jpnn.com, JAKARTA - Budayawan Ngatawi Al-Zastrow mengatakan agama dan budaya di Indonesia saling berkaitan erat.
“Dalam konteks kenusantaraan yang ada di Indonesia, budaya, tradisi dan seni itu menjadi alat untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama,” ujar pria yang biasa disapa Sastro itu, Jumat (13/4).
BACA JUGA: Lima Duta Besar Terpesona Gebyar Budaya Garut
Dia menambahkan, banyak hal yang membuat budaya menjadi alat menyampaikan agama.
“Pertama, supaya agama lebih mudah dipahami. Sebab, kalau pesan-pesan agama disampaikan dengan cara-cara Timur Tengah tentunya akan ada kesenjangan budaya. Sehingga akan kesulitan untuk memahami dan menerima pesan-pesan agama itu kalau metode Arab itu yang dipakai,” ujar Sastro.
BACA JUGA: Tri Handono, Diplomat Gamelan di Pittsburgh, Amerika Serikat
Kedua, penyampaian menggunakan budaya membuat wajah Islam menjadi menyenangkan kan kompatibel dengan tradisi lokal.
“Sebab, ada kesenjangan budaya kesannya kalau kita langsung pakai cara-cara metode Arab itu orang menjadi defence culture. Kesenjangan kultural inilah yang menyebabkan akhirnya ada defence culture. Nah untuk mengatasi adanya defence culture itu maka inilah kebudayaan yang menjadi Wasilah,” ujar mantan asisten pribadi Presiden RI keempat Abdulrahman Wahid (Gus Dur) ini.
Menurut dia, cara-cara seperti itu membuat orang menjadi tidak mudah tersulut emosi.
“Kita juga perlu marah, tetapi harus pada tempatnya. Kalau kita marah dan mengatasnamakan marah itu pada hal-hal yang sifatnya membesar-besarkan masalah, maka orang jadi mikir seperti masalah sedikit dibesar-besarkan yang akhirnya sama saja dengan mengerdilkan Islam itu sendiri,” ujar Sastro. (jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ragil