Relawan Jokowi Kecewa, Menteri Baru Dinilai Timbulkan Konflik

Rabu, 23 Oktober 2019 – 19:36 WIB
Prabowo Subianto (tengah) menjadi salah satu wajah baru di kabinet Jokowi. Foto: M. Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Gabungan tokoh-tokoh relawan Jokowi mengaku kecewa atas line up menteri-menteri di Kabinet Indonesia Maju yang baru dilantik hari ini, Rabu (23/10).

Pasalnya mereka menilai, beberapa menteri yang terpilih tidak turut berkeringat memenangkan Jokowi-Maruf Amin.

BACA JUGA: Relawan Jokowi Menolak Sejumlah Nama Calon Menteri, Siapa yang Salah?

Relawan Reinhard Taki mengungkapkan, ada beberapa menteri yang mendapatkan catatan kritis dari para relawan dan disinyalir bakal merongrong pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.

"Kami mendukung hak prerogatif Presiden Jokowi dalam memilih anggota kabinetnya. Tapi, kenapa yang tidak berkeringat dan lawan politik paling sengit di Pilpres lalu malah diangkat jadi pembantunya?," kata Taki di Jakarta.

BACA JUGA: Prabowo jadi Menteri, Susi Terpental, Relawan: Kami Sangat Kecewa

Ada beberapa menteri yang justru bakal jadi batu sandungan. Di antaranya, kata Taki, Menteri Agama, Menteri Pertahanan, Menteri Tenaga Kerja, Mendikbud, Kepala BKPM.

Taki menuturkan, Menteri Agama Fachrul Razi dipilih dari purnawirawan militer bukan ulama. Ini membuat berpotensi konflik kepentingan dalam agama. Lalu, Mendikbud Nadiem Makarim. 

BACA JUGA: Para Relawan Jokowi Khawatir Prabowo Subianto cs Jadi Musuh dalam Selimut

"Mendikbud kita ini (Nadiem-red) cocok kalau untuk potensi membangun startup. Namun, apakah bisa merencanakan pendidikan berkesinambungan terutama di daerah-daerah terpencil," ungkapnya.

Kemudian, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, yang dinilai yang belum terlihat pengalamannya, kemampuan dan prestasinya. 

Selanjutnya, ada Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziah. Dari sosoknya belum mengenal dunia tenaga kerja sehingga akan gamang nantinya dalam menjembatani kepentingan pengusaha dan kesejahteraan para buruh.

Terakhir, kata Taki, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Sosok militer yang masih punya dugaan kuat terlibat dalam korban hilang di masa Orde Baru.

"Apalagi semasa Pilpres, Prabowo tidak menunjukkan teladan kepemimpinan dan berbesar hati dalam menerima kekalahan. Sehingga sangat rentan masuknya Prabowo akan menimbulkan konflik-konflik yang akan memecah belah kabinet," jelasnya.

"Harusnya Presiden lebih memilih dan mempercayai pendukung setia menjadi anggota kabinet. Dibanding mengakomodasi kelompok yang jelas-jelas berseberangan dengan Jokowi," imbuh relawan lainnya, Yayong Waryono.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler