Sebaiknya Adian Napitupulu dan Erick Thohir Bertemu, Bila Mentok Menghadap Jokowi

Minggu, 26 Juli 2020 – 15:37 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Emrus Sihombing menyarankan agar politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu dan Menteri BUMN Erick Thohir melakukan pertemuan empat mata untuk menyelesaikan persoalan terkait komisaris dan direksi BUMN.

Namun, bila tidak ada jalan keluar sebaiknya keduanya bertemu di hadapan Presiden Jokowi.

BACA JUGA: Mufti Anam: Debat Panas Adian Vs Arya jadi Momentum Perkuat Transparansi BUMN

"Untuk itu selayaknya segera dilakukan perjumpaan empat mata antara Adian Napitupulu dan Erick Thohir untuk memperbincangakan dan mempertukarkan kepentingan. Jika ada jalan buntu di antara mereka berdua, penyelesaian selanjutnya dapat ditempuh melalui pertemuan antara Adian dan Erick di depan Presiden Joko Widodo," kata Emrus, Minggu (26/7).

Menurutnya, lewat pertemuan tersebut mereka bisa menyampaikan pikiran, gagasan dan tawaran sebagai bahan kompromi yang terbaik bagi para pihak yang dilandasi etika, moral, aturan dan UU yang berlaku dalam pengelolaan BUMN yang profesional dan independen.

BACA JUGA: Stafsus Erick Tohir: Bung Adian ini Lucu, Tidak Paham Budaya Korporasi

"Hasil pertemuan dalam bentuk solusi disampaikan kepada publik secara terbuka dan bersama oleh Adian dan Erick," katanya.

Direktur eksekutif EmrusCorner itu menjelaskan polemik di ruang publik, sebagaimana diberitakan di berbagai media tentang dugaan terjadinya titipan atau siapa menggendong siapa dalam proses rekrutmen komisaris dan direksi di BUMN-BUMN, sudah makin menghangat.

BACA JUGA: Bung Adian Napitupulu ini Banyak Blundernya

Menurut Emrus, dari aspek komunikasi politik, karena persoalan yang diurai sudah makin kompleks dan menyangkut ribuan komisaris dan direksi di BUMN, maka penyelesaian sudah tidak bisa lagi dilakukan lewat bermedia ruang publik.

Karena itu, Emrus menyarankan sebaiknya para pihak sementara waktu menahan diri agar tidak berwacana di ruang publik sembari merenung untuk lebih proaktif membuka kanal komunikasi antarpribadi di antara mereka.

Jika terus dipelihara komunikasi bermedia, maka terbuka peluang persoalan akan makin kusut, melebar dan meluas ke mana-mana.

"Pada gilirannya berpotensi menimbulkan kegaduhan di ruang publik di tengah kita menghadapi Covid-19," jelasnya.

Dia menyatakan penyelesaian polemik ini dari aspek konteks komunikasi harus melalui tatap muka secara langsung tanpa menggunakan media apa pun.

"Sebaliknya, jika atas dasar kapabilitas, profesionalitas dan integritas, mereka harus tetap pada posisinya untuk kemajuan BUMN empat tahun lebih ke depan," kata dia. (boy/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler