jpnn.com, KABUL - Seorang jurnalis tewas dalam serangan bom bunuh diri di gedung Pusat Budaya Syiah, Kabul, Afghanistan, Kamis (28/12).
Gedung itu memang tidak hanya dimanfaatkan untuk pusat budaya. Tapi, juga untuk masjid Syiah dan kantor media Afghan Voice.
BACA JUGA: Presiden Afghanistan Sebut ISIS Menyerang Islam
Sangat mungkin ISIS sebenarnya mau menyerang kantor media di lantai 2 itu. Selama ini media yang dimiliki Sayed Eissa Hussaini Mazari itu sangat pro-Iran yang mayoritas penduduknya pemeluk Syiah.
Kaca-kaca jendela di kantor mereka hampir seluruhnya pecah. ”Mazari adalah pendukung kuat Iran dan publikasi di medianya didominasi berita-berita dari Iran,” ujar Mohammad Asif Mesbah, anggota senior dewan ulama Syiah, seperti dilansir Associated Press.
BACA JUGA: ISIS Ledakkan Pusat Budaya Syiah, Bom Susulan Sasar Penolong
Kematian jurnalis Afghan Voice itu kian menunjukkan bahwa Afghanistan merupakan salah satu negara yang paling berbahaya bagi pekerja media. Posisinya kedua setelah Syria.
Afghan Journalists Safety Committee (AJSC) mengungkapkan bahwa serangan terhadap para pekerja media terus meningkat setiap tahun. Sepanjang 2017 ini ada 73 kasus. Itu naik 35 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
BACA JUGA: ISIS Temukan Rumah Baru di Negara Ini
”Jurnalis dan penduduk sipil terus menjadi target kelompok bersenjata,” ujar Direktur Amnesty International Wilayah Asia Selatan Biraj Parnaik. (sha/c10/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ocehan Soal Jilbab Dikecam, Presiden Afghanistan Minta Maaf
Redaktur & Reporter : Adil