden Jokowi. Kemudian, Andi Gani kerap kali terlihat pasang badan untuk Jokowi saat isu-isu perburuhan di lontarkan lawan politiknya.

Banyak pihak memprediksi Andi Gani berpeluang besar menempati jabatan di Menteri Tenaga Kerja, tempat yang dulu pernah diduduki ayahandanya Jacob Nuwa Wea. Andi Gani juga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Presiden Jokowi karena telah mendukung sejak Pilgub DKI Jakarta.

BACA JUGA: Surya Paloh: Terlalu Kecil Untuk Kecewa

Sayangnya, politisi PKB Ida Fauziah yang dipilih Presiden Jokowi untuk menempati posisi tersebut.

Dedi melihat pemilihan yang dilakukan Presiden Jokowi terhadap Ida Fauziah juga tidak pas. Karena, Ida sama sekali belum pernah mengurusi bidang ketenagakerjaan. 

Banyak serikat pekerja kurang yakin menteri ketenagakerjaan bisa membawa perubahan terhadap nasib buruh.

"Apalagi persoalan buruh saat ini begitu kompleks. Mulai dari revisi PP 78 Tahun 2015, tenaga kerja asing, masalah karyawan kontrak, dan outsourcing. Khawatir hubungan industrial malah justru akan memburuk," jelasnya.

Beredar kabar, sebenarnya Andi Gani juga ditawari posisi wakil menteri.

Namun, dia menolak jabatan tersebut karena posisi itu tidak memberikan peluang kewenangan besar dalam mengambil keputusan.

"Keduanya baik itu Adian maupun Andi Gani menolak dengan tegas saat Presiden Jokowi memintanya bergabung ke dalam kabinet. Sikap seperti ini sangat langka karena tidak mementingkan jabatan semata," ucapnya.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler