Agung Nugroho, Usia 37 Tahun Sudah Profesor, Prestasinya Luar Biasa

Selasa, 29 Desember 2020 – 05:33 WIB
Prof. Agung Nugroho S.TP, M.Sc., Ph.D. Foto: ANTARA/Firman

jpnn.com, BANJARMASIN - Prof Agung Nugroho, S.TP, M.Sc., Ph.D yang usianya 37 tahun, saat ini menjadi guru besar termuda di Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Agung menjadi guru besar Fakultas Pertanian ULM memecahkan rekor Prof. Dr. Abdul Halim Barkatullah yang dikukuhkan sebagai guru besar termuda ULM pada bulan Juni 2019 ketika Dekan Fakultas Hukum ini berusia 42 tahun.

BACA JUGA: Guru Besar USU Ajak Masyarakat Peduli Tanah

Bersamaan dengan Agung, ada Prof. Meilana Dharma Putra dari Fakultas Teknik berusia 38 tahun yang juga dikukuhkan oleh Rektor ULM Prof. Dr. H. Sutarto Hadi.

Apa yang telah berhasil ditorehkan pria kelahiran Karanganyar, 19 Juli 1983, ini memang spesial.

BACA JUGA: Guru Besar UI: Pejabat Israel Salah Mengartikan Inisiatif Indonesia

Agung Nugroho loncat jabatan dari lektor langsung menjadi guru besar tanpa menduduki lektor kepala.

Persyaratan jumlah angka kredit dosen yang dimiliki Agung memang telah terpenuhi untuk dia dinobatkan sebagai profesor. Tercatat ada 60 publikasi artikel pada jurnal ilmiah yang telah dibuatnya.

BACA JUGA: Gus Yaqut Meresmikan Gerakan Wakaf Uang ASN, Respons Pak Tjahjo Seperti Ini

Kemudian empat paten sebagai hak kekayaan intelektual yang tercatat di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia juga diciptakannya dari hasil riset bidang pertanian.

Adapun empat paten tersebut, yaitu Proses Pembuatan Gula Semut Aren Warna Krem dan Rendah Karamel dengan Metode Wajan Terbuka (S00201910311), Formulasi Madu dengan Ekstrak Kaya Flavonoid dari Patikan Kebo (Euphorbia hirta) (S00201910513).

Dua lagi yakni Proses Pembuatan Ekstrak Kaya Flavonoid dari Simplisia Patikan Kebo (Euphorbia hirta) (S00201910512), serta Alat Pembuatan Gula Semut Jenis Golden Sugar (S00201910312).

Bagi Agung, menjadi guru besar merupakan anugerah. Namun, diakuinya bukanlah menjadi target khusus, melainkan telah menjadi skenario Tuhan.

Apalagi, loncat jabatan yang dicapainya adalah buah dari perjuangan panjang tanpa kelah menyerah.

"Tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita fokus pasti akan kita capai. Semoga ini menjadi motivasi bagi teman-teman yang lain karena mekanisme loncat jabatan sangat dimungkinkan asalkan bisa memenuhi seluruh aspek penilaian yang disyaratkan dalam kebijakan jabatan menjadi guru besar," tuturnya, Senin (28/12).

Agung merupakan anak dari petani pasangan H. Sartono dan Hj. Sri Purwanti. Ayahnya seorang penyuluh pertanian yang juga memiliki lahan sawah sendiri.

Alhasil, Agung sejak kecil ikut orang tuanya berladang membantu menanam, memanen, memasarkan ke pasar, dan sebagainya di Karanganyar, Jawa Tengah.

Meski begitu, diakui dia tidak ada cita-cita sebagai seorang petani. Namun, setelah lulus Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Karanganyar pada tahun 2001, Agung memutuskan kuliah Program Sarjana Departemen Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor, kemudian lulus pada tahun 2005.

"Jadi, saya telah tersesat di jalan yang benar. Karena Prodi Teknologi Industri Pertanian ternyata sangat bagus, proses pascapanen untuk meningkatkan nilai tambah dari produk yang harganya murah menjadi lebih tinggi dengan memanfaatkan teknologi," kata suami dari Yeprimar Risnawati itu.

Setelah bergelar sarjana, Agung yang sempat bekerja di System Analyst PT TPS Food Tbk. Solo kemudian bergabung di ULM sebagai dosen pada tahun 2006.

Status dosen ini ternyata makin motivasinya untuk mendalami ilmu pertanian. Dia lantas menempuh Program Master of Science, bidang Ilmu dan Teknologi Produk Alam, Sangji University, Korea Selatan lulus 2009.

Selanjutnya, Program Doctor of Philosophy, bidang Ilmu dan Teknologi Produk Alam di universitas yang sama hingga lulus tahun 2014.

Agung Nugroho menerima penghargaan The Most Excellence Graduate pada Wisuda Periode I Sangji University tahun 2014.

Kesempatan untuk terus menambah ilmu pun dilakukan Agung dengan menyelesaikan Program Profesi Insinyur, Pendidikan Profesi Insinyur, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat tahun 2018.

Wujud profesionalitas dan totalitasnya sebagai staf pengajar di ULM sebagai perguruan tinggi negeri terbaik di Pulau Kalimantan dengan akreditasi A tersebut, ayah dari Mufida Hana dan Aqila Ayumi ini menerima penghargaan Dosen Berprestasi II ULM tahun 2019.

Penghargaan lainnya, PATPI Award Winner (Terbaik 1) tahun 2019 oleh Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia di Bandung serta penghargaan The Excellent Presentation Award pada International Conference of Korea Association of Herbology JINR tahun 2018. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler