jpnn.com, JAKARTA - Panggung pertunjukan boneka, baik di dalam maupun di luar negeri pernah ‘dikuasai’ oleh pendongeng Agus DS.
Pemilik nama lengkap Agus Djafar Sodik kelahiran 4 Desember 1960 ini memang sudah malang melintang di panggung dongeng.
BACA JUGA: Pendongeng Larry Brandy Angkat Budaya Aborijin ke Anak Berbagai Bangsa
Dia menggunakan boneka sebagai media utama berkomunikasi dengan penonton.
Pengalaman Agus DS di panggung dongeng dengan media boneka ini ternyata lebih dari segudang. Butuh waktu panjang untuk mendengar, atau perlu berhalaman untuk membaca kisahnya.
BACA JUGA: Ratusan Pendongeng Hibur Korban Sinabung
Bagaimana tidak. Semenjak 1979, Kementerian Pendidikan di bawah kepemimpinan Daud Yusuf telah menobatkan Agus DS berturut-turut sebagai pendongeng terbaik se-Indonesia sampai 1985. Bahkan sampai dinyatakan tak boleh ikut lomba lagi.
Agus DS akhirnya beranjak ke tingkat Asia. Dimulai 1986 di Thailand, lalu 1988 di Jepang, 1993 di India, 1996 di Jepang lagi, sampai akhirnya Agus DS bermukim di Jepang beberapa tahun karena dikontrak sebagai pemain panggung boneka di salah satu team boneka Ohanashi Carafan Tsubasa yang dipunyai oleh satu keluarga Toshio dan Yumiko.
BACA JUGA: Mochamad Ariyo Farid Zidni, Pendongeng dari Bencana ke Bencana
Di sana dia mengantongi gelar sebagai Master Of The Storyteller karena juga mendalami Rakugo (Dongeng Tradisuonal Jepang).
“Wah pokoknya banyak deh pengalaman keliling ke banyak negara negara di Asia,” tutur Agus DS ketika memberi pelatihan mendongeng di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Bukit Duri Bercerita di kawasan Bukit Duri Tanjakan III/8 Jakarat Selatan, Jumat (4/6).
Agus DS juga selalu menghabiskan waktunya untuk keliling Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Dia sudah mengunjungi hampir semua daerah hanya untuk kunjungan mendongeng.
Di TBM Bukit Duri Bercerita yang didirikan oleh Safrudiningsih atau Kak Ning Nong ini, Agus DS sangat antusias membagi ilmunya kepada pendongeng yang lebih muda, yang tergabung dalam komunitas Kampung Dongeng Jakarta Selatan yaitu Kak Ning, Bunda Mini, Kak Rizal, Kak Dewinta, dan Kak Barir.
Selain membagi keterampilan mendongeng, Agus DS memberi sejumlah tips, bagaimana melatih suara yang bagus tanpa harus membuka mulut, tips merawat boneka, dan tips tampil di panggung.
Agus Djafar Sodik sudah 42 tahun lebih menjalani profesi sebagai pendongeng dan pemain boneka ventriloquist. Waktunya habis dibagi bagi untuk menjadi seorang motivator, guru dan praktisi anak-anak berkebutuhan khusus.
Selain itu, penggiat Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca juga sebagai tutor atau pelatih di bidang mendongeng dan pengolahan teknik suara perut dalam keahlian ventriloquist dan panggung boneka juga sebagai penulis.
Pria yang pernah meraih penghargaan dan diberi sebagai tokoh anak-anak nasional dan sebagai guru TK laki laki pertama di Indonesia oleh Presiden RI pada saat itu.
Selama 42 tahun lebih bukan waktu yang singkat namun masyarakat Indonesia masih saja mengenalnya sebagai pendongeng dan bahkan digelari oleh para pendongeng dan para ventriloquist sebagai legentnya.
Oleh karena itu, Agus DS tetap saja terus dicari untuk ditimba ilmunya dalam teknik mendongeng dan kemahirannya sebagai ventriloquist.
Kondisi Saat Ini
Dari pelatihan sehari di TBM Bukdur Bercerita, terlihat semangat Agus DS tidak pernah surut sekalipun dunia teknologi dan digital makin canggih.
Dia tetap semangat dan bahkan selalu kekurangan waktu untuk bisa memenuhi undangan dan panggilan mendongengnya. Belum lagi diminta untuk sebagai narasumber dan mengajar serta memberi seminar di beberapa kampus dan kesemuanya tentang ilmu dan teknik mendongeng dan Ventriloquist.
Bahkan diminta sebagai mentor di bidang komedian yang sedang tren sekarang yakni stand up komedi. Dan, walau tawaran untuk ke bidang entertainment lain Agus DS tetap bergeming. Sebab terlalu asyik menekuni dunianya sebagai pendongeng walau perkembangan dunia mendongeng atau perdongengan di Indonesia makin pesat.
Bagaimana tidak, Komuminitas Kampung Dongeng saja sudah merebak ke seluruh Indonesia dan lebih dari puluhan Kampung Dongeng yang tersebar di seluruh provinsi yang ada di Indonesia dan setidaknya tidak kurang dari 4.000 pendongeng yang tergabung di dalamnya. Dan, belum lagi yang tergabung di Forum Dongeng Indonesia, lalu Forum Dongeng Nasional. Ada lagi.
Rumah Dongeng, kemudian Dongeng Ceria dan sampai ke Republik Dongeng Indonesia, dan masih banyak lagi termasuk hampir semua perpustakaan, taman-taman bacaan sampai ke rumah-rumah buku dijalani oleh para pendongeng.
Jadi bisa disimpulkan di Indonesia pendongengnya sangat berlimpah ruah dan secara otomatis kegiatan-kegiatan mendongengnya selalu ada dan semangat.
Walau di bidang pertunjukan boneka (panggung boneka) nya boleh dibilang nyaris tak ada lagi seperti dulu di TVRI ada panggung boneka Pak Leo.
Saat itu, di TVRI-PPFN ada Panggung Boneka Si Unyil. Di TPI, ada film Boneka si Komo dan Serial Film Boneka Marionet Dede Iyan (Agus DS). Di SCTV Panggung Boneka Pak Victor dan Pesta Anak Kak Ria Enes - Boneka Suzan dan Agus DS boneka Dio.
Di RCTI menyusul Panggung Boneka Si Mbah dan di Indosiar Panggung Boneka si Timi (Agus DS) dan ada juga Panggung Boneka Adaptasi Jalan Sesama setelah itu tak pernah ada lagi.
Kagumi Agus DS
Para pendongeng muda yang mengikuti pelatihan sehari di TBM Bukdur bercerita bukan saja antusias, tetapi sangat takjub alias kagum pada rentang pengalaman dan perjalanan Agus DS yang mengabdikan dirinya di dunia dongeng puluhan tahun.
Pendiri TBM Bukdur Bercerita, Kak Ning Nong mengatakan dirinya ingin terus belajar dari master dongeng Agus DS yang memiliki pengalaman luar biasa di dalam dan di luar negeri.
“Luar biasa, makanya kita panggil Kak Agus DS ini ke sini untuk membagi ilmunya kepada kita,” kata Kak Ning Nong.
Peserta pelatihan yang lain juga mengamini. Mereka tidak berhenti di pelatihan sehari, tetapi ingin terus menimba ilmu mendongeng dari Agus DS. Rencana untuk pelaihan tengah dibahas lagi.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich