Adik Bupati Bangli Jadi Otak Pembunuhan Wartawan Radar Bali

Ditahan Bersama Enam Tersangka Lain

Senin, 25 Mei 2009 – 20:25 WIB
PEMBUNUH- Susrama, tersangka pembunuh AA Gde Bagus Narendra Prabangsa, wartawan Radar Bali (Jawa Pos Group) dibawa ke mobil tahanan. Foto: MIFTAHUDDIN/RADAR BALI
DENPASAR – Penantian selama tiga bulan akhirnya terjawabKapolda Bali Irjen Pol T.Ashikin Husein, membeberkan tujuh tersangka kasus pembunuhan AA Gde Bagus Narendra Prabangsa, wartawan Radar Bali (Jawa Pos Group).

Dari tujuh tersangka tersebut, seorang adalah adik Bupati Bangli I Nengah Arnawa

BACA JUGA: Dirut PLN Janji Telisik Pemasangan Listrik di NTT

Dia bernama Nyoman Susrama yang sehari-hari sebagai kontraktor di wilayahnya (Bangli)
Dalam kasus ini, Susrama disebut-sebut sebagai otaknya.(Tersangka lain lihat grafis).

Selain sebagai kontraktor, Susrama juga menjabat direktur Air Minum Sita serta pengawas proyek di Dinas Pendidikan Bangli

BACA JUGA: Pembunuh Jurnalis Radar Bali Ditangkap

Dia juga lolos melenggang ke DPRD Bangli dari PDIP pada pemilu legislatif April 2009 lalu.

Tersangka lainnya Komang Gede (KG) sebagai accounting proyek TK Internasional di Bangli, Nyoman Rencana (RC) anak buah Susrama, I Komang Gede Wardana alias Mangde (MG) juga anak buah Susrama, Dewa Gede Mulya Antara alias Dewa Sumbawa (DS) sopir Susrama
Sementara Endy (ED), bekerja sebagai sopir dan karyawan air minum SITA dan Jampes (JP), juga karyawan perusahaan air minum kemasan milik Susrama.

Dalam jumpa pers Senin (25/5), secara tegas Kapolda mengatakan bahwa Susrama adalah tersangka otak pembunuhan berencana (intellectueel dader) atau aktor intelektul pembunuhan sadis itu

BACA JUGA: Hiu Tutul Terdampar di Pantai Tondo

Untuk itu, yang bersangkutan dikirim ke ruang tahanan Brimob Polda BaliDia diangkut mobil Kijang Innova warna hitam nopol DK 1405 CT dengan pengawalan cukup ketat.

Disebut-sebut, ruang tahanan dengan pengamanan supermaksimum itu, pernah ditempati terpidana mati Amrozy Cs serta pentolan tokoh pemuda di Denpasar I Made Sutama alias MinggikKepindahan itu bertujuan agar tak ada penekanan dari otak tersangka kepada enam tersangka lain yang notabene anak buahnya.

Kapolda yang didampingi Dirreskrim Kombespol Wilmar Marpaung, Kalabfor Mabes Polri di Denpasar Kombespol Muhibin, Kabid Humas Kombespol Gde SugianyarBerikut dua pimpinan komando reskrim dalam satgas perburuan pembunuh Prabangsa yakni Kasat I Ditreskrim AKBP Akhmad Nurkwahid beserta koordinator lapangan tim buser Kanit I Ditreskrim Kompol Gde Adhi Mulyawarman.

Istri almarhum AA Gde Bagus Narendra Prabangsa, AA sabung Mas Prihantini dan dua anaknya AA Istri Sri Hartati Dewandari (14), dan AA Gde Candra Dwipa (12), juga ikut hadir dalam jumpa pers tersebut.

Kapolda menegaskan, penetapan tujuh tersangka sudah berdasar scientific crime investigationDengan menggunakan bantuan tim Labfor, tes DNA dan lainnya.

”Ini adalah pembunuhan berencana, sedangkan motifnya soal berita yang pernah diturunkan korban menyangkut penyimpangan proyek Disdik di Bangli,” kata jenderal dua bintang asal Aceh itu.

Memang, sebelum penetapan tersangka, awak Radar Bali sudah curiga tewasnya almarhum ada kaitannya dengan berita yang ditulis korbanSalah satunya berita almarhum soal penyimpangan proyek di DisdikSelain itu, ada lagi proyek di Dinas Kesehatan.

Untuk sementara para tersangka dikenakan pasal 338 KUHP joncto 340 KUHP dengan ancaman maksimal hukuman seumur hidup kurungan penjara dan hukuman mati.

”Pasalnya sementara kita melihat yang sudah pasti pembunuhan 338 dan masih kita kejar ke 340Dan kita meyakini pembunuhan berencana, ancamannya hukuman seumur hidup atau mati,” imbuhnya.

Soal jalannya eksekusi yang dilakoni para tersangka, Kapolda merinci yang diawali Susrama bertindak sebagai aktor intelektual pembunuhan berencana ituPada 11 Februari atau hari di mana korban awalnya hilang, meminta Komang Gde menjemput korban ke Taman Bali, Bangli sekitar pukul 14.00 Wita.

Kebetulan ketika itu korban ke Bangli untuk tujuan menghadiri telung bulanin (upacara tiga bulanan) salah satu anak kerabatnya di BangliEntah apa penyebabnya korban mau dijemput oleh pelakuIni yang masih diperdalam petugas.

Pastinya, Komang Gede, Rencana, dan Mangde dengan mengendarai mobil Honda LX mendatangi korban untuk selanjutnya membawa korban bertemu Susrama di kediamannya bilangan Banjar Petak, Bebalang, Bangli.

Singkat kata, mereka pun bertemuUntuk selanjutnya korban diringkus kawanan tersangka dengan jalan tangan korban dipitingSelanjutnya dibawa ke belakang rumahNah, saat itulah eksekusi berlangsungSusrama yang berada kurang lebih 4 meter dari korban memerintahkan Rencana dan Mangde menghabisi korban.

Rencana yang membawa balok kayu langsung memukulkan balok itu ke kepala korbanAlhasil, korban pun langsung ambrukTak sampai di situMangde pun ikut melayangkan jab pencabut nyawa ke arah korbanKorban pun terkapar tak berdayaUntuk selanjutnya, jasad korban sekitar pukul 21.30 Wita dibawa keluar rumah dengan mengendarai mobil Kijang warna hijau dan dibuang ke pelabuhan Padangbai.

Jasad korban ditemukan 16 Februari di perairan Teluk Bungsil, Pelabuhan PadangbaiSaat ditemukan, salah satu kuping korban lepas dan kepalanya melesek ke bawah serta otaknya menempel di lidahItu disebabkan pukulan balok kayu yang dilayangkan Rencana dan Mangde.

Lantas bagaimana peran tersangka lainnya? Mereka ikut membersihkan darah korban dengan jalan menyiram dengan pasir"Saat dibuang masih ada tanda kehidupan karena dalam paru-paru ditemukan pasir, mungkin ada pengambilan napas, teorinya seperti itu,” pungkas Kapolda(gup/RB)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Genjot Penyelidikan Korupsi di Tomohon


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler