Aduh! Harga Emas Tergelincir, tetapi

Selasa, 16 November 2021 – 06:44 WIB
Tekanan USD dan imbal hasil obligasi AS yang menguat membuat harga emas tergelincir sedikit pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Ilustrasi: Sultan Amanda/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Tekanan USD dan imbal hasil obligasi AS yang menguat membuat harga emas tergelincir sedikit pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB).

Pasalnya, banyak investor melakukan aksi ambil untung setelah harga emas mencetak kenaikan tujuh hari berturut-turut dan meningkat sekitar 2,8 persen pekan lalu.

BACA JUGA: Update Harga Emas Senin 15 November 2021, Naik atau Turun? Ini Daftarnya

Harga emas tersebut meruapakan kenaikan mingguan terbesar dalam enam bulan.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, merosot USD 1,9 atau 0,1 persen, menjadi ditutup pada USD 1.866,60 per ounce.

BACA JUGA: Masih Moncer, Harga Emas Diprediksi Terus Menguat hingga Sebegini

Akhir pekan lalu, Jumat (12/11), harga emas berjangka terdongkrak USD 4,6 atau 0,25 persen menjadi USD 1.868,50 per ounce, setelah melonjak USD 15,6 atau 0,84 persen menjadi USD 1.863,90 pada Kamis (11/11).

Analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff menyebut ada beberapa aksi ambil untung secara rutin oleh pedagang berjangka jangka pendek, tetapi dia memprediksi tren kenaikan emas masih ada.

BACA JUGA: Mantap Bun! Harga Emas Pecah Rekor, Tertinggi Sejak 5 Bulan Terakhir

Menurut dia, harga emas telah naik sekitar USD 100 selama tujuh sesi terakhir. Hal itu tercatat sebagai kenaikan beruntun terpanjang sejak Mei.

Harga emas naik didorong oleh nilai inflasi dan lonjakan harga-harga konsumen AS. Emas sebagai sebagai lindung makin kuat ketika bank-bank sentral utama mempertahankan sikap dovish mereka terhadap suku bunga.

Namun, Selasa pagi harga emas tertekan karena imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan, naik mendekati level tertinggi tiga minggu.

Di sisi lain, indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama naik 0,3 persen ke level tertinggi 16-bulan.

Emas juga berada di bawah tekanan tambahan ketika indeks kondisi bisnis manufaktur Empire State Fed New York naik 11,1 poin menjadi 30,9 pada November.

Analis Saxo Bank Ole Hansen memperingatkan jika harga emas gagal menembus di atas USD 1.870 hari ini, maka ada risiko yang dapat mendorongnya kembali ke area USD 1.830 per ounce hingga USD 1.835 per ounce.

"karena hal itu dapat mengecewakan beberapa investor," ujar Hansen. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler