jpnn.com - BANJARMASIN – Kasus balita gizi buruk di Kalimantan Selatan tak bisa dipandang sebelah mata.
Sepanjang 2015 lalu, sebanyak 155 kasus balita pengidap gizi buruk berhasil ditemukan.
BACA JUGA: Gimana Sih, Penerima KIP Kok Ada yang Sudah Menikah
Dari jumlah itu, sebanyak 16 penderita akhirnya meregang nyawa.
Jumlah itu meningkat dibandingkan 2014. Saat itu, hanya ada 144 kasus dengan jumlah yang meninggal delapan orang.
BACA JUGA: Menakutkan! Ini Jumlah Warga yang Mati Karena HIV-AIDS
Jika dilihat dari lima tahun terakhir, temuan pada 2015 merupakan yang paling tinggi.
Pada 2011, angka kasus hanya 132 dengan jumlah meninggal delapan orang.
BACA JUGA: Calon Istri Teriak ââ¬ÅKak, Sakiitââ¬Â, Pernikahan Tinggal Mimpi
Sedangkan pada 2012, kasus gizi buruk naik menjadi 137 dengan 12 orang yang meninggal.
Pada 2013, kasus kembali naik menjadi 139 dengan angka kematian mencapai 15 orang.
Pada 2014, meski angka kasus naik signifikan sebanyak 144, angka kematian turun menjadi delapan orang
Banjarmasin, Kotabaru dan Balangan menjadi daerah yang paling banyak penderita balita gizi buruk.
Di Banjarmasin, pada 2015 tadi ditemukan 54 kasus. Di Kotabaru sebanyak 31 dan di Balangan (27).
“Banjarbaru tahun tadi angka kasus nol. Ini yang perlu menjadi contoh daerah lain,” kata Kabid Promosi dan Sumber Daya Kesehatan Dinkes Provinsi Kalsel Sukamto sebagaimana dilansir laman Radar Banjarmasin, Minggu (13/11). (mof/ram/ema/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejam! Bom Dilemparkan saat Anak-anak Keluar dari Pintu Gereja
Redaktur : Tim Redaksi