jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu mengatakan, kerusuhan 21-22 Mei lalu sulit disebut sebagai peristiwa yang terjadi secara spontan. Adian mengutarakan pandangannya berdasarkan berbagai pernyataan kepolisian serta pemberitaan berbagai media yang ada.
"Siapa pun juga tahu, bahwa tidak mudah menjaga stamina massa dalam kerusuhan yang berlangsung dalam durasi sangat lama dan tersebar di beberapa titik lokasi seperti di depan Bawaslu, Tanah Abang juga Slipi," ujar Adian di Jakarta, Senin (27/5).
BACA JUGA: Konon Mustofa Nahrawardaya Sedang Sakit Asam Urat, Darah Tinggi dan Diabetes
Meski demikian, Sekjen Perhimpunan Nasional Aktivis (Pena) 98 ini mengaku sedih. Rasa kemanusiaannya digugat oleh hati nurani karena massa yang tampak di berbagai pemberitaan dan video yang beredar, banyak di antaranya masih berusia belasan tahun, termasuk beberapa korban jiwa juga masih berusia muda.
Karena itu, kepolisian, kata Adian, perlu bergerak cepat. Ada banyak cara yang bisa dilakukan kepolisian untuk mengusut siapa dalang kerusuhan yang terjadi. Antara lain, melalui pengakuan ratusan orang yang ditangkap, bukti-bukti dari lapangan, rekaman video, rekaman CCTV, aliran dana, kendaraan pengangkut dan sebagainya. Dengan teknologi dan sumber daya yang dimiliki, Adian optimistis polisi mampu mengumpulkan semua bukti yang diperlukan.
BACA JUGA: Dukung Indonesia Damai, Alumni IPB Bantu TNI dan Polri di KPU
BACA JUGA: Koalisi Masyarakat Sipil Kritik Polri Menangani Kerusuhan 22 Mei
Adian juga menilai, dalam hal ini yang sulit bukan mengumpulkan bukti, melainkan keberanian kepolisian mengungkap siapa dalang sesungguhnya. Karena untuk mengungkap siapa dalangnya, dibutuhkan keberanian luar biasa.
BACA JUGA: PDIP Jadi Jawara di Pileg 2019, Begini Respons Pengamat
"Saya sangat berharap polisi memiliki keberanian mengungkap dalang kerusuhan tersebut. Pengungkapan sangat penting dan berharga bagi perjalanan bangsa ini ke depan, untuk mencegah berulangnya peristiwa yang sama di kemudian hari," ucapnya.
Anggota DPR ini mengatakan, kecepatan polisi mengungkap siapa dalang sesungguhnya menjadi sangat penting untuk mencegah spekulasi liar dan fitnah yang asal tuduh tanpa dasar, apalagi bila ditambah bumbu hoaks dari kepentingan politik.
"Cukup sudah misteri penembakan misterius, misteri pembunuhan Marsinah, misteri Udin Bernas, misteri 27 Juli 1996, misteri Tanjung Priok 1984, misteri penembakan mahasiswa Trisakti dan Semanggi. Cukup sudah misteri kerusuhan Mei 1998 yang tak pernah terungkap. Jangan tambah lagi bangsa ini dengan misteri-misteri baru," katanya.
BACA JUGA: YLBHI: Elite Politik Harus Bertanggung Jawab Atas Kerusuhan 22 Mei
Adian kemudian mengimbau seluruh lapisan masyarakat mendukung penuh kepolisian, agar tidak ada sedikit pun keraguan mengungkap siapa sesungguhnya dalang kerusuhan.
"Akhir kata, sebagai sesama manusia maka saya menyampaikan keprihatinan yang mendalam untuk semua rakyat yang menjadi korban. Saya juga mengecam keras siapa pun yang menjadi dalang kerusuhan itu," pungkas Adian. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Koalisi Masyarakat Sipil Kritik Polri Menangani Kerusuhan 22 Mei
Redaktur & Reporter : Ken Girsang